FEM Indonesia, Jakarta — Film terbaru garapan sutradara Anggy Umbara bertajuk “Ozora: Penganiayaan Brutal Penguasa Jaksel” dipastikan tayang resmi di bioskop Indonesia mulai 4 Desember 2025.
Film ini mengangkat kisah nyata kasus penganiayaan tragis yang menimpa Cristalino David Ozora pada Februari 2023, sebuah peristiwa yang sempat mengguncang publik dan menjadi sorotan nasional.
Angkat Fakta Nyata, 90% Cerita Berdasarkan Riset Lapangan
Anggy Umbara dan Bounty Umbara menyebut bahwa sekitar 90 persen isi film bersumber dari fakta yang mereka kumpulkan melalui riset mendalam bersama keluarga, pengacara, hingga saksi yang terlibat dalam kasus tersebut. Film ini tidak hanya menyoroti kekerasan yang dialami korban, tetapi juga perjuangan hukum sang ayah, Jonathan Latumahina, dalam menuntut keadilan.
“Ini bukan sekadar film, ini gerakan moral,” ujar Anggy. Menurutnya, fenomena penyalahgunaan kekuasaan di kalangan anak muda menjadi kegelisahan yang perlu disuarakan melalui medium film.
Chicco Jerikho Perankan Sosok Jonathan Latumahina
Dalam film ini, Chicco Jerikho dipercaya memerankan Jonathan, sementara sosok David diperankan oleh aktor muda berbakat Muzakki Ramdhan. Sejumlah aktor papan atas seperti Tika Bravani, Donny Damara, Mathias Muchus, hingga Annisa Kaila turut memperkuat jajaran pemain.
Peran Chicco disebut sangat emosional, menggambarkan pergulatan seorang ayah yang berdiri melawan tekanan sosial dan kompleksitas hukum demi anaknya.
Dikuatkan Musik Underground Sukatani
Dua lagu dari band underground Sukatani—Bayar Bayar Bayar dan Gelap Gempita—dipilih sebagai soundtrack resmi film ini. Menurut Anggy, karakter musik Sukatani yang keras, jujur, dan penuh kritik sosial sangat merepresentasikan tema besar film.
Tim produksi juga memutuskan mempertahankan lirik asli yang dikenal provokatif karena dianggap sebagai ekspresi otentik yang diperlukan untuk memperkuat pesan film.
Pesan Sosial: Keadilan, Kekuasaan, dan People Power
“Ozora” menghadirkan refleksi tajam tentang relasi sosial antara anak-anak elite, kekuasaan, dan hukum. Film ini menekankan bagaimana solidaritas publik, doa lintas keyakinan, dan tekanan masyarakat berperan besar dalam mengawal kasus ini.
Jonathan Latumahina bahkan menyampaikan pesan khusus dalam proses produksi film “Perjuangan saya di meja hukum sudah selesai. Sekarang giliran masyarakat berjuang lewat kesadaran.”
Menuju Layar Internasional
Tidak hanya tayang di Indonesia, “Ozora” juga dijadwalkan rilis internasional mulai 29 Januari 2026. Film ini akan diputar di bioskop Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam melalui kerja sama Umbara Brothers Film dengan Dbay Film Factory dan jaringan 10Star Cinemas.
Respons Publik dan Potensi Jadi Film Fenomenal
Sejak perilisan teasernya, “Ozora” langsung menjadi perbincangan luas di media sosial. Banyak pihak menyebut film ini berpotensi menjadi salah satu karya paling berdampak di akhir 2025 karena keberanian produksinya dalam mengangkat isu sensitif yang pernah menyita perhatian nasional.
Dengan tema kuat, jajaran aktor yang solid, serta eksekusi visual khas Anggy Umbara, “Ozora” diprediksi menjadi tontonan penting yang bukan hanya menghibur, tetapi juga membuka ruang refleksi publik soal keadilan dan kemanusiaan.


Tinggalkan Balasan