Connect with us

Movie & TV

Garap Film Anak Drama Musikal, Connection Film & Sanggar Bintang Kecil cari Bintang. Begini syaratnya…

Published

on

FEM Indonesia – Ditengah genre film filme horor dan percintaan yang lagi booming di tanah air, Connection Film bekerjasama dengan sanggar Bintang Kecil mencoba tantangan baru dengan menggarap film khusus untuk anak.

Audisi untuk penggarapan film drama musikal itu kini tengah dibuka dan terbuka bagi anak-anak di seluruh Indonesia.

Menurut CEO Connection Film, Vincent Mancahaya dirinya mencoba tantangan membuat film drama kolosal keluarga dan anak karena merasa prihatin dengan maraknya film-film Indonesia tapi tak ada sajian buat film anak-anak.

“Kami mau memproduksi film ini karena saat ini jarang sekali film anak-anak, padahql anak-anak kita butuh film yang menggambarkan dunia mereka. Meski penuh dengan tantangan, penuh dengan resiko, ya kita coba sajalah dulu,” ujar Vincent di press confrence sebuah studio film dikawasan Fatmawati, Jakarta, Rabu (27/9/2023).

Sementara Seto Mulyadi atau biasa disapa Kak Seto mengapresiasi akan diproduksinya film drama musikal anak ini. Kak Seto pun menyambut gembira dan agar anak-anak tak tak terpengaruh melulu dengan budaya barat.

“Kita dorong anak-anak kita untuk mencintai budaya bangsa kita. Mari sama-sama kita dukung pembuatan film ini. Mereka butuh film-film yang menyajikan lagu-lagu, musik dan drama dari akar budaya bangsa kita. Hal ini penting bagi anak-anak kita agar anak tetap membumi, tidak terpengaruh budaya luar yang negatif. Karena saat ini pengaruh budaya luar sangat deras melalui media sosial. Kita rindu lagu-lagu anak,” kata Kak Seto.

Kak Seto menambahkan bahwa masyarakat agar mau suport karya musik anak-anak yang bisa populer seperti dulu. Saat ini lagu lagu anak katanya kurang terdengar lagi. “Karena tertimpa oleh budaya orang dewasa, budaya global media sosial dan sebagainya. Padahal banyak lagu anak diciptakan bagus-bagus,” terang Kak Seto.

CEO dan Founder Bintang Kecil Melia Lustojoputro menambahkan, meski Bintang Kecil sebagai penyelenggara bersama Connection Film, namun audisi ini terbuka untuk umum dan dijamin fair. Jadi anggota sanggar Bintang Kecil pun ikut dalam audisi bersama peserta lainnya. “Kita terbuka untuk umum, dari usia 3- 52 tahun. Bahkan sekali pun nanti ada artis yang sudah punya nama, kita akan audisi juga,” jelas Melia.

Tambah Melia, hadirnya film drama musikal ini diharapkan bisa mengisi kekosongan film anak-anak. “Kita harap film ini bisa mengisi kekosongan film anak-anak. Karenanya kita sudah memperhitungkan semua, termasuk tantangan-tantangannya, ada juga stakeholder yang mensuport, jadi kita cukup optimis. Yang penting proses baik maka hasil akan baik,” paparnya. 

Dalam film anak drama musika ini, audisi pemain untuk dibuka untuk umum dan sudah mulai dibuka secara online. Bagi mereka yang lolos audisi online melalui video, akan mengikuti audisi langsung offline pada 13-15 Oktober 2023. Segala syarat, form pendaftaran dan ketentuannya bisa dilihat di medsos dan Instagram Connection Film dan Bintang Kecil.

Produksi juga menargetkan film ini mulai syuting dan produksi di kisaran awal tahun 2024 dan akan di rilis rencana pertengah atau akhir 2024.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Movie & TV

Dinakhodai Ario Bayu dan Prilly Latuconsina, Festival Film Indonesia 2024, Digelar!

Published

on

FEM Indonesia – Komite FFI periode 2024–2026 yang baru saja terpilih dan diketuai Ario Bayu mengumumkan tema perhelatan Festival Film Indonesia (FFI) 2024. Tema yang diusung untuk FFI 2024 adalah “Merandai Cakrawala Sinema Indonesia”.

Melalui tema “Merandai Cakrawala Sinema Indonesia,” FFI 2024 diharapkan menjadi ruang yang terus menghidupkan kolaborasi berlandaskan semangat kesetaraan dalam membangun ekosistem perfilman Indonesia yang kreatif, inovatif, inklusif, dan produktif. Cakrawala sinema Indonesia terus-menerus meluas sebagai buah dari pergulatan insan film maupun perkembangan lingkungan global yang melingkupinya. 

Dengan demikian, perjalanan merandai (menjelajahi) cakrawala sinema Indonesia demi meraih kesempurnaan dan keunggulan itu mesti dibingkai oleh upaya menangguk kearifan masa lalu, memeluk masa kini, dan membentuk masa depan.

Komite FFI 2024–2026 juga berkomitmen untuk mendorong proses kolaborasi sehingga dapat menemukan peluang dan potensi baru di industri film Indonesia. Kolaborasi menjadi jiwa dan landasan utama dari FFI 2024 dan kunci untuk meningkatkan industri film Indonesia di mata dunia.

“Sinema Indonesia tak pernah berhenti pada titik tertentu, alih-alih terus menjelajahi kekayaan tematik, batas-batas artistik, dan kepelikan teknis yang ditawarkan oleh teknologi. Inilah sesungguhnya yang menjadi cakrawala atau horizon sinema Indonesia sekaligus konteks bagi mekarnya ekosistem perfilman Indonesia. Melalui tema “Merandai Cakrawala Sinema Indonesia” Komite ingin FFI 2024 menggerakkan arah sinema ke depan, sekaligus belajar dari sejarah masa lalu sinema kita, dan terbuka dengan semua kemungkinan potensi baru dalam perkembangannya saat ini,” kata Ketua Komite FFI 2024–2026 Ario Bayu.

Pada penyelenggaraan FFI 2024, sistem penjurian ‘hibrid’ yang mengombinasikan penilaian kuantitatif (lewat pemungutan suara) dan penilaian kualitatif (lewat diskusi) akan dipertahankan. Sistem penjurian ini cukup komprehensif, representatif, dan partisipatif yang melewati sejumlah tahapan mulai dari tahap rekomendasi oleh asosiasi profesi perfilman, tahap nominasi oleh Akademi Citra (insan film peraih Piala Citra) hingga tahap penentuan pemenang oleh Dewan Juri Akhir yang merepresentasikan profesional/pembuat film dan mereka yang menjadi bagian dari ekosistem perfilman dengan beragam latar profesi. 

Publik juga akan terlibat yang difasilitasi oleh teknologi internet untuk mengungkapkan preferensinya terhadap film Indonesia.

“Dengan demikian, sistem penjurian yang melibatkan asosiasi profesi dan Akademi Citra tersebut menjunjung prinsip demokrasi dan penghormatan terhadap profesionalisme serta dedikasi para insan film. Sementara itu, peran Dewan Juri Akhir dalam penentuan pemenang menempatkan film sebagai produk budaya yang dinilai secara kualitatif. Sedangkan keterlibatan publik bisa menumbuhkan partisipasi serta perluasan apresiasi terhadap film Indonesia,” ujar Ketua Bidang Penjurian FFI 2024–2026 Budi Irawanto. 

Lebih lanjut, Budi menekankan, “Sistem penjurian menjadi bagian dari upaya bersama untuk semakin memperkuat ekosistem perfilman kita agar lebih solid dan padu.” Anggota Dewan Juri Akhir akan dipilih oleh Komite FFI 2024–2026 berdasarkan masukan dari asosiasi-asosiasi profesi perfilman. 

Dalam peluncuran FFI 2024, sekaligus diperkenalkan kepengurusan baru Komite FFI periode 2024–2026, yang diketuai oleh Ario Bayu. Komite FFI 2024–2026 adalah Ario Bayu (Ketua Komite), Prilly Latuconsina (Ketua Pelaksana), Budi Irawanto (Ketua Bidang Penjurian), Mandy Marahimin (Ketua Sekretariat), Gita Fara (Ketua Bidang Keuangan dan Pengembangan Usaha), Pradetya Novitri (Ketua Bidang Acara), Nazira C. Noer (Ketua Humas Acara), dan Michael Ratnadwijanti (Ketua Humas Penjurian). Bidang-bidang di kepanitiaan diisi oleh para profesional yang memiliki rekam jejak dan capaian pada profesinya masing-masing yang masih berkaitan erat dengan dunia film.

Continue Reading

Movie & TV

Film Horor “Temurun”, Terkuaknya Misteri Tradisi Penerus Perusahaan Keluarga!

Published

on

FEM Indonesia – Film horor “Temurun” produksi Sinemaku Pictures yang bekerja sama dengan Legacy Pictures merilis teaser yang bisa disaksikan di bioskop XXI, mulai 11 April 2024 lalu.

Film “Temurun” karya perempuan sutradara muda Inarah Syarafina merupakan film horor perdana bagi Sinemaku Pictures yang telah sukses dengan dua film drama “Kukira Kau Rumah” dan “Ketika Berhenti di Sini.” Film “Temurun” juga menjadi film panjang debut bagi Inarah.

Dalam teaser berdurasi satu menit tersebut menampilkan pemeran utama Yasamin Jasem dan Bryan Domani. Dewi (Yasamin Jasem) diperlihatkan selalu berada di dalam rumah, mengalami berbagai teror dari sosok perempuan misterius. Sementara itu, Sena (Bryan Domani) terlihat seperti sedang menginvestigasi sesuatu yang masih menjadi misteri baginya.

Di teaser tersebut juga disajikan adegan-adegan mencekam mulai dari peristiwa orang-orang yang digantung, hingga Dewi yang disekap dan terkapar di antara potongan daging. Selain menampilkan Yasamin Jasem dan Bryan Domani, teaser juga menampilkan Kiki Narendra dan Jajang C. Noer.

“Sudah menjadi tradisi di keluarga kita, bahwa kepemimpinan perusahaan dijalankan garis temurun keluarga,” bunyi potongan dialog yang disampaikan Jajang C. Noer di atas ranjang tidurnya.

Film “Temurun” dibintangi oleh Yasamin Jasem, Bryan Domani, Jajang C. Noer, Kiki Narendra, Mian Tiara, dan Karina Suwandi. Umay Shahab dan Prilly Latuconsina menjadi produser film ini.

“Ketika Sinemaku Pictures memutuskan memproduksi horor, saya juga berpikir bahwa kami di sini ingin mencoba dengan berbagai genre. Apa yang membedakan horor yang diproduksi Sinemaku dengan yang lain, saya rasa yang membedakan adalah alur ceritanya. Karena “Temurun” mengangkat cerita dari berbagai macam kejadian yang ada di Indonesia namun kami modifikasi ceritanya hingga seperti yang ada di film “Temurun” yang akan penonton saksikan,” kata produser film “Temurun” dan Sinemaku Pictures Prilly Latuconsina.

Film telah merampungkan syuting pada Februari dan akan tayang pada tahun ini. Ikuti informasi terbaru mengenai film horor “Temurun” melalui akun media sosial Instagram di @temurun.film dan @sinemaku.picture

Continue Reading

Movie & TV

Tayang Hari kedua Lebaran, Film “Siksa Kubur” Tembus Raih 2 Juta Penonton!

Published

on

By

FEM Indonesia – Film horor versi baru, Siksa Kubur mengumumkan resmi tembus meraih angka 2 juta penonton pada Rabu (17/4). Angka tersebht datang setelah film horor terbaru garapan sutradara Joko Anwar tayang tujuh hari sejak lebaran hari kefua pada 11 April 2024.

Dalam pengumuman di media sosial, Rabu (17/4) sore, pihak studio Come and See Pictures dan Rapi Films mengungkapkan Siksa Kubur mendapatkan 2.003.981 fan kini merangkak ke angka 2.280.739 dan masih terus bertambah.

Angka terbaru tersebut juga muncul di lama akun X sutradara Joko Anwar yang menuai banyak ucapan selamat atas raihan angka 2 jutaan penonton.

Siksa Kubur mengisahkan perjalanan Sita (Faradina Mufti) yang mencari pembenaran eksistensi agama setelah kedua orang tuanya meninggal dunia karena aksi teror. Sita dibantu oleh kakaknya, Adil (Reza Rahadian) yang bekerja sebagai pengurus jenazah.

Niat Sita muncul bukan hanya karena kekecewaan orang tuanya yang meninggal dunia oleh aksi orang yang mengaku berjihad atas nama agama, tetapi juga pengalaman buruk yang dialami oleh Adil.

Siksa Kubur ditulis, digarap, dan disunting sendiri oleh Joko Anwar. Film yang sangat tidak direkomendasikan untuk penonton remaja apalagi anak-anak ini juga diangkat dari film pendeknya sendiri yang bertajuk sama pada 2012.

Film untuk penonton Dewasa di atas 17 tahun ini dibintangi sederet bintang cemerlang seperti, Faradina Mufti, Reza Rahadian, Slamet Rahardjo, dan Christine Hakim dan banyak lagi. Selamat!

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Trending