FEM Indonesia – Aktor Chicco Jerikho didapuk memerankan sosok Jonathan Latumahina dalam film terbaru “Ozora: Penganiayaan Brutal Penguasa Jaksel” garapan sutradara Anggy Umbara dan Bounty Umbara.
Film ini mengangkat kisah nyata kasus pengeroyokan yang menimpa David Ozora Latumahina, yang sempat menggemparkan publik Indonesia.
Salah satu momen ikonik yang dihadirkan kembali dalam film adalah kalimat Jonathan yang sempat menggema di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan: “Saya tidak membesarkan anak menjadi bajingan!”
Pendalaman Peran Chicco Jerikho
Chicco Jerikho dikisahkan tampil natural dan penuh penghayatan sebagai seorang ayah yang berjuang mencari keadilan bagi anaknya. Ia mengaku proses syuting membuatnya terhanyut dalam emosi yang kompleks duka, marah, dan ketidakberdayaan.
“Saya menangis melihat kondisi anak saya yang terbaring koma. Sementara para pelaku berpesta pora di tengah ketimpangan hukum di Republik ini,” ujar Chicco saat memerankan Jonathan.
Dalam cerita, Jonathan digambarkan sebagai anggota Banser NU yang tegar menghadapi proses hukum berliku.
Kondisi David Ozora dalam Film
Di film ini, karakter David Ozora diperankan oleh Muzakki Ramdhan. Ia digambarkan mengalami kondisi kritis, dilarikan ke rumah sakit, dan dinyatakan koma karena jaringan otaknya tidak berfungsi akibat tendangan serta pukulan pelaku.
Versi film juga menampilkan perjalanan spiritual David yang dikisahkan menjadi mualaf di sebuah pesantren di Muntilan, Jawa Tengah.
Proses Hukum: Vonis Pelaku dan Kasus Korupsi Rafael Alun
Film turut menyoroti jalannya proses persidangan. Setelah mendengar keterangan saksi-saksi, Hakim Ketua menjatuhkan vonis 12 tahun penjara kepada Mario Dandy, dan kasasi yang diajukan ditolak. Sementara itu, ayah Mario, Rafael Alun, juga diganjar 14 tahun penjara terkait kasus korupsi dan penggelapan pajak di sebuah Kementerian.
Alasan Anggy Umbara Mengangkat Kisah Nyata Ini
Sutradara Anggy Umbara menegaskan bahwa film Ozora hadir sebagai kritik sosial atas rapuhnya sistem hukum. “Saya mengangkat kisah nyata ini ke film karena melihat sistem pengadilan yang rapuh dan pincang. Saya menyoroti realita pahit yang dekat dengan kehidupan masyarakat,” kata Anggy.
Film Ozora menjadi salah satu rilisan paling dinantikan akhir tahun, terutama karena kedekatan kisahnya dengan realita hukum dan sosial yang pernah terjadi di Indonesia.


Tinggalkan Balasan