FEM Indonesia – Diproduseri Umay Shahab, Prilly Latuconsina, dan Bryan Domani, film terbaru Sinemaku Pictures berjudul Patah Hati yang Kupilih hadir dengan warna romansa yang lebih dewasa. Film ini menjadi karya berbeda dari deretan judul sebelumnya yang identik dengan kisah Gen Z.

Disutradarai Danial Rifki, film ini mengangkat tema cinta beda agama yang dikemas secara lebih membumi. Danial mengaku sempat ragu saat ditawari menggarap proyek ini, mengingat karakteristik Sinemaku Pictures yang selama ini lekat dengan cerita anak muda.

“Dugaan saya ternyata salah. Film ini justru menghadirkan karakter yang lebih dewasa dan kompleks. Saya tertantang karena isu yang diangkat bukan sekadar cinta beda agama, tetapi juga tentang perbedaan dan restu orang tua,” ujar Danial.

Menurutnya, tema perbedaan merupakan isu yang dekat dengan realitas masyarakat Indonesia. Penonton diajak melihat bagaimana para karakter menyikapi perbedaan tersebut, terutama dalam hubungan cinta yang terhalang restu keluarga.

Danial memotret perjalanan cinta Ben dan Alya dengan pendekatan yang lembut namun emosional. Film ini menyoroti proses pendewasaan manusia dalam menghadapi patah hati, konflik, dan fase kehidupan yang tidak mudah.

“Semoga film ini bisa menjadi refleksi dan bahan diskusi bersama penonton,” tambahnya.

Prilly Latuconsina yang juga menjadi produser mengaku mendapatkan pengalaman baru dengan memerankan karakter ibu tunggal. Hal serupa dirasakan Bryan Domani yang memerankan Ben.

“Saya menemukan dimensi berbeda dari sebuah hubungan romansa di film ini,” kata Bryan.

Marissa Anita turut mencuri perhatian lewat perannya sebagai Ibu Rahma, ibu Alya yang harus membesarkan anak dan cucunya seorang diri setelah ditinggal sang suami. Pengalaman pahit itu membuat karakternya menjadi sangat protektif terhadap Alya hingga ikut campur dalam urusan cintanya.

Sementara itu, Indian Akbar memerankan sosok pria yang berada di posisi serba salah. Ia mencintai Alya, di saat Ben masih menyimpan perasaan yang sama. Ben dan Alya sendiri digambarkan harus bersama-sama merawat dan membesarkan putri semata wayang mereka di tengah konflik dan perbedaan yang tak sederhana.

Dengan cerita yang emosional dan relevan, Patah Hati yang Kupilih menawarkan sudut pandang baru tentang cinta, keluarga, dan pilihan hidup.