FEM Indonesia – Aktor sekaligus penyanyi Ageng Kiwi kembali mencuri perhatian publik lewat perannya sebagai Kepala Desa dalam film horor terbaru garapan Helfi Kardit berjudul Menjelang Magrib 2 yang akan tayang pada 4 September 2025 ini.
Dalam pemutaran nonton bareng di XXI Epicentrum, Kuningan, Jakarta, Sabtu (30/8/2025), Ageng mengungkapkan bagaimana ia membangun karakter tersebut.
“Saya berusaha akting dengan jujur sesuai karakter. Membangun kepekaan rasa. Memerankan tokoh sesuai arahan sutradara,” ujar Ageng Kiwi.

Ia menilai Menjelang Magrib 2 bukan sekadar menyuguhkan horor penuh jumpscare, tetapi menghadirkan kisah dengan nuansa psikologis yang lebih dalam. “Bukan hanya menakutkan. Tapi horor dengan cerita yang menyentuh emosi, mengangkat tema mendalam, serta memiliki gaya penceritaan yang unik,” jelasnya.
Menurut Ageng, seorang aktor harus siap memerankan karakter apa pun.
“Kalau mau jadi aktor harus siap peran apa saja, enggak bisa pilih-pilih. Peran itu hak dan otoritas produser serta sutradara. Kebetulan di film ini aku didapuk jadi seorang Kepala Desa,” tegasnya.

Lebih dari hiburan, ia mengajak masyarakat luas menonton film ini karena sarat pesan moral, sejarah, hingga budaya. “Film ini ada nilai edukatif, elemen sejarah, pendidikan, budaya, serta trauma sosial yang diangkat dari kisah-kisah dan mitos masa lalu. Aku ajak semua masyarakat untuk nonton,” tambahnya.
Selain Ageng Kiwi, film ini juga dibintangi Aisha Kastolan, Aditya Zoni, Aurelia Lourdes, Muthia Datau, Fendy Pradana, Ajeng Fauziah, Shania Sree, Valdi Mulia, Ratu Dewi Imasy, Dandy Sahputra, Andhika Alveiro, serta belasan aktor lainnya.

Skenario Menjelang Magrib 2 ditulis langsung oleh Helfi Kardit yang juga bertindak sebagai produser dan sutradara. Sejumlah nama besar turut terlibat dalam produksi, seperti Ophie Yuphie sebagai Director of Photography, Michelle Sudarsono sebagai penata musik, Ucil Suwarno sebagai penata artistik, serta Yannie Sukarya pada desain produksi.
Film ini tidak hanya menarik dari sisi cerita, tetapi juga kuat secara estetika visual. Melalui bahasa gambar yang sinematik, Ophie Yuphie mampu menghadirkan pengalaman menonton yang lebih dalam dan bermakna.


Tinggalkan Balasan