Connect with us

Movie & TV

Tayang Hari kedua Lebaran, Film “Siksa Kubur” Tembus Raih 2 Juta Penonton!

Published

on

FEM Indonesia – Film horor versi baru, Siksa Kubur mengumumkan resmi tembus meraih angka 2 juta penonton pada Rabu (17/4). Angka tersebht datang setelah film horor terbaru garapan sutradara Joko Anwar tayang tujuh hari sejak lebaran hari kefua pada 11 April 2024.

Dalam pengumuman di media sosial, Rabu (17/4) sore, pihak studio Come and See Pictures dan Rapi Films mengungkapkan Siksa Kubur mendapatkan 2.003.981 fan kini merangkak ke angka 2.280.739 dan masih terus bertambah.

Angka terbaru tersebut juga muncul di lama akun X sutradara Joko Anwar yang menuai banyak ucapan selamat atas raihan angka 2 jutaan penonton.

Siksa Kubur mengisahkan perjalanan Sita (Faradina Mufti) yang mencari pembenaran eksistensi agama setelah kedua orang tuanya meninggal dunia karena aksi teror. Sita dibantu oleh kakaknya, Adil (Reza Rahadian) yang bekerja sebagai pengurus jenazah.

Niat Sita muncul bukan hanya karena kekecewaan orang tuanya yang meninggal dunia oleh aksi orang yang mengaku berjihad atas nama agama, tetapi juga pengalaman buruk yang dialami oleh Adil.

Siksa Kubur ditulis, digarap, dan disunting sendiri oleh Joko Anwar. Film yang sangat tidak direkomendasikan untuk penonton remaja apalagi anak-anak ini juga diangkat dari film pendeknya sendiri yang bertajuk sama pada 2012.

Film untuk penonton Dewasa di atas 17 tahun ini dibintangi sederet bintang cemerlang seperti, Faradina Mufti, Reza Rahadian, Slamet Rahardjo, dan Christine Hakim dan banyak lagi. Selamat!

Movie & TV

Diproduseri Prilly Latuconsina, Film “Temurun” ungkap Pesugihan Iblis Bawa Bencana Keluarga!

Published

on

FEM Indonesia – Melalui official trailer, Film horor Termurun yang menyeramkan, akan mengetahui apa yang mengancam sepasang adik-kakak Dewi dan Sena yang hidup dalam keluarga pengusaha produksi daging.

Setelah meninggalnya sang ibu akibat kelalaian Sena (Bryan Domani), adik-kakak bernama Dewi (Yasamin Jasem) dan Sena dijemput oleh sang ayah untuk tinggal bersamanya di kota dan mewariskan perusahaan produksi daging milik keluarga. 

Tiba di rumah tersebut, Dewi dan Sena dikenalkan kepada nenek kandung mereka, Gayatri (Jajang C. Noer). Keduanya juga diberikan pekerjaan, Sena pada bagian produksi daging dan Dewi pada bagian administrasi.

Dewi menemukan sedikit kenyamanan di nenek Gayatri, sedangkan Sena terus berusaha untuk mendapatkan kasih sayang ayahnya. Namun akibat menemukan tanda-tanda pesugihan iblis, Sena mencoba mengajak Dewi kabur tapi Dewi menolak karena dibutakan oleh kehidupan barunya. 

Hingga akhirnya Dewi terperangkap dan ternyata ia dipersiapkan untuk ritual keluarganya sebagai wadah baru iblis yang ada di dalam nenek Gayatri. Apa yang akan terjadi pada Dewi dan Sena? Apakah keluarganya akan mendatangkan bahagia, atau bencana?

Film horor “Temurun” disutradarai oleh perempuan sutradara muda Inarah Syarafina. Ini sekaligus menjadi debut penyutradaraan film panjangnya. Film ini diproduseri oleh Umay Shahab, serta Prilly Latuconsina dan Yahni Damayanti menjadi produser eksekutif.

Dibintangi oleh Yasamin Jasem, Bryan Domani, Jajang C. Noer, Kiki Narendra, Mian Tiara, Nagra Pakusadewo, dan Karina Suwandi, film horor “Temurun” merupakan film horor perdana dari Sinemaku Pictures setelah sukses dengan dua film drama mereka yang mendapat predikat blockbuster, “Kukira Kau Rumah” dan “Ketika Berhenti di Sini.”

“Temurun” sekaligus menandai kerja sama kedua kalinya Bryan Domani dengan Sinemaku Pictures. Sebelumnya, ia berperan di film “Ketika Berhenti di Sini.” “Temurun” juga menjadi pengalaman pertama Bryan Domani sebagai bintang utama film horor. Sementara itu, bagi Yasamin Jasem, ini merupakan kerja sama pertamanya dengan rumah produksi yang mendapat piala Pemenang Film Terfavorit Pilihan Penonton FFI 2023.

Inarah Syarafina mengungkapkan, bekerja sama dengan para aktor muda dan juga aktor senior memberinya pengalaman dalam debut penyutradaraannya. Ia berharap penonton Indonesia bisa menikmati suguhan segar dari film horor yang memiliki kedekatan dengan masyarakat Indonesia.

“Sebagai sutradara muda dan “Temurun” menjadi film panjang debutku, saya merasa senang karena di film “Temurun” semuanya sangat membantu. Kerja kolaborasi dengan seluruh departemen kru dan aktor di film ini membuktikan bahwa industri film kita juga berjalan dengan baik lewat kesempatan dan ruang yang diberikan pada anak-anak muda,” kata kata sutradara film horor “Temurun” Inarah Syarafina.

“Melalui official poster dan trailer, semoga penonton akan semakin penasaran dan ketika tayang pada 30 Mei 2024 di bioskop, masyarakat bisa ramai-ramai menyaksikan film horor “Temurun.” Di Sinemaku Pictures, kami percaya kekuatan dan energi dari para talenta muda, dengan meramu cerita yang dekat dengan masyarakat, dan kami ingin selalu mendorong keragaman genre dan subgenre di industri perfilman Indonesia,” tambah produser eksekutif film horor “Temurun” Prilly Latuconsina.

Sementara Bryan Domani mengungkapkan antusiasmenya berperan di film horor “Temurun” yang memberinya dimensi baru dalam pemeranan. Beradu peran dengan Yasamin Jasem dan para aktor lain, serta disutradarai oleh Inarah Syarafina, menurutnya film horor “Temurun” akan memberikan warna baru bagi perfilman Indonesia.

“Kembali bermain di film yang diproduksi Sinemaku Pictures dan kali ini bermain di film horor, memberikan saya dimensi baru dalam keaktoran. Karakter Sena yang dihadapkan pada situasi yang mengancam nyawa dan keluarga yang memiliki rahasia masa lalu yang tak terungkap, membuat saya harus mendalami peran yang kompleks,” kata Bryan Domani.

“Bagiku, film horor “Temurun” akan memberikan warna baru di genre horor Indonesia. Latar belakang keluarga pengusaha produksi daging dan wujud yang meneror di film ini menjadi eksplorasi penceritaan yang terasa dekat dengan yang banyak terjadi di masyarakat kita,” tandas Yasamin Jasem.

Continue Reading

Movie & TV

Bawakan Original Soundtrack Film “Ipar Adalah Maut”, Lyodra ungkap ‘Tak Selalu Memiliki’

Published

on

FEM Indonesia – MD Music bersama Universal Music Indonesia mengumumkan akan merilis lagu berjudul ‘Tak Selalu Memiliki’ yang dibawakan oleh Lyodra, penyanyi berbakat Indonesia jebolan ajang pencarian bakat di Indonesia. 

Sederet lagunya juga sangat populer di kalangan pendengar musik Indonesia, bahkan sudah menembus 8 M ++ monthly listeners di salah satu streaming platform. Berbeda dari karya sebelumnya, kini Lyodra akan membawakan lagu yang akan menjadi original soundtrack film “Ipar Adalah Maut” produksi MD Pictures yang kisahnya viral di TikTok.

‘Tak Selalu Memiliki’ ditulis oleh musisi kenamaan yang telah melahirkan karya-karya terbaik Indonesia, Yovie Widianto.  “Senang sekali diberi kesempatan oleh pak Manoj dan pak Iman untuk menuangkan gambaran lewat lagu terhadap Ipar Adalah Maut. Terlebih, ceritanya juga sangat menyentuh,” ujar Yovie Widianto. 

Ia juga menyampaikan bahwa ‘Tak Selalu Memiliki’ disiapkan secara khusus untuk Lyodra. Oleh karena itu, kesatuan harmoni antara komposisi piano, orkestrasi, serta suara Lyodra menjadi pendukung yang sangat optimal dan berkesan untuk filmnya. 

“Saya rasa Lyodra berhasil membawakan ‘Tak Selalu Memiliki’ dengan excellent. Aransemen yang sangat konseptual mengikuti dramatisasi dari kisah “Ipar Adalah Maut” yang mengesankan menjadikan ini suatu kolaborasi yanggrande,” papar sang komposer. 

Harapannya, film “Ipar Adalah Maut” bersama musiknya ini bisa meninggalkan jejak dan kenangan bagi penikmat seni Indonesia. “Pastinya, terima kasih juga untuk semua antusias yang diberikan oleh teman-teman, dan tentunya terima kasih untuk Universal Music Indonesia, MD Pictures, MD Films, dan MD Music. Semoga karya ini jadi salah satu karya yang memorable untuk kalian,” papar Yovie Widianto. 

Manoj Punjabi, CEO & Founder MD Entertainment dan produser film “Ipar Adalah Maut” menyampaikan, “Sangatexcited sekali untuk mengumumkan secara resmi, Yovie Widianto dan Lyodra menjadi pengisi original soundtrack film Ipar Adalah Maut. Respons penggemar di media sosial sangat luar biasa, ini merupakan kolaborasi yang sudah ditunggu-tunggu oleh masyarakat sejak kami mengumumkan produksi film Ipar Adalah Maut. Lirik dan melodi dari lagu “Tak Selalu Memiliki” sangat tepat menggambarkan dinamika emosi dari karakter dan film Ipar Adalah Maut. Akan banyak kejutan lain yang kami siapkan untuk film Ipar Adalah Maut. Nantikan segera tayang di bioskop seluruh Indonesia.”

“Pertama aku merasa senang sekali sekaligus bangga karena bisa dipercaya untuk menyanyikan soundtrack untuk salah satu film yang paling ditunggu-tunggu saat ini. Apalagi lagu ini dibuat khusus oleh Yovie Widianto dengan aransemen orkestra yang megah dan lirik yang menyentuh. Menurut aku lagu ini benar-benar menggambarkan film Ipar Adalah Maut itu sendiri” ujar Lyodra. Tidak hanya itu Lyodra juga berharap lagu ini dapat diterima oleh masyarakat indonesia. “Semoga setiap mendengarkan lagu ini bisa langsung teringat juga dengan film “Ipar Adalah Maut,“ ungkap Lyodra.

“Ipar Adalah Maut” merupakan film garapan MD Pictures, an MD Entertainment Company yang diadaptasi dari kisah nyata yang viral di TikTok. Sketsa cerita “Ipar Adalah Maut” populer dibawakan Eliza Syifa di platform tersebut. Disutradarai oleh Hanung Bramantyo, film ini bercerita tentang kisah cinta Nisa (Michelle Ziudith) yang datang tak pernah bisa ditebak. Dipinang oleh dosen muda dari kampusnya, Aris (Deva Mahenra), laki-laki cerdas yang punya pesona luar biasa. 

Pernikahan mereka bagai pernikahan negeri dongeng, sempurna, apalagi dengan kelahiran putri mereka, Raya. Sayangnya, seperti juga cinta masalah datang tanpa diduga. Ibu Nisa tiba-tiba menitipkan putri keduanya, Rani (Davina Karamoy), untuk tinggal bersama Aris dan Nisa. 

Selengkapnya, kisah mereka akan segera tayang di bioskop seluruh Indonesia.

‘Tak Selalu Memiliki’ sudah dirilis dan bisa dinikmati di berbagai platform musik bersamaan dengan official music video-nya pada 26 April 2024.

Continue Reading

Movie & TV

Dinakhodai Ario Bayu dan Prilly Latuconsina, Festival Film Indonesia 2024, Digelar!

Published

on

FEM Indonesia – Komite FFI periode 2024–2026 yang baru saja terpilih dan diketuai Ario Bayu mengumumkan tema perhelatan Festival Film Indonesia (FFI) 2024. Tema yang diusung untuk FFI 2024 adalah “Merandai Cakrawala Sinema Indonesia”.

Melalui tema “Merandai Cakrawala Sinema Indonesia,” FFI 2024 diharapkan menjadi ruang yang terus menghidupkan kolaborasi berlandaskan semangat kesetaraan dalam membangun ekosistem perfilman Indonesia yang kreatif, inovatif, inklusif, dan produktif. Cakrawala sinema Indonesia terus-menerus meluas sebagai buah dari pergulatan insan film maupun perkembangan lingkungan global yang melingkupinya. 

Dengan demikian, perjalanan merandai (menjelajahi) cakrawala sinema Indonesia demi meraih kesempurnaan dan keunggulan itu mesti dibingkai oleh upaya menangguk kearifan masa lalu, memeluk masa kini, dan membentuk masa depan.

Komite FFI 2024–2026 juga berkomitmen untuk mendorong proses kolaborasi sehingga dapat menemukan peluang dan potensi baru di industri film Indonesia. Kolaborasi menjadi jiwa dan landasan utama dari FFI 2024 dan kunci untuk meningkatkan industri film Indonesia di mata dunia.

“Sinema Indonesia tak pernah berhenti pada titik tertentu, alih-alih terus menjelajahi kekayaan tematik, batas-batas artistik, dan kepelikan teknis yang ditawarkan oleh teknologi. Inilah sesungguhnya yang menjadi cakrawala atau horizon sinema Indonesia sekaligus konteks bagi mekarnya ekosistem perfilman Indonesia. Melalui tema “Merandai Cakrawala Sinema Indonesia” Komite ingin FFI 2024 menggerakkan arah sinema ke depan, sekaligus belajar dari sejarah masa lalu sinema kita, dan terbuka dengan semua kemungkinan potensi baru dalam perkembangannya saat ini,” kata Ketua Komite FFI 2024–2026 Ario Bayu.

Pada penyelenggaraan FFI 2024, sistem penjurian ‘hibrid’ yang mengombinasikan penilaian kuantitatif (lewat pemungutan suara) dan penilaian kualitatif (lewat diskusi) akan dipertahankan. Sistem penjurian ini cukup komprehensif, representatif, dan partisipatif yang melewati sejumlah tahapan mulai dari tahap rekomendasi oleh asosiasi profesi perfilman, tahap nominasi oleh Akademi Citra (insan film peraih Piala Citra) hingga tahap penentuan pemenang oleh Dewan Juri Akhir yang merepresentasikan profesional/pembuat film dan mereka yang menjadi bagian dari ekosistem perfilman dengan beragam latar profesi. 

Publik juga akan terlibat yang difasilitasi oleh teknologi internet untuk mengungkapkan preferensinya terhadap film Indonesia.

“Dengan demikian, sistem penjurian yang melibatkan asosiasi profesi dan Akademi Citra tersebut menjunjung prinsip demokrasi dan penghormatan terhadap profesionalisme serta dedikasi para insan film. Sementara itu, peran Dewan Juri Akhir dalam penentuan pemenang menempatkan film sebagai produk budaya yang dinilai secara kualitatif. Sedangkan keterlibatan publik bisa menumbuhkan partisipasi serta perluasan apresiasi terhadap film Indonesia,” ujar Ketua Bidang Penjurian FFI 2024–2026 Budi Irawanto. 

Lebih lanjut, Budi menekankan, “Sistem penjurian menjadi bagian dari upaya bersama untuk semakin memperkuat ekosistem perfilman kita agar lebih solid dan padu.” Anggota Dewan Juri Akhir akan dipilih oleh Komite FFI 2024–2026 berdasarkan masukan dari asosiasi-asosiasi profesi perfilman. 

Dalam peluncuran FFI 2024, sekaligus diperkenalkan kepengurusan baru Komite FFI periode 2024–2026, yang diketuai oleh Ario Bayu. Komite FFI 2024–2026 adalah Ario Bayu (Ketua Komite), Prilly Latuconsina (Ketua Pelaksana), Budi Irawanto (Ketua Bidang Penjurian), Mandy Marahimin (Ketua Sekretariat), Gita Fara (Ketua Bidang Keuangan dan Pengembangan Usaha), Pradetya Novitri (Ketua Bidang Acara), Nazira C. Noer (Ketua Humas Acara), dan Michael Ratnadwijanti (Ketua Humas Penjurian). Bidang-bidang di kepanitiaan diisi oleh para profesional yang memiliki rekam jejak dan capaian pada profesinya masing-masing yang masih berkaitan erat dengan dunia film.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Trending