Connect with us

Music

Lebaran Haji, Wali Band Berkurban Sapi Limosin dan Kambing Premium

Published

on

FEM Indonesia – Perayaan Idul Adha kali ini, para personil Wali band sudah mendapatkan sapi jenis limosin seberat 1 ton untuk diqurbankan.

Berqurban dengan sapi limosin sudah jadi tradisi Wali sejak tahun 2012. Bersama tim Wali Care, mereka bahkan pernah sampai ke daerah di luar Jakarta untuk mencari sapi terbaik guna diqurbankan.

“Ini sudah tradisi Wali sejak 2012, kalau berqurban pasti sapi limosin dengan bobot satu ton. Kalau hewan qurban kambing, namanya kambing premium,” kata Faank, vokalis Wali band dilansir dari laman Nagaswara News, Senin (19/7/2021).

Pencarian sapi terbaik jenis limosin dengan bobot 1 ton kali ini akan dibagi Wali lewat sebuah tayangan di konten YouTube Wali TV. Dikomandoi oleh tim Wali Care, sapi limosin ditemukan di daerah Joglo, Jakarta Barat.

“Kandidat (sapi) sudah terpilih, saatnya akan diberikan nomer urut bahwa ini adalah sapi Wali band,” jelas Tri Wahyu Buwono dari tim Wali Care yang diberi kepercayaan oleh para personil Wali untuk mencari sapi qurban tahun ini.

Tak hanya berqurban atas nama masing-masing personilnya, setiap Idul Adha, Wali menggelar qurban bersama dengan nama Qurban Bareng Wali (QBW). Untuk agenda ini, Wali membuka kesempatan luas bagi siapa saja guna menjadi Mitra Ibadah mereka.

Hewan-hewan qurban, balk sapi atau kambing yang berhasil dikumpulkan lewat QBW itu akan disembelih secara bersamaan selepas sholat Idul Adha dengan dipimpin oleh ulama atau tokoh masyarakat di Kademangan, Kota Tangerang Selatan, tempat basecamp Wali.

“Untuk tahun ini, semangat QBW adalah semangat berbagi di tengah pandemi. Nah, bagi yang sudah mampu berqurban, yok mari berqurban dan berbagi qurbannya di Wali Care aja,” tandas Apoy, gitaris Wali.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Movie & TV

Film Perayaan Mati Rasa Melahirkan Band Midnight Serenade

Published

on

FEM Indonesia, Jakarta – Film terbaru Sinemaku Pictures sebentar lagi bisa disaksikan di bioskop-bioskop Indonesia. Berjudul Perayaan Mati Rasa, film ini mengetengahkan soal hubungan seorang anak muda bernama Ian Antono dengan orang-orang di sekitarnya. 

Selain isu soal keluarga, Perayaan Mati Rasa juga memiliki satu elemen yang menonjol, yaitu musik. Berbeda dengan sang sang adik yang berprofesi sebagai podcaster, karakter Ian adalah musisi yang berniat mengejar karier musik impiannya melalui band yang ia bentukbersama teman-temannya dengan nama Midnight Serenade. 

Sederet musisi muda, yang juga beberapa kali tampil di layar lebar, pun mengisi peran sebagai anggota band tersebut, selain Iqbaal Ramadhan sebagai Ian (bassist), ada Devano Danendra sebagai Ray Alvero (vokalis), Dul Jaelani sebagai Saka Wijaya (gitaris), dan Randy Danisthasebagai Dika Ardana (drummer).

Menurut Iqbaal, ide tentang Midnight Serenade ini lahir karena Umay ingin membuat film dengan memasukkan musik sebagai elemen penting dan bukan hanya sekadar menyanyikan soundtrack saja.

“Berawal dari keinginan Umay tersebut, aku mencoba memberikan referensi film-film indonesia di tahun 2000-an awal dengan band-band indie sebagai pengisi soundtrack-nya atau film yang memang memasukkan unsur musik sebagai bagian dari cerita, seperti Garasi. Dari situ, Umay yakin bahwa band di film ini memang harus berisikan musisi asli yang bisa membawakan lagu-lagu original Midnight Serenade nantinya.”

Dul menyebutkan bahwa ia mau bergabung dengan film panjang kelima Sinemaku Pictures ini karena tertarik dengan konsep yang dihadirkan. “Saat mendengar konsep band di film ini, aku langsung tertarik dan memutuskan untuk ikut sebagai salah satu pemain. Setelah workshop, rekaman, lalu mengisi bagian gitar, ternyata makin lama makin seru. Aku merasa bahwa inilah produksi sebuah film yang benar, yaitu berkarya untuk kepuasan jiwa, bukan memikirkan selera pasar. Energinya jadi terasa fresh dan kompleks.”

Melibatkan musisi asli untuk berakting sekaligus membentuk band di dalam sebuah film bisa dibilang jarang dilakukan di ranah perfilman lokal dan Randy melihat ini sebagai sebuah hal yang baru di masa sekarang. “Kita dulu pernah punya band yang lahir dari film, tapi setelah itu, tidak ada lagi. Menurutku, Midnight Serenade ini bisa dibilang emberikan penyegaran di tengah dunia musik Indonesia karena pada akhirnya ada lagi sebuah film dengan band fiktif yang bisa dibawa ke dunia nyata. Semoga nantinya hal ini bisa terus berlanjut jika memang jadwal semua anggotanya memungkinkan.”

Senada dengan Randy, Devano juga menyebutkan bahwa ide awal Midnight Serenade adalah menghadirkan anggota-anggota yang memang bisa bermain band. “Kami melakukan workshop yang intens, belajar chord lagu-lagunya, hingga cara bernyanyinya agar terlihat nyata saat divisualisasikan. Bukan hanya aktor yang bermain jadi anak band, tapi aslinya tidak bisa bermain musik dan hanya lip-sync.” Hal ini terbukti dari tiga single mereka yang sudah rilis dan bisa didengarkan di platform musik digital, Spotify, yaitu “Laut”, “Kosong”, dan “Sampai Jumpa”.

Senada dengan Devano, Iqbaal menyebut bahwa dia dan Umay sepakat untuk memakai musisi yang juga aktor untuk memainkan karakter-karakter di Midnight Serenade. Hal itu bukan tanpa alasan. “Menurut aku dan Umay, ada cara bermain musik, gestur, dan attitude di atas panggung yang membedakan seorang musisi asli dengan aktor yang memerankan musisi. Untuk mengurangi penampilan yang mungkin akan terlihat artificial, kami putuskan memilih aktor-aktor yang memang juga adalah musisi di dunia nyata.”

Berbicara soal hadirnya Midnight Serenade di Perayaan Mati Rasa, Dul melihat ini sebagai sebuah kesempatan bagus, terutama bagi music scene di Indonesia. 

“Menurutku, Midnight Serenade ini bisa jadi semacam perwakilan bagi anak-anak di luar sana yang memiliki semangat tinggi untuk bermain band. Semoga penampilan kami sebagai sekumpulan pemuda yang suka bermain musik dan berjuang untuk bisa mewujudkan hal itu akan memberikan semangat bagi anak-anak muda di luar sana untuk ngeband lagi.”

Lalu, apakah ke depannya Midnight Serenadeakan hadir sebagai band di dunia nyata?

Devano, Randy, Dul, dan Iqbaal sama-sama mengamini hal tersebut. 

“Sangat terbuka kemungkinan untuk Midnight Serenade berlanjut menjadi band asli. Mungkin, saat ini,kami akan tampil secara live di beberapa kota untuk keperluan promosi. Sementara, untuk ke depannya, tentu tergantung kepada jadwal masing-masing, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa Midnight Serenade akan kembali tampil memainkan lagu kami dimasa yang akan datang, bahkan setelah Perayaan Mati Rasa selesai tayang,” pungkas Iqbaal.

Midnight Serenade bisa ditonton sebagai bagian dari perjalanan hidup Ian Antono dalam ‘Perayaan Mati Rasa’ di bioskop mulai 29 Januari 2025.

Continue Reading

Music

Rayakan Ultah ke-65, Fariz RM Rilis Album “To Another Page A Compilation” : Ini Tantangan Amanah!

Published

on

FEM Indonesia, Jakarta – Masuki usia 65 tahun di 2025, penyanyu dan Musisi legendaris Indonesia, Fariz RM membuka dengan penuh sukacita melalui dua momen penting, Ghatering Birthday Party With KFFRM dan Launching Album bertajuk to Another Page A Compilation di ORIA Hotel, Jakarta Pusat, Sabtu (11/1/2025).

Dihadiri penggemar setianya dan komunitas Fariz RM, KFFRM, serta rekan musisi dan penyanyi kenamaan Burung Camar Vina Panduwinata. “To Another Page: A Compilation Fariz RM 2024” menjadi bagian dari perjalanan kreatif Fariz yang tak pernah berhenti berkarya. Fariz menyatakan kembali produktif di tahun ini dengan merilis tiga album. 

“Tahun 2025 ini saya akan merilis tiga album. Hari ini juga kita merayakan peluncuran album ini. Dan saya sangat bahagia hari ini baru dirayakan ulang tahun saya pada 5 Januari lalu,” ujar Fariz RM. 

Fariz menuturkan, dengan merilis album yang berkelanjutan di 2025 ini adalah menjadi sebuah tantangan tersendiri dalam berkarya. Ia merasa bahwa menjadi populer dari hasil karya-karyanya menjadi sebuah amanah besar dalam hidupnya. 

“Saya selalu ingin memberi karya saya ini ada isinya, ada bobotnya dari inspirasi inspirasi yang saya dapatkan dari manapun termasuk dari rekan rekan wartawan,” ungkap Fariz RM yang menjadi duta cacat mental dan kanker bagi masyarakat tak mampu.

Menjadi musisi sepanjang jaman, Fariz juga menegaskan bahwa dirinya juga selalu peduli untuk semua orang termasuk dalam karya karyanya yang selama ini bisa dinikmati oleh siapapun dan sukses.

Sementara itu, Andi Anita S Sutphin selaku perwakilan dari Liberty Productions yang mengorganisir acara mengungkapkan rasa syukurnya atas kepercayaan Fariz RM kepada mereka. “Kami berharap dengan terselenggaranya event ini, dapat menambah kepercayaan publik kepada Liberty Productions sebagai event organizer,” ujar Anita langsung live dari Amerika Serikat.

Dalam momen spesial tersebut, hadir penampilan dari Fariz RM & Anthology, yang terdiri dari musisi berbakat seperti Eddy Syakroni, Iwan Wiradz, Adi Dharmawan, Mike Alexander, dan Eugene Bounty. Mereka tampil menghibur para sahabat Fariz yang hadir dan membagikan kebahagiaan dalam atmosfer yang penuh semangat.

“Setiap tahun, kami menggelar apresiasi untuk Fariz. Kami merayakan kebersamaan sebagai apresiator dan penikmat karya beliau. KFFRM sendiri memiliki lebih dari 5000 anggota dan kami menunjukkan komitmen mereka dengan menyanyikan karya-karya Fariz RM,” kata Ketua KFFRM, Ari Kuncoro.

Dengan peluncuran album baru dan momen-momen berharga yang dibagikan, Fariz RM kata Ari akan terus menginspirasi generasi baru musisi dan penggemarnya di seluruh Indonesia. 

Tentang apa saja kharisma dan pesona album baru ini akan bisa kita dinikmati dalam format fisik (compct disc) dan Stream berbaagi platfom musik di berbagai belahan dunia. Penasaran?

Continue Reading

Music

Mahalini Rilis Lagu ‘Mencintaimu’ di Soundtrack Film ‘2nd Miracle in Cell No. 7’

Published

on

By

FEM Indonesia – Penyanyi cantik, Mahalini Raharja baru saja merilis lagu terbarunya berjudul “Mencintaimu.”  Lagu ini sekaligus menjadi soundtrack untuk film drama “2nd Miracle in Cell No. 7,” sekuel dari film pertamanya yang sukses besar.

Lagu “Mencintaimu” memunculkan kekuatan vokal Mahalini yang penuh emosi, berpadu dengan lirik mendalam yang mampu menyentuh hati siapa saja yang mendengarkannya. Tidak hanya menjadi pelengkap alur cerita film, lagu juga membawa pesan cinta dan pengorbanan yang menjadi tema utama dalam film tersebut.

Mahalini mengungkapkan bahwa dirinya akan hiatus dari industri musik untuk sementara waktu karena sedang mengandung anak pertamanya. Kabar ini disambut penuh sukacita oleh para penggemar dan rekan-rekannya di dunia hiburan.

“Waktu yang terasa singkat dan berat untuk memutuskan beristirahat sejenak dari indahnya suara yang selalu menyambutku, terima kasih semua,” tulis Mahalini.

Kabar hiatus ini tidak mengurangi antusiasme penggemar. Mereka tetap memberikan dukungan penuh untuk Mahalini, sekaligus menikmati lagu “Mencintaimu” sebagai karya terbaru sang penyanyi. Dengan pesan cinta dan pengorbanannya, lagu ini diharapkan dapat menemani para penggemar hingga Mahalini kembali ke dunia musik.

Jangan lewatkan kesempatan untuk mendengarkan “Mencintaimu,” yang kini sudah tersedia di berbagai platform musik digital. Saksikan juga film “2nd Miracle in Cell No. 7” untuk merasakan keajaiban cerita yang dipadukan dengan lagu emosional dari Mahalini.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Trending