Connect with us

Movie & TV

Tingkatkan Quality Time Saat Libur, CubMu Sajikan Ragam Tontonan Anak  

Published

on

FEM Indonesia – Berlibur tak sekedar pergi ke tempat wisata. Namun melihat tayangan yang menghibur di rumah bersama keluarga.Terlebih momen ini dapat meningkatkan quality time antara orang tua dan sang buah hati.

Adalah CubMu by Transvision yang menghadirkan ragam genre film Video on Demand (VOD) termasuk tayangan berkategori Anak dan kategori Mari Belajar serta Live TV Channel khusus anak-anak, yaitu Dunia Anak dan Cartoon TV.

Selain edukasi, tayangan tersebut juga dapat mengasah kreativitas dan pengetahuan si buah hati. Apalagi orangtua dan anak bisa menyaksikan program itu kapan serta dimana saja.

Hanya dengan harga langganan Rp11.900 perbulan, melalui website www.cubmu.com atau aplikasi CubMu yang dapat di-download di Appstore dan Playstore. [foto : dokumentasi/teks : denim]

Movie & TV

“Jembatan Shiratal Mustaqim”, Film Epik Balasan Binasa Pelaku Korupsi di Akhirat

Published

on

FEM Indonesia, Jakarta – Salah satu perubahan untuk memperbaiki diri lantaran terjerat kasus korupsi. Karena itu film Jembatan Shiratal Mustaqim dapat dijadikan sebagai media muhasabah bagi pelaku korupsi. Begitu harapan selebritas Angelina Sondakh, usai nonton bareng di salah satu bioskop di Jakarta Selatan belum lama ini.

“Mudah-mudahan film ini tervisualisasikan dengan baik dan sesungguhnya ketakutan atas Jembatan Shiratal Mustaqim inilah, yang membuat saya harus memperbaiki diri, mendekatkan diri pada agama dan alhamdulillah,” ujarnya.

Selain itu, fim buatan Dee Company yang disutradarai Bounty Umbara ini juga dapat membuka mata semua pihak agar tidak terjerat tindakan korupsi.

“Film ini harusnya membuka mata hati bukan hanya untuk pejabat tapi juga masyarakat luas. Korupsi mungkin memberi kesenangan sementara tapi pada akhirnya akan berbalik ke kita. Semoga pesan film ini bisa sampai ke seluruh pelosok negeri,” tambahnya.

Pasalnya, kata janda almarhum Adjie Massaid, jika terbukti melakukan korupsi maka waktu kebersamaan dengan orang-orang tercinta bakal hilang sehingga momen penting pun terlewat tanpa dapat diulang.

“Putusan saya 12 tahun penjara, salah satunya adalah menghukum atau memberikan hukuman yang tinggi agar ada efek jera dan Indonesia diharapkan bebas korupsi. Tapi 10 tahun saya menjalani masa pidana di dalam penjara, ada sedikit kesedihan, karena ternyata korupsi bukan makin sedikit namun malah makin banyak, makin masif dan threatnya itu luar biasa, seakan-akan masyarakat kita permisif aksi-aksi korupsi. Mungkin ketutup dengan hedon, dengan gaya hidup dan lupa bahwa nantinya akan ada Shiratal Mustaqim,” urainya.

Sementara produser Jembatan Shiratal Mustaqim, Dheeraj Kalwani mengatakan bila film tersebut bukan sekedar horor semata namun pula horor mengenai keadilan.

“Di dunia, koruptor bisa sembunyi di balik jabatan tapi di akhirat tidak ada lobi, tidak ada kompromi. Semua dosa akan terbuka,” terangnya.

Film yang menyajikan kisah tentang keadilan Tuhan atas perbuatan manusia, khususnya para koruptor yang selama hidupnya menumpuk kekayaan dengan merampas hak public ini tampil apik lantaran menvisualisasikan dengan CGI yang dikerjakan selama satu tahun penuh. Juga menggambarkan perjalanan para koruptor di Padang Mahsyar yang harus melewati Jembatan Shiratal Mustaqim dengan api neraka mengintai di bawahnya.

Hadir pula pemeran pendukung lain film yang siap tayang 9 Oktober 2025 ini antara lain Imelda Therrine, Agus Kuncoro, Raihan Khan, Mike Lucock, Rory Ashari dan Eduward Manalu. [foto : dokumentasi/teks : denim]

Continue Reading

Movie & TV

Lembaga Sensor Film Ajak Mahasiswa UNAS Jakarta Lakukan Sensor Mandiri

Published

on

FEM Indonesia, Jakarta – Komitmen Lembaga Sensor Film atau LSF untuk menggaungkan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri (GN BSM) yakni gerakan memilah dan memilih tontonan sesuai dengan klasifikasi usia terus digenjot terutama pada kalangan mahasiswa melalui kampanye LSF Goes to Campus.

Terbaru, kampus Universitas Nasional Jakarta (UNAS) menjadi tujuan sosialiasi GN BSM. Di depan lebih kurang 1.200 mahasiswa baru,  Ketua LSF RI, Dr. Naswardi, M.M, M.E mengatakan menyampaikan LSF untuk melindungi masyarakat dari dampak buruk film dan iklan film yang saat ini sedang mengalami kenaikan produksi film secara signifikan.

“LSF berkomitmen untuk melindungi masyarakat dari dampak buruk film dan iklan film yang ada di masyarakat. LSF juga konsisten melakukan sosialisasi tentang penggolongan usia yang dapat dijadikan panduan bagi penton film untuk memilih film yang akan ditonton sehingga menjadi tontonan yang aman dan berkualitas,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Ketua Sub Komisi Sosialisasi LSF RI, Titin Setiawati, S.IP, M.IKom menyatakan masyarakat selayaknya mengetahui penggolongan usia sehingga menjadi pertimbangan dalam memilih film yang akan ditonton.

“Penggolongan usia film adalah hal yang harus diketahui oleh masyarakat untuk dijadikan panduan dalam menentukan film yang akan ditonton. Dengan mengikuti penggolongan usia yang telah ditetapkan oleh LSF, film yang akan ditonton akan menjadi film yang sesuai dengan penonton dan memiliki kontribusi positif sesuai dengan tingkat kedewasaan penonton,” terang mantan wartawan infotainmen ini.

Dalam LSF Goes to Campus tersebut hadir pula penulis scenario film Jangan Panggil Mama Kafir, Lina Nurmalina, sutradara film Yakin Nikah, Pritagita, pelakon Tubagus Ali dan Ben Jeffye serta pedangdut, Hari Putra. [foto : dokumentasi/teks : denim]

Continue Reading

Movie & TV

Jakarta Film Week 2025 Resmi Dibuka: Membakar Semangat Sinema Lewat Tema “REIGNITE”

Published

on

FEM Indonesia, Jakarta – Festival film tahunan berskala internasional, Jakarta Film Week (JFW) 2025, resmi diluncurkan dalam konferensi pers di CGV FX Sudirman, Jakarta. Memasuki tahun kelima penyelenggaraan, Jakarta Film Week membawa tema “REIGNITE”—sebuah ajakan untuk menyalakan kembali semangat, kreativitas, dan kolaborasi dalam dunia sinema Indonesia yang tengah bertumbuh pesat.

Direktur Festival, Rina Damayanti, menjelaskan bahwa tema REIGNITE menjadi refleksi dari komitmen Jakarta Film Week dalam menciptakan ruang temu antara film, penonton, dan pelaku industri. Festival ini diharapkan menjadi katalis lahirnya karya-karya baru, ide-ide segar, dan jembatan kolaborasi internasional.

“Jakarta Film Week berkomitmen terus menyalakan kreativitas lewat talenta muda, membawa cerita-cerita baru dengan perspektif segar, serta membuka peluang untuk tumbuh di panggung global,” ujar Rina.

Dari Jakarta ke Dunia: Perkembangan Signifikan dalam Lima Tahun

Sejak pertama kali digelar pada 2021, JFW mencatat pertumbuhan signifikan:

Jumlah film meningkat hampir 55%

Negara asal film bertambah

Jumlah penonton melonjak lebih dari 250%, mencapai lebih dari 170.000 pada tahun 2024 (daring & luring).
Tahun ini, JFW memperkuat posisinya sebagai festival film internasional dengan dukungan berbagai institusi, termasuk Kementerian Kebudayaan RI melalui Program Manajemen Talenta Nasional (MTN) Seni Budaya.

Film Pembuka dan Penutup: Kolaborasi Internasional dan Premiere Nasional

Festival akan dibuka oleh film “The Fox King” (2025), karya sutradara asal Malaysia Woo Ming Jin, dibintangi aktris Indonesia Dian Sastrowardoyo. Film ini sebelumnya tayang perdana di Toronto International Film Festival (TIFF) dan merupakan kolaborasi produksi Malaysia–Indonesia, dengan produser Indonesia Yulia Evina Bhara.

Penutupan festival akan menghadirkan film Indonesia terbaru, “Dopamine” karya Teddy Suryatmaja, yang dibintangi Shenina Cinnamon dan Angga Yunanda. Film ini akan tayang perdana secara eksklusif di Jakarta Film Week.

Ragam Program Kompetisi dan Non-Kompetisi

Jakarta Film Week 2025 menyuguhkan beragam kategori kompetisi:

Global Feature (film panjang internasional)

Global Short (film pendek internasional)

Global Animation

Direction Award (film panjang Indonesia)

Jakarta Film Fund (kompetisi ide cerita, pendanaan, dan produksi film pendek)

Tahun ini, Jakarta Film Fund merilis tiga film pendek karya sineas muda Jakarta:

Amelia, Amelia – Daphne (Rekata Studio)

Duka Cita – Fritz Widjaja (Turu Tangi Studio)

Salon Gue Aje – Tahlia Salima Motik (Illusory Films & Benteng Air Production)


Selain itu, berbagai program non-kompetisi seperti Emergency Broadcast, Herstory, Fantasea, Classique, serta kolaborasi tematik dengan festival dan lembaga internasional ikut memperkaya sajian film. Program spesial lainnya termasuk Refleksi 20 Tahun Reza Rahadian dan program anak Fun Cican.

Afrika Hadir untuk Pertama Kalinya

Manager Program Jakarta Film Week, Novi Hanabi, mengungkapkan bahwa tahun ini festival mencatat pencapaian baru dengan hadirnya film-film dari benua Afrika untuk pertama kalinya.

“Kami melihat minat yang tinggi terhadap film animasi, genre, dan karya yang ramah keluarga. Ini menjadi bagian dari upaya kami mewujudkan festival yang inklusif dan mudah diakses oleh publik luas,” jelas Novi.


JFWNET–Industry Program: Jembatan Talenta Lokal ke Dunia

Sebagai bagian dari program paralel, JFWNET–Industry Program kembali hadir dengan dukungan MTN Seni Budaya. Fokus utamanya adalah memperkuat kapasitas talenta film nasional, memperluas jejaring profesional, dan mendorong kolaborasi lintas negara.

Program industri ini mencakup:

Producers Lab

Pitching Forum

MTN Lab

Masterclass (Directing & Music Scoring)

Producers Network

Industry Talks (tema: Co-production, Film Festival, Film Genre)

Festival Meeting

Talents Hub – forum bagi emerging filmmakers Indonesia dan mancanegara.
Ahmad Mahendra, Dirjen Kebudayaan Kementerian Kebudayaan RI menyatakan bahwa program ini selaras dengan strategi nasional dalam membangun ekosistem seni budaya yang berkelanjutan.

Claresta Taufan Didaulat sebagai Festival Ambassador

Aktris muda Claresta Taufan resmi diumumkan sebagai Festival Ambassador Jakarta Film Week 2025. Setelah mencuri perhatian lewat film Ronggeng Kematian dan Badarawuhi di Desa Penari, Claresta tahun ini juga membintangi film Maryam: Janji dan Jiwa yang Terikat serta Pangku, film debut Reza Rahadian yang berkompetisi di Busan International Film Festival (BIFF) 2025.

Claresta baru saja meraih penghargaan Rising Star Award dari Marie Claire Asia Star Award di BIFF 2025.

“Aku sangat menantikan Jakarta Film Week 2025. Ini festival yang harus dimanfaatkan semaksimal mungkin oleh pecinta film dan pelaku industri,” ujar Claresta antusias.


Jadwal & Lokasi Penyelenggaraan

🗓 Tanggal: 22–26 Oktober 2025
📍 Lokasi:

CGV Grand Indonesia

CGV FX Sudirman

Taman Ismail Marzuki

Hotel Mercure Cikini

Galeri Indonesia Kaya
💻 Tayangan Daring: Platform VIDIO


🎟 Tiket tersedia mulai 13 Oktober 2025 di TIX.ID atau secara langsung (on-the-spot)

📲 Informasi lengkap:
Website: www.jakartafilmweek.com
Instagram: @jakartafilmweek

Jakarta Film Week 2025 bukan sekadar festival, tetapi momen selebrasi sinema Indonesia yang kian mendunia.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Trending