FEM Indonesia, Jakarta – Film Indonesia Esok Tanpa Ibu atau berjudul internasional Mothernet berhasil menorehkan prestasi membanggakan. Karya persembahan BASE Entertainment dan Beacon Film ini resmi terpilih berkompetisi di Busan International Film Festival (BIFF) 2025, salah satu festival film terbesar di Asia.

Film yang dibintangi Dian Sastrowardoyo, Ringgo Agus Rahman, dan Ali Fikry tersebut masuk dalam program Vision Asia, sebuah kategori khusus yang menghadirkan karya-karya baru dari sinema independen Korea dan Asia. Tahun ini, sebanyak 23 judul film dipilih, dengan rincian 12 film di program Vision Korea dan 11 film di program Vision Asia, termasuk Esok Tanpa Ibu.

Kisah Kehilangan, AI, dan Makna Melepaskan

Esok Tanpa Ibu (Mothernet) mengisahkan Rama (Ali Fikry), seorang remaja keras kepala yang hanya percaya pada ibunya di tengah masa remaja yang penuh gejolak. Tragedi menimpa ketika sang ibu meninggal, meninggalkan Rama dalam kesepian.

Di saat kritis, hadir “I-BU”, sebuah program kecerdasan buatan ciptaan temannya yang dirancang menghadirkan sosok penuh kasih layaknya seorang ibu. Namun, kehadiran I-BU justru membawa Rama pada perjalanan emosional tentang arti kehilangan, berduka, dan berdamai dengan ayahnya yang keras.

Film ini disutradarai oleh Ho Wi-ding, sineas Malaysia peraih Platform Prize di Toronto International Film Festival 2018 dan Best New Director Award di Golden Horse Awards 2010.

Kolaborasi Internasional

Skenario ditulis oleh Gina S. Noer, Diva Apresya, dan Melarissa Sjarief, sementara jajaran produser meliputi Shanty Harmayn, Dian Sastrowardoyo, Tanya Yuson, Aoura Lovenson, dan Winnie Lau. Kolaborasi lintas negara ini menghadirkan kisah keluarga yang universal dengan sentuhan isu remaja dan perkembangan teknologi.

Produser Shanty Harmayn menyebut BIFF sebagai platform ideal untuk pemutaran perdana film ini.

“Busan International Film Festival menjadi perayaan sinema Asia. Film ini membawa visi untuk mendorong batas-batas kreatif dengan pesan mendalam tentang relasi anak remaja dan orangtua,” ujarnya.

Sementara itu, Dian Sastrowardoyo, yang juga berperan sebagai ibu dalam film ini, merasa bangga karyanya bisa menembus BIFF.

“Selain menjadi perjalanan Beacon Film, rumah produksi yang saya dirikan, film ini juga menghadirkan kesempatan bagi audiens internasional untuk melihat bakat-bakat baru, termasuk Ali Fikry yang tampil sangat mengesankan,” ungkapnya.

BIFF 2025: Edisi Spesial 30 Tahun

Tahun ini, Busan International Film Festival memasuki edisi ke-30. Festival yang sejak lama menjadi barometer sinema Asia tersebut kembali memperkuat perannya sebagai ajang bergengsi bagi sineas Asia maupun dunia untuk menampilkan karya-karya segar dan inovatif.

Dengan keikutsertaan Esok Tanpa Ibu, Indonesia kembali menunjukkan eksistensinya di kancah perfilman internasional, sekaligus membuktikan bahwa kisah keluarga dengan sentuhan teknologi dapat berbicara dalam bahasa universal.