Connect with us

Ragam

Edukasi Pernikahan, Kehamilan sampai Merasakan Sensasi Kontraksi di Instalasi Seni Positif Journey  

Published

on

FEM Indonesia – Setiap pasangan yang ingin memiliki anak, sebaiknya direncanakan lebih dahulu. Mulai awal kehamilan sampai kelahiran. Hal tersebut supaya buah hati terhindar dari gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak atau disebut stunting.

Berdasarkan hal ini, sebuah instalasi seni Positif Journey digelar di Mall of Indonesia sejak 25 Agustus sampai 24 September. Berkolaborasi dengan Haluu World, Positif Journey tersebut menawarkan pengalaman seru menyusuri perencanaan kehidupan pernikahan yang bahagia dan sehat melalui 11 ruangan instalasi seni yang berbeda-beda.

Para pengunjung diajak untuk merasakan momen-momen penting mulai dari momen pernikahan, perencanaan keluarga hingga pada akhirnya memiliki buah hati sebagai bentuk edukasi bagi masyarakat.

“Melalui pameran seni Positif Journey, Sensitif dan Haluu World ingin mengajak para pasangan muda untuk mempersiapkan proses kehamilan yang sehat bagi ibu dan anak. Karena kami yakin konsep ini dapat membantu siapapun yang tengah merencanakan pernikahan, membayangkan dan merasakan momen-momen bahagia saat menjalani kehidupan berumah tangga,” terang CEO PT Danpac Pharma, Yoevan Wiraatmaja.

Sebab itu, Yoevan berharap semua instalasi yang ada di Positif Journey dapat bermanfaat dan memberikn momen bahagia bagi para pengunjung.

Sementara CoFounder dari Haluu World, Norine Wibowo mengatakan pameran seni Positif Journey yang dihadirkan oleh brand alat uji kehamilan, Sensitif dari PT Danpac Pharma, merupakan platform yang menarik bagi masyarakat, terutama pasangan yang baru atau akan merencanakan pernikahan.

“Jadi para pengunjung tidak hanya menikmati instalasi seni yang unik, tetapi juga merasakan tiap proses yang akan dilalui saat mereka menjalani kehidupan pernikahan mereka nanti,” ujarnya.

Diketahui, Positif Journey yang dibangun di area seluas 1194,32 meter persegi tersebut dimulai dengan ruangan tunnel seolah baru merasakan suasana pernikahan dengan sedikit sentuhan dekorasi bunga. Setelah itu akan menemui instalasi Just Married dimana ada instalasi yang paling viral, ‘bed of roses’ dengan teks ‘Just Married’. Di sini, instalasi lampu yang bergantian gelap dan terang. Saat kondisi gelap, akan muncul kalimat-kalimat seputar pertanyaan umum netizen untuk pasangan suami-istri

Setelah itu, melanjutkan perjalanan ke ruangan lainnya seperti Family Planning, Fertile Period disertai penjelasan mengenai cara menghitung masa subur, Ovarium Ready, Insemination, Pregnancy, Give Birth hingga mengakhiri perjalanan di ruang Menstruation.

Malah secara khusus di ruang Insemination, pengunjung akan diibaratkan sebagai sperma yang sedang berlomba-lomba menuju sel telur yang siap dibuahi namun menemui rintangan-rintangan berupa giant ball mencapai sel telur.

Yang menarik, usai melewati 11 ruangan instalasi seni, di sebuah ruangan, pengunjung, terutama kaum pria dapat menikmati pengalaman bagaimana wanita sedang mengalami datang bulan dari hari pertama sampai selesai. Bahkan merasakan kontraksi.

Yuk, datangi Positif Journey dan rasakan pengalaman yang tidak terupakan. [foto/teks : denim]

NASIONAL

200 Kg Plastik Kemasan Wings Group jadi Karya Instalasi di Jakarta Architecture Festival 2023

Published

on

FEM IndonesiaYayasan WINGS Peduli berkolaborasi dengan Matra Studio, Mortier, dan Universitas Multimedia Nusantara memanfaatkan limbah plastik menjadi karya instalasi, yang akan dipamerkan di Jakarta Architecture Festival 2023 oleh Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Jakarta. 

Dalam kolaborasi ini, sejumlah 200 kg plastik kemasan bahan baku produk WINGS Group, disulap menjadi karya instalasi bertajuk Plasti(c)ity Tree. Nantinya, masyarakat Jakarta dapat menikmati karya ini selama 17 sampai 30 September 2023. 

Kolaborasi ini merupakan komitmen #WINGSPeduliLingkungan dengan memberikan nilai lebih terhadap limbah plastik, agar tidak langsung berakhir ke pembuangan akhir.

Perwakilan Yayasan WINGS Peduli, Sheila Kansil, mengatakan bahwa kolaborasi ini merupakan inisiatif untuk meningkatkan siklus hidup plastik dengan cara kreatif.

“Kami selalu berusaha memaksimalkan pengelolaan limbah dari kegiatan bisnis WINGS Group melalui berbagai inisiatif dan upaya kolaboratif, untuk memperkecil dampaknya ke lingkungan. Kolaborasi yang terwujud dalam Plasti(c)ity Tree ini merupakan upaya memperpanjang siklus hidup plastik menjadi karya seni kontemporer berupa instalasi menarik, sehingga plastik bekas kemasan ini dapat dinikmati banyak orang dengan wujud dan makna yang baru,” kata Sheila Kansil

dalam keterangan siaran persnya, Senin (18/9).

Plasti(c)ity Tree merupakan karya instalasi yang menggambarkan transisi perpindahan Ibu kota dari Jakarta menuju Ibu Kota Nusantara (IKN) di masa mendatang. Layaknya pohon, Jakarta sebagai landasan IKN juga akan terus tumbuh dan menyesuaikan diri menghadapi berbagai tantangan pembangunan dan sosial. 

Kemampuan beradaptasi ini dimetaforakan pada sifat plastisitas material, plasticity, yang dapat berubah bentuk dan fungsi, tanpa mengalami kerusakan. Oleh karenanya, karya instalasi Plasti(c)ity Tree ini memanfaatkan limbah plastik sebagai gerakan ramah lingkungan, sekaligus sarana edukasi berkelanjutan yang dapat dinikmati masyarakat umum.

Rizki Siregar dari Matra Studio mengapresiasi inisiatif Yayasan WINGS Peduli yang telah mendukung karya utama di pagelaran Jakarta Architecture Festival 2023. “Kolaborasi ini terwujud dari kesamaan nilai yang kami miliki, dimana kelestarian lingkungan menjadi salah satu landasan kami untuk berkarya dan memberikan inspirasi untuk para penikmat seni,” ujar Rizki Siregar.

Karya instalasi Plasti(c)ity Tree ini dapat ditemukan di Jakarta Architecture Festival 2023, yang akan diselenggarakan di Lobby Utama Thamrin Nine, Jakarta Pusat. Dalam acara ini, pengunjung juga dapat menikmati konferensi, diskusi yang memberikan berbagai sudut pandang, pemutaran film menarik, tur kota yang penuh pengetahuan, dan pameran yang menginspirasi. 

Proses pemadatan plastik (pressing) bersama Mortier, organisasi yang mengolah sampah menjadi furniture, hingga proses pembuatannya menjadi Plasti(c)ity Tree oleh puluhan tangan mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara, juga akan ditayangkan dalam bentuk video bersama mini Plasti(c)ity Tree, di Space8 at Astha UG Floor, tanggal 22-26 September 2023.

Selain mengolah sampah kemasan plastik melalui kolaborasi strategis, Yayasan WINGS Peduli juga secara konsisten melakukan program untuk melestarikan lingkungan. Seperti aksi bersih sungai dan kali, pembuatan TPS, peresmian Bank Sampah, hingga kampanye #PilahDariSekarang, yang masih berlangsung hingga saat ini. 

Berbagai upaya ini merupakan komitmen Yayasan WINGS Peduli untuk lingkungan yang sejalan dengan filosofi perusahaan bahwa the good things in life should be accessible for all.

Continue Reading

Ragam

Bermisi Didik Masyarakat Tentang Dunia Perdagingan, Meatguy Steakhouse Siap Lebarkan Sayap di Jakarta dan Bali  

Published

on

FEM Indonesia – Ragam rencana siap dijalankan kendati baru berusia 1 tahun. Terlebih keberadaannya saat ini menjadi salah satu destinasi yang menawarkan pengalaman kuliner yang tak terlupakan. Adalah Meatguy Steakhouse, sebuah restoran yang mempunyai komitmen dan misi mendidik masyarakat mengenai dunia perdagingan, mulai dari pemilihan daging sampai layanan yang luar biasa.

“Selain kualitas daging yang dipilihnya secara hati-hati, metode memasak yang tepat, faktor manusia juga sangat penting. Oleh karena itu, saya telah membentuk tim yang solid, penuh dedikasi dan melatih mereka untuk mampu berinteraksi dengan tamu dengan penuh kehangatan serta memberikan pengalaman luar biasa,” papar owner Meatguy Steakhouse, Dimas Ramadhan Pangesty atau Dimsthemeatguy, kala dijumpai di Jalan Maleo JA-1 No.1, Bintaro, Sektor 9, Tangerang Selatan, Sabtu (16/9).

Diteruskan, Meatguy Steakhouse tidak hanya memanjakan lidah dengan steak berkualitas tinggi namun juga menghadirkan pengalaman eksklusif dengan menghadirkan daging dari berbagai belahan dunia, seperti Jepang, Amerika, Australia, Korea, Brazil dan masih banyak lagi termasuk daging langka Snow Wagyu A5 dan Olive Wagyu A5.

Oleh sebab itu, lanjut Dimas, Meatguy Steakhouse pun siap melebarkan sayap dengan membuka cabang tak hanya di Indonesia namun juga di mancanegara. Apalagi, ditekankan, bahwa Meatguy Steakhouse bukan restoran fine dining melainkan experience dining, yang menawarkan pengalaman berbeda dalam menikmati hidangan steak.

“Jadi, saat ini tengah dalam tahap pembangunan di SCBD, baru di Bali. Setelah itu kami berencana membuka cabang di negara-negara tetangga seperti Singapura dan Australia. Bahkan akan melanjutkan ekspansi dengan membuka tiga cabang tambahan di berbagai belahan dunia,” kata laki-laki yang juga content creator ini.

Sementara itu, sebagai perayaan ulang tahun pertama Meatguy Steakhouse menghadirkan kue Meat Tower. Kue yang terdiri dari pelbagai jenis daging yang disajikan dengan cara unik dan menggoda ini dinamakan The Hanging Tomahawk.

“Dagingnya diasapi sambil digantung selama 2 jam sehingga menciptakan proses masak yang istimewa dan penyajian yang spektakuler. The Hanging Tomahawk dikenal karena rasa yang begitu khas, dengan rasa yang smoky, juicy, tende dan kaya akan rasa. Karena kelezatannya, menu ini telah terjual ribuan porsi selama setahun ini,” terang Dimas didampingi Manager Meatguy Steakhouse Budi dan Chef Yudi.

Skedar diketahui, Meatguy Steakhouse merupakan restoran bagi penikmat steak premium level highclass. Hal tersebut karena daging yang disajikan berkualitas import pilihan serta ditunjang dengan metode pemasakan daging yang tepat. Menu yang ditawarkan dibandrol mulai dari Rp 250.000 per 100 gram. Bagi yang tertarik serta ingin menikmati pengalaman kuliner yang tak terlupakan dapat melakukan reservasi melalui situs web resmi, www.meatguy.id. [foto : musa/teks : denim] 

Continue Reading

Ragam

Mudahkan Atur Berolahraga dengan Fitur Ini

Published

on

FEM Indonesia – Tak dipungkiri ragam produk, terutama berkaitan dengan olahraga, semakin canggih. Pun dengan fitur yang disertakan. Pasalnya fitur-fitur yang dibenamkan membantu dalam menjaga kebugaran pengguna.

Semisal fitur Body Battery yang didukung Firstbeat Analytics pada smartwacth Garmin hanya membutuhkan waktu sekitar 5-7 hari untuk mempelajari tubuh dan kebiasaan pengguna sehingga jam tangan lebih mengenal pengguna dan memberikan data yang akurat.

Bahkan, seperti dalam rilis yang diterima redaksi, body battery dapat membantu mengatur kapan dan berapa lama olahraga dapat dilakukan, serta mendorong istirahat yang cukup untuk menghadapi aktivitas atau hari-hari sibuk yang akan datang.

Tak hanya itu, pengguna juga dapat menentukan waktu yang tepat untuk berolahraga dengan menu latihan yang lebih banyak, kapan tubuh siap menjalankan aktivitas berat serta mengetahui waktunya tubuh membutuhkan istirahat. Fitur ini sendiri sudah dapat ditemukan di ragam model jam tangan pintar Garmin. [foto : dokumentasi/teks : denim]

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Trending