FEM Indonesia, Jakarta – Menurut PBB, kaum perempuan membentuk 80% orang yang terlantar karena perubahan iklim. Peran perempuan juga dianggap sebagai pengasuh utama dan penyedia makanan, membuat mereka lebih rentan terhadap perubahan iklim.

Menyadari hal tersebut, Eurekawomen sebuah pusat komunitas pemberdayaan perempuan yang memiliki misi agar perempuan bisa mandiri berdaya serta saling menginspirasi satu sama lainnya, mengadakan nonton bareng, “The Last Breath”, sebuah film dokumenter yang diproduseri oleh LSM Satya Bumi, WALHI Sumut dan Green Justice Indonesia.

Nobar yang diikuti diskusi digelar dalam rangka merayakan Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 dan merayakan Hari Orang Utan Sedunia 2023. 

“Dengan menonton film ini, kami yakin makin banyak perempuan memahami pentingnya peranannya dalam menjaga keanekaragaman hayati termasuk peran untuk mengedukasi dan melakukan advokasi, tidak hanya berkutat pada urusan domestik semata,” kata Myrna Soeryo selaku Founder dan Direktur Utama dari Eurekawomen, di Tree Angelo Coffee, kawasan Karet Kuningan, Jakarta Selatan, Jum’at (18/8/2023).

Owner A+ ini juga menambahkan, bahwa perempuan juga memiliki peran yang sangat krusial dalam keluarganya untuk mengedukasi keluarga dan lingkungan terdekatnya mengenai pentingnya menjaga lingkungan hidup.

Menurut hasil sensus penduduk tahun 2020, jumlah penduduk perempuan Indonesia sebanyak 133,54 juta orang atau 49,42 persen dari total penduduk Indonesia. Dengan jumlah yang besar, tentunya perempuan bisa menjadi agen perubahan untuk sekitarnya, termasuk untuk pengelolaan sumber daya alam maupun lingkungan hidup.

Menurut hasil sensus penduduk tahun 2020, jumlah penduduk perempuan Indonesia sebanyak 133,54 juta orang atau 49,42 persen dari total penduduk Indonesia. Dengan jumlah yang besar, tentunya perempuan bisa menjadi agen perubahan untuk sekitarnya, termasuk untuk pengelolaan sumber daya alam maupun lingkungan hidup.

Sementara kata Kristofer Alexander sebagai pendidik dan pemerhati isu perempuan dan anak dalam acara yang sama menyatakan peran perempuan sangatlah dekat dengan banyak masalah pencemaran lingkungan seperti sampah rumah tangga.

Aisah Syabaniati, Direktur usaha eco-living sekaligus finalis Eurekawomen Self-Positivity yang turut hadir dalam diskusi, menambahkan, perempuan harus didorong untuk berani bersuara mengangkat isu-isu lingkungan hidup.