FEM Indonesia – Memasuki tahun baru berbagai pihak memiliki resolusi. Pun dengan Samsung yang tahun ini mempunyai strategi tehnologi artificial intelligence (AI) yang dapat dinikmati oleh pengguna agar leih aman, inklusif dan hemat energy.

Hal tersebut dikemukakan Vice Chairman, CEO, and Head of Device eXperience (DX) Division Samsung, Jong-Hee (JH) Han dalam temu media di Las Vegas, Nevada baru-baru ini.

Jong-Hee (JH) Han menyebutkan tehnologi AI akan memungkinkan teknologi yang terhubung untuk meningkatkan kehidupan sehari-hari masyarakat namun tetap bersifat non-intrusif dan berada di latar belakang sehingga bermanfaat serta meningkatkan pengalaman pengguna.

“Dengan munculnya kecerdasan buatan, pengalaman yang lebih cerdas dan lebih baik akan mengubah cara hidup kita. Portofolio perangkat canggih Samsung yang luas, bersama dengan upaya kolaborasi terbuka, akan membantu menghadirkan AI dan hiper-konektivitas untuk semua orang,” ujarnya.

Di tempat yang sama, Head of Connected Experience Center, Samsung Electronics America, Jonathan Gabrio mengungkapkan cara-cara teknologi AI mentransformasi cara penggunaan produk Visual Display dan Digital Appliances. Semisal Samsung Neo QLED 8K QN900D yang memiliki prosesor AI bawaan, NQ8 AI Gen 3, yang dilengkapi dengan neural network AI yang 8 kali lebih besar dan NPU yang dua kali lebih cepat dari versi sebelumnya. Selain itu dibenamkan juga fitur penunjang lain, seperti fitur bahasa isyarat dan fitur Audio Subtitle.

Tak sampai disitu, Samsung pun mengenalkan ragam produk lainnya seperti The Premiere 8K, speaker Music Frame, rolling AI robot Ballie, kulkas Bespoke 4-Door Flex™ Refrigerator with AI Family Hub™, mesin cuci dan pengering Bespoke AI Laundry Combo™ serta robot pembersih debu dan pel Samsung yang akan rilis, Bespoke Jet Bot Combo™.

Sementara untuk laptop yang berbasis AI, Samsung mengenalkan laptop seri Galaxy Book4, dimana laptop ini dapat terhubung dengan pelbagai alat gawai lain semisal smartphone Samsung Galaxy, Tab S9 Ultra dan Galaxy Buds2 Pro. Namun kolaborasi yang erat dan berkelanjutan antara Samsung dan Microsoft pada seri Galaxy Book4 tersebut dengan fitur-fitur konektivitas mumpuni akan tersedia mulai Maret.

Pembicara lain Executive Vice President and Head of SmartThings, Jaeyeon Jung menyatakan bahwa cara-cara baru yang menarik di mana teknologi AI berdampak pada hubungan antara pengguna dan perangkat mereka, termasuk visi Samsung untuk SmartThings.

“Semakin banyak perangkat Samsung yang digunakan oleh pelanggan, semakin pintar perangkat tersebut dan semakin baik perangkat tersebut dapat memahami dan mendukung kehidupan sehari-hari,” katanya.

Tak hanya mengenalkan strategi gawai, Samsung juga mengumumkan perkembangan di industri otomotif, dimana Samsung dan Hyundai telah menandatangani memorandum of understanding (MOU), pengguna akan memiliki akses ke layanan Home-to-Car dan Car-to-Home, berkat konektivitas SmartThings.

“Dengan menggunakan kendaraan yang software-defined dari Hyundai Motor Group, SmartThings sekarang akan bekerja dengan kendaraan Hyundai, Kia, dan Genesis melalui aplikasi,” kata Kwon. “Kami semua di Hyundai Motor Group menghargai kemitraan kami dengan Samsung, dan kami sangat senang dengan fitur-fitur baru yang kami hadirkan ke kendaraan Anda melalui konektivitas yang lebih cerdas.” papar Head of Infotainment Development Center and SDV Execution Sub-Division di Hyundai Motor Group, Haeyoung Kwon.

Sedangkan Vice President of Product Management di HARMAN, Michelle Gattuso mengakui kolaborasi yang telah terjalain selama ini memberikan pengalaman pengguna dalam berkendara.

“Kepemimpinan Samsung dalam teknologi konsumen – bersama dengan keahlian otomotif HARMAN – telah membuka pintu bagi pengalaman yang mengubah permainan seperti HARMAN Ready Care, Ready Vision, dan Ready Display. Namun kini, pekerjaan yang kami lakukan dengan Samsung semakin terintegrasi. Kami bekerja sama untuk menghadirkan pengalaman yang lebih berdampak pada seluruh ekosistem di dalam kabin,” ucapnya.

Sementara itu, Vice President of the Samsung Corporate Sustainability Center, Inhee Chung menyoroti rencana Samsung untuk mengembangkan ekonomi yang lebih sirkular. Disebutkan sebagai bagian dari rencana ini, Samsung semakin banyak memasukkan bahan daur ulang ke dalam produknya, termasuk plastik daur ulang yang bersumber dari limbah jaring ikan di perangkat Galaxy, plastik daur ulang di TV dan aluminium daur ulang di Bespoke refrigerator.

Selain itu, program Certified ReNewed perusahaan yang tersedia di AS dan beberapa negara Eropa tertentu, menawarkan ponsel yang refurbished dengan harga terjangkau, sementara Galaxy Upcycling memungkinkan konsumen untuk menggunakan kembali atau menggunakan kembali ponsel lama mereka dengan cara yang kreatif.

“Perusahaan berencana untuk meningkatkan daur ulang dan upcycling,” imbuhnya. [foto : dokumentasi/teks: denim]