Connect with us

NASIONAL

“Dear President”, Tiga Wartawan Senior Ajak Bicara Presiden Lewat Sebuah Pesan Poscast

Published

on

FEM Indonesja, Jakarta — Tiga Wartawan senior, Haris Jauhari (AJV), Didi Suprianto mantan wartawan Detik dan Nugroho F. Yudo mantan Kompas berkumpul kembali menggarap poscast bertajuk ‘Dear President’.

Sebuah podcast berdurasi tak lebih dari 15 menit, tanpa narasumber, tanpa efek suara dramatis, namun menyimpan satu misi sederhana yang serius yaitu untuk berbicara langsung atau memberi pesan kepada Presiden Republik Indonesia.

“Awalnya kita skeptis. “Posisi kita diajak. Yang punya konsep Haris sama Didi. Tapi intinya, ya kita ini cuma pengen ngobrol sama Presiden lewat ini Dear President,” ujar Nugroho, dikawasan Salihara, Pasar Minggu, Jakarta, Selasa (29/7/2025).

Didi menambahkan, bahwa Podcasr yang memasuki 100 episode ini, konsepnya lugas: apa pun isu yang dibahas, harus bisa dikaitkan langsung dengan Presiden. Tak peduli receh atau pelik, kalau tidak menyentuh ranah kepresidenan, topik itu dicoret.

Salah satu episode paling menyita perhatian adalah episode ke-100. Mereka mengangkat kisruh tentang beras oplosan senilai Rp100 triliun. Ketimbang menyalahkan pedagang atau spekulan, mereka balik bertanya: siapa yang sebenarnya menimbun beras hingga membusuk ini digudang.

“Kita pakai data pemerintah sendiri. Produksi beras naik, impor jalan terus, tapi stok di Bulog numpuk sampai 4 juta ton. Itu beras siapa yang katanya oplosan?” ujar Haris. 

Haris menuturkan, mereka juga menjelaskan bahwa beras yang disimpan lebih dari empat bulan pasti mengalami penurunan kualitas, bahkan bisa membusuk dan ironi itu justru bersumber dari gudang pemerintah sendiri.

Isu Isu yang diangkat, tiga serangkai ini sepakat bahwa podcast ini muncul dari kegelisahan melihat arus informasi yang semakin dangkal. “Sekarang orang bicara politik asal bunyi. Banyak yang partisan, nggak kredibel. Kita nggak mau ikut-ikutan. Kita jurnalis, kita punya tanggung jawab,” tambah Haris.

Meski sadar bahwa konten bergosip lebih cepat viral, mereka memilih tetap di jalur idealis. “Ngomongin orang sih view-nya pasti naik. Tapi kita sepakat, nggak usah ikut-ikutan gibah. Kita mau bicara yang penting buat rakyat, negara, dan Presiden,” timpal Didi.

Podcast ini tambah Didi, tak mengandalkan narasumber atau pakar. Bukan karena anti-wawancara, tapi karena mereka sadar kapasitas dan misi mereka. “Kita ngomong pakai data yang ada, pakai logika sederhana. Kalau diminta bikin podcast satu jam, ya nggak sanggup. Jadi kita buat 15 menit, tapi padat,” ungkapnya.

Meski tidak berharap viral, beberapa tanda menunjukkan bahwa suara mereka mulai diperhatikan. “Misalnya waktu kita bahas Gibran dan IKN, eh sebulan kemudian beberapa menteri ngomongin hal yang sama. Kebetulan atau enggak, kita nggak tahu. Tapi minimal, kita bicara soal yang seharusnya Presiden pikirkan,” beber Haris.

Proses kreatif mereka tidak asal tayang. Dalam satu grup chat kecil, mereka mendiskusikan ide tema, menyaring isu, bahkan membatalkan beberapa rencana tayang karena dinilai tak cukup kuat. Bahkan ditengah algoritma digital yang lebih memihak sensasi dan kehebohan, “Dear Presiden” memilih jalan sunyi: konsisten mengkritik, memberi saran, dan menyampaikan teguran kepada penguasa, dengan cara yang tetap santun dan berbasis data.

“Yang penting bukan viral, tapi konsisten. Negara ini butuh suara yang jujur, bukan yang cari panggung,” tegas Haris.

Kini, dengan 100 episode telah mengudara, trio jurnalis senior tetap rendah hati. Mereka tak mengejar angka penonton. Karena bagi mereka, satu pendengar bernama Presiden, jauh lebih berharga ketimbang jutaan viewers yang hanya mencari tontonan.

NASIONAL

Milad Ke-1 Kei Shin Kan Karate-Do Kota Depok Digelar Meriah, Resmikan Dojo dan Gelar UKT

Published

on

FEM Depok – Suasana penuh semangat dan kebersamaan mewarnai perayaan Milad ke-1 Kei Shin Kan Karate-Do Kota Depok yang dirangkai dengan peresmian Dojo Kelurahan Pasir Putih dan Ujian Kenaikan Tingkat (UKT). Kegiatan berlangsung meriah di GOR RHI Pasir Putih, Sawangan, Kota Depok, Minggu (5/10/2025).

Acara istimewa ini dihadiri oleh sejumlah tokoh olahraga dan pemerintahan, antara lain perwakilan Ketua KONI Kota Depok, Ketua FORKI Kota Depok Jean Elisabeth Rott, Kepala Bidang Pembinaan Prestasi Kei Shin Kan Indonesia Yayat Ruchiyat, Kepala BINPRES Kei Shin Kan Jawa Barat Adhi Widyawan Supriadi, serta Lurah Pasir Putih Umar, S.Ap.

Dalam sambutannya, Lurah Pasir Putih Umar menyampaikan apresiasi kepada Kei Shin Kan atas dedikasinya dalam membina generasi muda melalui olahraga bela diri.

> “Selamat Milad pertama untuk Pegasus Club Kei Shin Kan Karate-Do Kota Depok. Saya bangga dan mendukung penuh kegiatan ini, terutama dalam mendorong semangat anak-anak untuk terus berprestasi,” ujar Umar.

Sementara itu, Senpai Rizal, pelatih sekaligus penggerak klub, menyampaikan rasa syukur dan terima kasih atas dukungan semua pihak. Ia mengajak seluruh muridnya untuk terus berlatih dengan disiplin dan semangat tinggi.

> “Kita sudah memulai langkah besar. Jangan cepat puas, tetaplah konsisten dalam latihan agar menjadi karateka yang kuat secara fisik dan mental,” pesannya.

Ketua FORKI Kota Depok Jean Elisabeth Rott turut memberikan apresiasi atas keberhasilan Kei Shin Kan dalam menyelenggarakan kegiatan besar di usia yang masih muda.

> “Jarang ada perguruan yang baru berusia satu tahun sudah bisa menggelar acara sekomprehensif ini. Kei Shin Kan adalah pengecualian, dan semangat seperti ini harus terus didukung,” kata Jean.


Ia berharap kegiatan tersebut menjadi wadah lahirnya atlet-atlet karate berprestasi yang mampu mewakili Kota Depok di tingkat provinsi hingga nasional.

> “FORKI mendorong eksistensi dojo-dojo yang aktif dan produktif dalam membina atlet. Dari sinilah bibit unggul karateka Kota Depok akan lahir,” tambahnya.


Perwakilan KONI Kota Depok juga menyatakan dukungan penuh terhadap kegiatan Kei Shin Kan.

> “Kegiatan seperti ini sangat positif dan sejalan dengan visi KONI untuk membina atlet sejak usia dini. Semoga jumlah anggota terus bertambah dan kualitasnya semakin meningkat,” ungkapnya.

Pembinaan Karate dan Pentingnya Peran Orang Tua

Yayat Ruchiyat, Kepala Pembinaan Prestasi (BINPRES) Kei Shin Kan Indonesia, turut mengapresiasi dukungan FORKI dan KONI Kota Depok terhadap pengembangan olahraga karate.

> “Terima kasih kepada FORKI dan KONI Depok yang selalu mendukung pembinaan karate. Kami juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam mendampingi dan memotivasi anak-anak berlatih,” ujarnya.

Menurut Yayat, karate kini bukan hanya olahraga bela diri, tetapi juga bagian dari jalur prestasi pendidikan.

> “Sertifikat kejuaraan dapat menjadi nilai tambah dalam jalur prestasi sekolah maupun perguruan tinggi,” jelasnya.

Makna dan Filosofi Ujian Kenaikan Tingkat (UKT)

Lebih lanjut, Yayat menjelaskan bahwa UKT Kei Shin Kan merupakan program wajib yang rutin dilaksanakan setiap tiga bulan oleh pengurus provinsi. UKT menjadi tolak ukur kemampuan teknis sekaligus tanggung jawab seorang karateka terhadap sabuk yang disandangnya.

> “Aspek penilaian tertinggi dalam ujian adalah kemampuan memainkan kata, yang menunjukkan penguasaan teknik dan kedisiplinan,” paparnya.

Ia juga memaparkan jenjang tingkatan sabuk Kei Shin Kan, mulai dari putih, kuning, hijau, biru, ungu, coklat (tingkat 1–3), hingga hitam (Dan 1 dan seterusnya).

> “Semakin tinggi sabuk, semakin besar tanggung jawab dan tuntutan teknis yang harus dipenuhi,” tambahnya.

Menutup sambutannya, Yayat berpesan kepada para karateka muda agar selalu rendah hati dan terbuka terhadap pembelajaran.

> “Jadilah seperti gelas kosong — karena hanya gelas kosong yang bisa diisi. Filosofi ini mengajarkan kita untuk terus mau belajar demi kemajuan diri,” pungkasnya.

Harapan untuk Masa Depan Karate Depok

Acara ditutup dengan unjuk kemampuan para peserta UKT yang menampilkan semangat dan keterampilan terbaik mereka.
Perayaan Milad ke-1 Kei Shin Kan Karate-Do Kota Depok ini tidak hanya menjadi momentum kebersamaan, tetapi juga simbol semangat pembinaan karate yang berkelanjutan di Kota Depok.

Dengan semangat muda dan dukungan semua pihak, Kei Shin Kan diharapkan terus berkembang menjadi perguruan yang melahirkan karateka berprestasi dan menjadi kebanggaan Kota Depok di masa depan.

Continue Reading

Music

Era Kepemimpinan Supian-Chandra, Musisi dan Seniman Gaungkan Semangat Jaga Lingkungan Lewat “Musician Care for Depok”

Published

on

FEM Depok – Komunitas seniman dan musisi yang tergabung dalam 100% – Seratus Persen (Serikat Usaha Pekerja Seni Nusantara) menggelar kegiatan bertajuk “Musician Care for Depok” dengan tema “Dengan Musik Kita Jaga Kota Depok”. Acara ini menjadi ruang ekspresi dan kepedulian bagi para pelaku seni terhadap lingkungan dan budaya lokal, sekaligus mendukung program Car Free Day Pemerintah Kota Depok.

Kegiatan akan berlangsung di Depok Open Space pada dua pekan berbeda, yakni Minggu, 5 dan 19 Oktober 2025, mulai pukul 07.00 hingga 09.00 WIB.

“Melalui musik, kami ingin mengajak masyarakat Depok untuk menjaga kebersihan dan keindahan kota. Musik bukan hanya hiburan, tapi juga media untuk menebarkan semangat positif dan persaudaraan,” ujar Fachmi, Humas 100% – Seratus Persen, dalam keterangannya, Sabtu (4/10).

Hiburan Musik Pagi untuk Warga CFD

Acara Musician Care for Depok menghadirkan deretan penampil dari musisi dan seniman lokal, seperti Woxx Band (Home Band), Gong Merah Putih, dan Wira Maharandy. Mereka akan tampil membawakan lagu-lagu inspiratif yang dekat dengan kehidupan masyarakat.

Acara juga akan dipandu oleh dua MC energik, Hages dan Denji Hardy, serta menghadirkan Yosman Mansyur sebagai bintang tamu utama yang siap menghibur warga Depok dengan performa spesial.

“Konsep acara ini ringan dan penuh semangat. Kami ingin warga yang berolahraga di Car Free Day juga bisa menikmati musik sambil menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan,” tambah Fachmi.

Didukung Pemkot dan Komunitas

Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kota Depok dan Disporyata Kota Depok, serta melibatkan kolaborasi berbagai sponsor dan komunitas seperti:
G.O.D (Gue Orang Depok), Gerakan Rakyat Nusantara (GRN), Lazismu Kota Depok, HOS Sound System, Difa News, Kedai Lekker, Selayang Pandang Resto, dan Home Tjutjian Laundry Wet & Clean.

Kolaborasi lintas komunitas ini menjadi bukti bahwa musik bisa menjadi sarana efektif untuk mempererat solidaritas sosial dan membangun kesadaran kolektif menjaga lingkungan.

Ajak Masyarakat Peduli Kota

Selain hiburan musik, kegiatan ini juga menjadi momentum bagi masyarakat Depok untuk mengekspresikan kecintaan pada kotanya melalui tindakan nyata seperti menjaga kebersihan area CFD, mengurangi sampah plastik, dan mendukung kegiatan seni lokal.

“Harapan kami, kegiatan ini bisa menjadi agenda rutin yang menumbuhkan semangat kebersamaan dan kepedulian sosial. Karena menjaga kota bukan hanya tugas pemerintah, tapi tanggung jawab kita semua,” tutup Fachmi.

Acara Musician Care for Depok terbuka untuk umum dan gratis. Masyarakat diundang untuk hadir, menikmati suasana Car Free Day yang penuh energi positif, dan ikut menyuarakan cinta lingkungan lewat musik.

Continue Reading

NASIONAL

Depok Memanas, Sandy Bongkar Dugaan Pemerasan Eks Ketua LSM Kapok, Kasno Lapor Polisi

Published

on

FEM Depok – Media sosial tengah dihebohkan video pengakuan yang diunggah oleh Sandi Butar Butar, mantan petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Depok. Dalam video tersebut, Sandi menuding Kasno, mantan Ketua LSM Kapok, melakukan dugaan praktik pemerasan terhadap sejumlah pihak, termasuk anggota dewan dan pejabat daerah.

Menurut Sandi, praktik pemerasan itu dilakukan dengan nilai rata-rata mencapai Rp50 juta per kasus. Tidak hanya individu, beberapa instansi pemerintah juga diklaim pernah menjadi korban tekanan dan intimidasi.

“Saya punya video rekaman bukti dan saksi ada. Anda sudah kenyang makan duit berapa banyak pakai nama LSM Kapok,” kata Sandi dengan nada kesal dalam video yang diunggah pada 26 September 2025 lalu.

Sandi mengaku terpaksa membuka kasus ini karena merasa namanya terus dijelekkan oleh pihak-pihak tertentu. Ia juga menegaskan bahwa LSM Kapok sebenarnya merupakan organisasi yang dimiliki oleh ayahnya, Baktiar Butarbutar.

“Nama saya terus dibawa-bawa, makanya saya buka semua. LSM Kapok itu sebenarnya punya bapak saya,” ujar Sandi.

Unggahan video ini langsung memicu reaksi beragam dari warganet. Banyak komentar yang mendukung pengungkapan ini dan menyerukan agar tindakan pemerasan tersebut segera diusut tuntas.

Menanggapi tudingan tersebut, Kasno membantah semua tuduhan yang diarahkan kepadanya. Dalam keterangannya kepada wartawan di Depok, Jumat (4/10/2025), Kasno menyatakan bahwa semua tuduhan itu adalah fitnah yang merugikan nama baiknya.

“Video itu menuduh saya melakukan pemerasan dan mengambil alih LSM Kapok dari Baktiar Butarbutar. Semua tuduhan itu palsu dan merugikan nama baik saya,” tegas Kasno.

Kasno menekankan bahwa apabila ada pihak yang merasa dirugikan, sebaiknya menempuh jalur hukum yang berlaku, bukan dengan menyebarkan fitnah di media sosial. “Kejujuran informasi adalah fondasi lembaga. Jika ada masalah, laporkan ke aparat penegak hukum, bukan dengan merusak reputasi orang lain,” ungkapnya.

Kasno lalu melaporkan penyebaran video tersebut ke polisi agar kasus ini dapat ditangani secara hukum dan jelas duduk perkaranya. Laporan Kasno ke Polisi terdaftar dengan nomor STTLP/B/1704/IX/2025/SPKT/Polres Metro Depok/Polda Metro Jaya, tertanggal 24 September 2025.

Dalam laooranya, Kasno menunjuk Kuasa hukum Kasno, Andi Tatang, dan menyatakan bahwa kliennya menjadi korban pencemaran nama baik di dunia maya. Ia menilai unggahan video tersebut melanggar Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua atas UU Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, khususnya Pasal 27A tentang penghinaan dan pencemaran nama baik melalui media elektronik.

“Kami meminta penyidik Unit Krimsus Polres Metro Depok segera memanggil pihak yang kami laporkan agar kasus ini menjadi terang benderang,” ujar Andi Tatang. Pengacara Walikota Depok ini juga mendesak agar polisi tidak hanya memeriksa pembuat video, tetapi juga pihak-pihak yang ikut menyebarluaskannya.

“Kami ingin mengetahui motif mereka menyebarkan video tersebut secara masif di media sosial,” tandas Andi Tatang. Kita tunggu saja babak selanjutnya.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Trending