FEM Indonesia, Jakarta – Guna memudahkan pengguna jalan tol dalam melakukan pembayaran, PT Roatex Indonesia Toll System (PT RITS) terus melakukan penguatan sistem secara menyeluruh, mencakup kesiapan perangkat teknologi, penguatan infrastruktur, peningkatan kapasitas personel hingga perluasan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan.

Terlebih penyedia layanan teknologi jalan tol Multi Lane Free Flow (MLFF) berbasis teknologi Global Navigation Satellite System (GNSS) ini telah melakukan kontrak dengan pemerintah Hungaria lebih dari separuh dari total dana investasi senilai 300 juta USD. Karena itu PT RITS hanya menunggu kepastian pemerintah kapan layanan tersebut dapat direalisasikan.

“Kami percaya bahwa dengan dukungan dan kesiapan pemerintah, pengembangan proyek MLFF dapat segera berjalan secara optimal. Terlebih proyek ini masuk ke dalam Proyek Strategi Nasional tahun 2024 di era pemerintahan Presiden Jokowi dan kembali ditetapkan pada tahun 2025 di era Presiden Prabowo. Saat ini, kami memahami bahwa Kementerian Pekerjaan Umum masih melakukan kajian terkait berbagai aspek teknis dan regulasi sistem MLFF. Untuk itu, kami sangat menantikan kelanjutan dari pihak terkait guna mewujudkan percepatan implementasi yang telah direncanakan bersama,” papar Direktur PT Roatex Indonesia Toll System, Renaldi Utomo, di sela temu media di sebuah hotel di Jakarta, baru-baru ini

Pria yang dikenal dengan Aldi Bragi ini menambahkan bahwa PT Roatex Indonesia Toll System (PT RITS) telah melakukan studi kelayakan pada tahun 2020 menunjukkan, bahwa kemacetan di jalan tol mengakibatkan kerugian ekonomi nasional melebihi USD 300 juta per tahun. Apalagi Bank Dunia pada tahun 2019 menyebutkan Indonesia mengalami kerugian lebih dari USD 4 miliar setiap tahunnya.

“Kehadiran sistem Multi Lane Free Flow (MLFF) diharapkan dapat meningkatkan efisiensi lalu lintas, mendukung upaya pengurangan emisi dan dampak negatif terhadap lingkungan, serta meningkatkan pendapatan negara,” tambahnya.

Disebutkan lagi, teknologi MLFF yang diusung PT RITS menggunakan Global Navigation Satellite System (GNSS), yaitu sebuah teknologi berbasis lokasi real-time yang telah diterapkan di Hungaria. Penerapan MLFF di Hungaria selama 11 tahun mampu meningkatkan pendapatan negara sebanyak 5 kali lipat atau sekitar 392%. Mengacu pada kesuksesan Hungaria yang terbukti mampu memberikan dampak signifikan terhadap peningkatan pendapatan negara, diharapkan kehadiran MLFF di Indonesia juga dapat turut mendongkrak pertumbuhan ekonomi nasional.

Dengan keberhasilan sistem yang telah teruji di berbagai negara, kehadiran teknologi ini juga diharapkan menjadi lompatan strategis bagi Indonesia dalam revolusi sistem pembayaran tol global, yang telah berkembang dari sistem tunai, tapping, hingga kini menuju sistem nirsentuh non tunai berbasis GNSS yang dapat diakses melalui ponsel pintar.

Melalui pendekatan multi-channel, pengguna jalan tol nantinya dapat memilih metode pembayaran yang sesuai kebutuhan, baik melalui aplikasi CANTAS, perangkat On-Board Unit (OBU), maupun route ticket.

Hal senada diungkapkan Direktur Utama PT Roatex Indonesia Toll System, Attila Keszeg di tempat yang sama. Menurutnya dengan pendanaan penuh pada proyek ini, pihaknya berkomitmen untuk berkolaborasi erat bersama berbagai pemangku kepentingan guna memastikan implementasi sistem Multi Lane Free Flow (MLFF) secara optimal.

“Kami sudah siap mengimplementasikan teknologi MLFF secara penuh, dengan dukungan lengkap dari vendor untuk sistem pembayaran, aplikasi Cantas, perangkat On Board Unit (OBU), layanan Customer Service 24 Jam, serta perangkat dan infrastruktur lainnya dengan teknologi terbarui. Selain itu, PT RITS terus meningkatkan standar keamanannya seperti membentuk Tim Respons Insiden Keamanan Komputer atau Computer Security Incident Response Team (CSIRT) sesuai yang ditetapkan oleh Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). Kami juga siap mengadopsi perubahan teknologi yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan Indonesia,” paparnya.

Sedangkan unsur pemangku kepentingan yang juga anggota BPJT Ir. R. Sony Sulaksono Wibowo, MT, PhD menyatakan aktor utama dalam sistem ini adalah pengelola jalan tol. Oleh karena itu, ia ingin teknologi ini berjalan dengan lancar dan dapat diterima oleh operator jalan tol.

“Kami, sebagai otoritas jalan tol, harus segera mewujudkan integrasi ini dan mempertimbangkannya dengan serius. Seperti yang disampaikan juga oleh Pak Attila sebelumnya bahwa tidak mudah untuk menyatukan banyak pemangku kepentingan. Salah satunya adalah Penegak Hukum dari Korlantas. Karena Korlantas memerlukan payung hukum sebagai dasar regulasi penegakan hukum. Saya berharap kita bisa bekerja sama dengan cepat,” katanya.

Di sisi lain, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) sebagai otoritas keamanan nasional menyatakan dukungan terhadap penerapan sistem ini dari perspektif keamanan digital. Direktur Keamanan Siber dan Sandi untuk Sektor TIK, Media, dan Transportasi BSSN, Nur Achmadi Salmawan mengaku pihaknya siap mendukung penguatan keamanan digital untuk implementasi tehnologi MLFF dalam memodernisasi sistem tol nasional.

“PT RITS juga sudah membentuk Tim Respons Insiden Keamanan Komputer yang nantinya memastikan keamanan dan keandalan sistem,” imbuhnya. [foto/teks : denim]