FEM Indonesia – Gunung dan hutan bukan sekadar bentang alam yang menawan. Dalam kepercayaan masyarakat Jawa dan Sunda, keduanya juga diyakini sebagai tempat bersemayamnya roh leluhur dan penjaga alam. Kepercayaan itu menjadi inspirasi kuat dalam film terbaru Kuncen, produksi Hers Productions dan Cinevara Studio, garapan sutradara Jose Poernomo.
“Kuncen adalah penjaga adat sekaligus keselamatan, bukan sekadar penjaga alam mistis,” ujar Jose Poernomo menggambarkan filosofi di balik film ini.
Mengambil latar Gunung Merapi, film Kuncen menampilkan perjalanan penuh misteri yang dibalut kisah persahabatan dan kehilangan orang tercinta. Ketegangan dibangun dari suasana alam yang sunyi, kabut tebal, hingga ancaman tak kasatmata yang mengintai di setiap sudut hutan dan gunung.
“Film ini menghadirkan pengalaman horor yang emosional dan membekas lama di benak penonton,” ungkap Atta Halilintar, selaku produser eksekutif. Ia juga mengaku, proyek ini menjadi kesempatan baginya untuk belajar langsung dari sineas berpengalaman seperti Jose Poernomo.
Tak hanya mengandalkan efek visual, Jose memanfaatkan lokasi asli kuburan di area syuting untuk menambah atmosfer mencekam. Sementara itu, Sara Wijayanto tampil sebagai sosok misterius yang menjadi kunci keselamatan para tokoh utama. Meski kemunculannya singkat, perannya disebut memberikan kesan mendalam dan makna emosional terhadap jalannya cerita.
Aktris Azela Putri, pemeran utama wanita, mengaku mengalami tantangan berat saat harus beradegan di liang kubur. Ia bahkan sempat menyaksikan kejadian tak masuk akal di lokasi.
“Pemeran kuntilanak, Vonny Felicia, sempat berteriak karena katanya ada makhluk kuntilanak beneran ikut main film. Aku sih percaya aja,” ujar Azela dengan nada bercampur tegang dan takjub.
Film Kuncen juga dibintangi oleh Vonny Felicia, Mikha Hernan, Cinta Brian, Davina Karamoy, Tommy, dan Sara Wijayanto.
Dengan tema budaya, spiritualitas lokal, serta ketakutan terhadap hal gaib yang menguji hubungan antar sahabat, Kuncen menjanjikan pengalaman horor yang berbeda — bukan sekadar menakutkan, tapi juga penuh makna dan nuansa lokal yang kental.


Tinggalkan Balasan