Music
Jihan Romandha Raih Golden Tiket Dangdut Academy 7 Indosiar Usai Berjuang Keras!

FEM Indonesia, Jakarta – Perjuangan keras dan doa tulus akhirnya mengantarkan Jihan Romandha (17), remaja asal Limbanang, Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat, meraih Golden Tiket dalam ajang pencarian bakat Dangdut Academy 7 (D’Academy 7) yang digelar Indosiar.
Jihan tampil memukau di hadapan tiga juri ternama, yaitu Soimah Pancawati, Dewi Persik, dan Wika Salim, dengan membawakan lagu “Ditikam Asmara”. Ketiganya memberikan penilaian positif, bahkan Soimah secara terang-terangan mengaku kagum dengan teknik rallentando (rall) yang dikuasai Jihan, yakni teknik memperlambat tempo lagu secara bertahap.
“Terus terang saya terpukau dengan rall-nya. Kelebihan Jihan di nada tinggi, suaranya bagus, bening, dan bersih. Saya suka,” kata Soimah yang disambut anggukan Dewi Persik dan Wika Salim.

Kisah Haru di Balik Panggung
Sebelum tampil, Jihan sempat mengungkap kisah hidupnya yang mengundang haru. Sejak kecil, ia belum pernah bertemu ayah kandungnya. Kini ia tinggal bersama sang nenek, Asi Adrianti (65), yang sehari-hari berjualan nasi goreng di kantin sekolah dekat rumah mereka.
Melalui sambungan video call, Indosiar juga menghadirkan sang nenek yang menyampaikan kebanggaannya. Asi menuturkan bahwa Jihan sudah suka bernyanyi sejak kelas 2 SD dan memiliki cita-cita tampil di panggung besar bersama Soimah dan Dewi Persik. Harapan itu kini terwujud.
“Terima kasih nenek sudah menjaga Jihan. Kalau tidak ada nenek, nggak tahu Jihan tinggal sama siapa,” ucap Jihan sambil menangis haru.
Perjalanan Penuh Perjuangan
Perjalanan Jihan menuju panggung besar Indosiar bukan perkara mudah. Untuk mengikuti audisi awal di Prabumulih, Sumatera Selatan, Jihan dan neneknya harus menempuh perjalanan sejauh 765 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 19 jam menggunakan bus.
Tidak hanya itu, mereka juga harus menghadapi cibiran dari sebagian tetangga yang meragukan impian Jihan. Namun dengan tekad kuat dan dukungan dari sang nenek, Jihan berhasil membuktikan kemampuannya.
Jihan bukanlah sosok asing di dunia tarik suara. Sebelumnya, ia sudah beberapa kali menjuarai lomba nyanyi tingkat daerah, di antaranya juara umum lagu dangdut dan lagu Melayu di Kota Batam, serta juara 1 lomba lagu Minang di Sumatera Barat. Darah seni Jihan diduga mengalir dari kakeknya (dari pihak ayah), yang merupakan keturunan Pakistan.
Selain bermimpi menjadi penyanyi profesional, Jihan juga ingin menjadi pengusaha untuk mengangkat derajat keluarganya. “Saya ingin mengangkat harkat dan martabat keluarga. Saya ingin kami bisa keluar dari kondisi saat ini,” ujar Jihan penuh semangat. Dukungan pun mengalir dari berbagai pihak, termasuk dari sekolahnya, SMA Negeri 1 Suliki, serta Ikatan Alumni SMA Limbanang (IASMAL) Jabodetabek, dan Bupati 50 Kota, Safni Sikumbang.
Keberhasilan Jihan meraih Golden Tiket menambah panjang daftar talenta dangdut asal Sumatera Barat yang bersinar lewat ajang pencarian bakat di Indosiar, seperti Rahmadonal M. Iqhbal (juara LIDA 4), Rana Safira (peserta LIDA 2020), dan Arif LIDA (juara 3 LIDA 1).
FEM Travel
RAN, Efek Rumah Kaca dan Lomba Sihir, Siap “Pecahkan” CL Music Fest 2025

FEM Indonesia, Jakarta – Tiada hari tanpa musik. Demikian kalimat yang sering didengar seiring dengan banyaknya pertunjukan aksi musisi di pelbagai tempat, semisal Mal Ciputra Jakarta.
Adalah CL MUSIC FEST 2025 yang berlangsung 10 hingga 13 Juli 2025 di di Center Court lantai Lower Ground. Segudang musisi ternama dengan genre musik pop, rock alternative sampai musik tradisional hadir meramaikan event di dalam pusat perbelanjaan di Jakarta Barat ini.
Dari rilis yang diterima redaksi, keramaian tiga hari tersebut akan diisi oleh RAN, Efek Rumah Kaca, Lomba Sihir dan grup musik indie Indonesia lain.
Menurut General Manager Mal Ciputra Jakarta, Ferry Irianto, CL MUSIC FEST 2025 dapat menjadi daya tarik utama bagi para pengunjung yang ingin menikmati hiburan berkualitas sambil berbelanja.
“Kami percaya bahwa musik memiliki kekuatan untuk menyatukan, melalui CL MUSIC FEST 2025 kami ingin membangun kenangan indah bersama dan menjadikan Mal Ciputra Jakarta sebagai wadah berkumpulnya para pecinta musik dan budaya, sekaligus mendukung perkembangan industri musik di Indonesia,” ujar Ferry.
CL MUSIC FEST 2025 dibuka dengan pertunjukan musik kolintang dari komunitas Sanggar Bapontar Manado pada 10 Juli lalu dan menjadi daya tarik tersendiri yang memberikan warna dan nuansa budaya Minahasa yang kental di tengah keramaian musik modern.
Sementara aksi Efek rumah Kaca pada 11 Juli, Lomba Sihir 12 Juli serta RAN hadir pada hari penutupan, 13 Juli. Selain itu musisi indie lainnya juga ikut meramaikan event ini antara lain SHADEN LOUTH, THE SOULFUL, 2+1 BAND, grup music kampus seperti UKM UKRIDA, UKM BINUS serta penampilan grup musik lain dari SONY artist.
Ferry berharap melalui event CL MUSIC FEST 2025 ini juga menjadi kesempatan untuk memperkenalkan produk dan layanan para tenant Mal Ciputra Jakarta kepada para pengunjung. “Bersama, kita menciptakan pengalaman berbelanja dan memanfaatkan momentum untuk kesuksesan bersama,” imbuhnya. [foto : dokumentasi/teks : denim]
Music
“Keriaan Beji” Depok Siap Digelar, Perpaduan Budaya Lokal, Hiburan dan UMKM

FEM Depok — Warga Depok Jawa Barat dan sekitarnya bersiaplah untuk menyambut hajatan budaya dan hiburan terbesar di wilayah Beji! Keriaan Beji, sebuah festival yang pertama kali digelar, akan berlangsung pada Sabtu, 12 Juli 2025 di Lapangan Jawa, Beji.
Acara ini akan menghadirkan kolaborasi spektakuler antara seni budaya lokal dan hiburan musik dari sejumlah bintang tamu.
Koordinator acara, Agung Yulianto Prayitno, menyampaikan bahwa Keriaan Beji dirancang untuk mengangkat nilai-nilai budaya Betawi-Depok, sekaligus menjadi ruang temu dan silaturahmi bagi masyarakat dari berbagai kalangan.
“InsyaAllah pekan ini kami akan melaksanakan Keriaan Beji. Acara dimulai pukul 07.00 WIB hingga 23.30 WIB, dengan berbagai special performance dan guest star yang siap menghibur pengunjung,” ujar Agung saat ditemui di sela persiapan acara, Kamis (10/07).
Panggung hiburan akan dimeriahkan oleh sejumlah nama populer seperti Band Plat Merah, Kelang Keling Klopo, D’Nice, Ipank Horehore, dan Raskrim Choya. Mereka akan tampil membawakan hiburan musik sepanjang hari hingga malam.
Namun bukan hanya musik yang ditawarkan. Keriaan Beji juga mengusung kekayaan budaya lokal melalui berbagai pertunjukan khas seperti gambang kromong, rebut dandang, tarian tradisional, hingga prosesi besanan Betawi. Ada pula lomba fashion show yang akan memeriahkan suasana dengan nuansa kreatif dan kekinian.
“Kami juga ingin melestarikan dan memperkenalkan budaya Betawi-Depok melalui kegiatan yang menghibur namun sarat nilai. Ini sekaligus bentuk partisipasi warga dalam menjaga identitas kultural daerah,” jelas Agung.
Tidak ketinggalan, panitia telah menyiapkan berbagai doorprize dan hadiah menarik untuk para pengunjung yang hadir. Semua rangkaian kegiatan ini terbuka untuk umum dan dapat dinikmati secara gratis.
Dengan tema “Budaya Nyatu, Keriaan Seru!”, Keriaan Beji diharapkan menjadi agenda tahunan yang memperkuat identitas budaya lokal sekaligus menjadi ruang hiburan rakyat yang inklusif.
Music
GIGI Ajak ‘Menari-nari’ di Single Terbaru, Pembuka Album Forever In The Air

FEM Indonesia – Grup musik legendaris GIGI kembali mewarnai industri musik Tanah Air dengan merilis single terbaru berjudul Menari-nari. Lagu ini menjadi langkah awal menuju perilisan album penuh bertajuk Forever In The Air yang akan segera dirilis dalam waktu dekat.
Dengan semangat eksploratif namun tetap menjaga akar musikalitasnya yang khas, GIGI menghadirkan nuansa baru yang menyegarkan. Menari-nari mengajak pendengar lintas generasi baik mereka yang tumbuh bersama lagu-lagu GIGI sejak 1990-an maupun generasi muda—untuk ikut larut dalam semesta bunyi yang mereka ciptakan.
“Lewat Menari-nari, kami ingin menyampaikan bahwa GIGI tetap berkembang, tapi tanpa kehilangan jiwa kami. Lagu ini ringan, tapi penuh makna. Kami sengaja menyederhanakan aransemen agar bisa lebih dekat dengan pendengar lintas generasi,” ujar sang vokalis, Armand Maulana, dalam keterangan resminya.
Eksplorasi Musikal yang Lebih Kontemporer
Dalam Menari-nari, GIGI mengeksplorasi spektrum musikal yang lebih santai dan kontemporer, namun tetap berpijak pada identitas pop-rock mereka. Lagu ini menjadi bukti bahwa GIGI mampu beradaptasi dengan perubahan zaman tanpa harus kehilangan warna musik yang telah menjadi ciri khas mereka selama lebih dari tiga dekade.
Video lirik yang dirilis bersamaan turut memperkuat kesan artistik. Dengan latar visual bernuansa metropolitan, video ini membangun koneksi yang kuat antara musik, lirik, dan realitas kehidupan perkotaan menjadi jembatan antara pesan lagu dan keseharian pendengarnya.
Dibentuk di Puncak, Dipoles dengan Kejujuran
Proses kreatif lagu ini dimulai dari sesi workshop di daerah Puncak, Jawa Barat. Menurut GIGI, versi awal Menari-nari memiliki tempo yang lebih cepat dan warna bunyi yang lebih eksperimental, bahkan sempat memasukkan ide-ide seperti solo Hawaiian dan harmonika. Namun, dalam proses penyempurnaan, lagu ini diarahkan menuju aransemen yang lebih minimalis dan harmonis.
Menariknya, solo gitar yang awalnya hanya difungsikan sebagai pemandu aransemen, justru dipertahankan hingga tahap mixing akhir. Keputusan ini diambil karena spontanitas dan kejujuran musik tersebut dinilai berhasil menangkap “roh” lagu secara alami. Hal ini sejalan dengan filosofi GIGI dalam berkarya, yaitu percaya bahwa bagian terbaik dari musik seringkali lahir secara tak terduga.
Pesan untuk Generasi Baru
Dengan Menari-nari, GIGI tak hanya merilis lagu baru, tapi juga menyampaikan pesan penting tentang keberanian untuk terus berkembang. Di tengah derasnya arus tren dan genre baru, GIGI menunjukkan bahwa mereka bukan hanya sekadar band nostalgia, melainkan bagian dari lanskap musik Indonesia yang terus bergerak dan menari bersama waktu.
Lagu Menari-nari sudah tersedia di berbagai platform streaming digital seperti Spotify, Apple Music, Deezer, dan YouTube Music. Sementara album Forever In The Air dijadwalkan hadir dalam waktu dekat, membawa semangat yang sama: tumbuh, berubah, tapi tetap setia pada akar musikalitas.
“Kami ingin tetap relevan tanpa berpura-pura menjadi sesuatu yang bukan kami. Lagu ini adalah bentuk sapaan kami kepada generasi baru, tanpa harus bicara dalam bahasa yang asing,” tutup Armand.
Dengan rilisan ini, GIGI menegaskan bahwa perjalanan mereka belum selesai. Mereka masih ada, dan mereka tetap mengajak kita semua untuk terus menari bersama.
-
NASIONAL7 days ago
Ayu Ting Ting Bersama 5.000 Pesilat dan 2.000 Penari akan Guncang “Jakarta Dalam Warna” Minggu 6 Juli
-
Music3 days ago
Karimata Muncul Lagi, Lewat Lima Musim : Buku Cinta, Arsip, dan Jejak Musik Legendaris
-
Selebriti2 days ago
Sidang Fariz RM, Mantan Kepala BNN Anang Iskandar Jadi Saksi Ahli : “Pengguna Narkotika Harus Direhabilitasi”!
-
Selebriti6 days ago
Ultah ke-55, Ageng Kiwi Dapat Kado Istimewa: Main Film Horor dan Komedi Sekaligus