Movie & TV
Bacakan Nominasi “Festival Film Wartawan Indonesia”, Rasy Alrizky dan Aida Kiehl, Bangga!
FEM Indonesia – Festival Film Wartawan Indonesia (FFWI) XI telah digelar di hari Sumpah Pemuda pada 28 Oktober 2021 kemarin. Festival film tersebut dihadiri sejumlah sineas Tanah Air di studio 1 XX1 Epicentrum, Jakarta.
Salah satu bintang yang membawakan nominasi pemenang adalah artis pendatang baru Rasy Alrisky dan Aida Kiehl. Mereka berdua dari Eighteen Management didapuk membacakan nominasi pemenang. Tampilnya mereka ternyata menjadi pengalaman pertamanya yang katanya menjadi tantangan karirnya.
“Ini memang pertama kalinya saya membacakan nominasi di festival film wartawan Indonesia. Saya banggga bisa membacakan salah satu pemenang di festival kali ini,” ujar Rasy Alrizky usai acara berlangsung, Kamis (28/10/2021) malam.
Bintang web seri Abi Ghea ini juga memgungkapkan bahwa acara malam itu adalah acara bergengsi bagi insan perfilman dan dirinya yang kini sedang menekuni dunia akting dan film. Rasy pun punya target di tahun depan, ia harus masuk disalah satu nominasi FFWI yang digelar tiap tahunya.
“Wartawan dan artis sudah seperti kakak adik yang tak terpisahkan, seperti halnya festival malam ini yang digelar oleh sejumlah wartawan. Dan saya harus bisa masuk nominasi di tahun berikutnya, Insha Allah! Ini acara hebat bagi sineas Indonesia,” paparnya.
Aida Kiehl yang hadir khusus dari Aceh juga mengungkapkan, meski malam itu menjadi pengalaman pertamanya membacakan nominasi, ia merasa seperti masuk dunia hiburan yang baru yang sudah menjadi bintang saat berbaur dengan aktor dan artis beken yang hadir.
“Malam ini rasanya luar biasa saya bisa bergabung itu senang dan ingin seperti mereka yang berprestasi di film. Aku harus seperti mereka yang hebat-hebat,” ungkap Aida.
Rasy dan Aida adalah bintang baru bertalenta di dunia akting yang kini keduanya sedang mengincar film-film berkelas untuk main beradu akting dengan bintang lainnya. Keduanya mempunyai kesempatan pada malam itu memperkenalkan diri dihadapan selebriti, sutradara dan produser serta sineas lainnya melalui tampilnya mereka membacakan nominasi pemenang.
Sementara itu Andre Murtono selaku Chief Talent Officer & Manager Artis dan Tirta Siregar selaku Executive Chief Talent dari Eighteen Management yang menaungi Rasy dan Aida mengungkapkan suprise atas disertakanya kedua talentnya itu.
“Malam ini kami sebagai managamenet turut berbangga digelarnya festival film wartawan Indonesia dengan melibatkan Rasy dan Aida tampil membacakan nominasi. Keduanya tampil didepan sineas2 hebat itu dan harapan kami juga nantinya berdua diharapkan bisa seperti mereka,” ujar Tirta Siregar diangguki Andre Murtono.
Festival Film Wartawan Indonesia sebenarnya telah diselenggarakan sebanyak 11 di Tanah Air sejak digelar di era 1980-an oleh organisasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) untuk mengapresiasi orang-orang di industri perfilman Tanah Air.
Setelah sempat vakum beberapa tahun, akhirnya di tahun 2021 kembali digelar dengan membuka 9 nominasi di 3 genre film, horor, komedi, drama. Juri untuk acara ini dilakukan oleh 35 wartawan yang berasal dari sejumlah media ternama di Indonesia.
Berikut daftar pemenang piala FFWI ke-11
Genre Komedi
- Vino G. Bastian – Aktor Utama Terbaik ‘Sabar Ini Ujian’
- Sheryl Sheinafia – Aktris Utama Terbaik ‘Wedding Proposal’
- Ananda Omesh – Aktor Pendukung Terbaik ‘Sabar Ini Ujian’
- Luna Maya – Aktris Pendukung Terbaik ‘Sabar Ini Ujian’
- Anggy Umbara, Gianluigi Ch, Erwin Wu – Skenario Terbaik ‘Sabar Ini Ujian’
- Cesa David Luckmansyah, Apriadi Fathullah Sikumbang, Indra W Kurnia – Penyunting Gambar Terbaik ‘Sabar Ini Ujian’
- Asep Kalila – Penata Kamera Terbaik ‘Sabar Ini Ujian’
- Anggy Umbara – Sutradara Terbaik ‘Sabar Ini Ujian’
- ‘Sabar Ini Ujian’ Produksi: MD Pictures, Umbara Brothers Film, Produser: Manoj Punjabi – Film Terbaik
Genre Horor
- Ibnu Jamil – Aktor Utama Terbaik ‘Affliction’
- Raihaanun – Aktris Utama Terbaik ‘Affliction’
- Teuku Rifnu Wikana – Aktor Pendukung Terbaik ‘Survive’
- Shareefa Daanish – Aktris Pendukung Terbaik ‘Asih 2’
- Teddy Soeriatmadja – Penulis Skenario Terbaik ‘Affliction’
- Eric Primasetio – Penyunting Gambar Terbaik ‘Affliction’
- Robie Taswin – Penata Kamera Terbaik ‘Affliction’
- Teddy Soeriatmadja – Sutradara Terbaik ‘Affliction’
- ‘Affliction’ Produksi: Karuna Pictures, Roemah Rumah Films, Produser: Uwie Balfas, Teddy Soeriatmadja – Film Terbaik
Genre Drama
- Gunawan Maryanto – Aktor Utama Terbaik ‘Hiruk-Pikuk Si Al-Kisah’
- Lulu Tobing – Aktris Utama Terbaik ‘Yang Tak Tergantikan’
- Teuku Rifnu Wikana – Aktor Pendukung Terbaik ‘Quarantine Tales: Happy Girls Don’t Cry’
- Nirina Zubir – Aktris Pendukung Terbaik ‘Ali & Ratu Ratu Queens’
- Alim Sudio – Skenario Terbaik ‘Mariposa’
- Aline Jusria – Penyunting Gambar Terbaik ‘Ali & Ratu Ratu Queens’
- Batara Goempar – Penata Kamera Terbaik ‘Ali & Ratu Ratu Queens’
- Lucky Kuswandi – Sutradara Terbaik ‘Ali & Ratu Ratu Queens’
- ‘Ali & Ratu Ratu Queens’ Produksi: Palari Films, Produser: Muhammad Zaidy, Meiske Taurisia – Film Terbaik
Movie & TV
Jadi Joki Kencan Buta, Ariel Tatum Beraksi di Film A Business Proposal
FEM Indonesia – Film berjudul A Business Proposal yang diadaptasi dari novel popular di webtoon berjudul yang sama, tayang di bioskop Indonesia pada 6 Februari 2025 mendatang.
Film produksi Falcon Pictures dan disutradarai Rako Prijanto tersebut, dibintangi Ariel Tatum, Caitlin Halderman, Ardhito Pramono, Abidzar Al-Ghifari, Indy Barends, Indro Warkop, Slamet Rahardjo, Fatih Unru, Willem Bevers, serta Yono Bakrie.
Film A Business Proposal mengisahkan Sari (Ariel Tatum), seorang food analyst di Bowo Foods yang terjebak dalam kesulitan ekonomi. Sari setuju untuk menjadi “joki” kencan buta menggantikan sahabatnya, Yasmin (Caitlin Halderman). Namun, Sari tidak menyangka bahwa pasangan kencan buta Yasmin adalah Utama (Abidzar Al-Ghifari), pewaris Bowo Foods yang terkenal tegas dan menyeramkan.
Utama, yang terpaksa mengikuti kencan buta atas desakan kakeknya, Bowo (Slamet Rahardjo), justru meminta Sari untuk terus menjalankan drama kencan palsu ini demi menghindari perjodohan yang direncanakan keluarga.
Dalam situasi ini, Sari harus berjuang mengatasi masalah ekonomi keluarganya, menjaga rahasia identitasnya sebagai karyawan Bowo Foods, sekaligus menjadi pasangan kencan palsu Utama.
“Ekspektasi kami bisa menghibur kepada penonton sama dengan versi Korea-nya. Kami sadar ekspektasi pecinta series drakornya pasti akan sangat berharap tidak akan mengecewakan, dan saya yakin bahwa versi remake nya akan memberikan kesan yang mendalam dan sangat menghibur,” ujar Rako Prijanto.
Sementara Ariel Tatum mengatakan menyadari bahwa tantangan besar menantinya saat menerima tawaran film A Business Proposal. Pasalnya, karakter Sari, seorang analis makanan yang ceria dan mudah bergaul, terasa jauh dari kepribadian asli Ariel.
“Jadi karakternya sangat berbeda dengan Ariel. Usia yang cukup jauh, lebih muda dari aku, interest dan lingkup kerjanya yang berbeda dari aku. Makanya ini challenge buat aku. Berbeda dari karakter yang selama ini aku perankan,” ungkap Ariel Tatum.
Untuk mendalami karakter Sari, Ariel Tatum melakukan riset mendalam. Ia menonton seluruh episode Business Proposal versi Korea dan membaca webtoonnya.
Langkah ini membantunya memahami berbagai aspek Sari, mulai dari cara berbicara hingga kebiasaannya.
“Aku ingat sekali waktu itu sempat meragukan diri sendiri karena aku belum pernah memerankan karakter yang ada sebelumnya. Itu challenge yang menarik buat aku. Aku sempat diskusi juga sama sutradara,” jelas Ariel.
Sedangkan Abidzar Al-Ghifari, yang memerankan tokoh Bernama Utama, mengungkapkan tantangannya dalam memerankan tokoh pewaris perusahaan besar.
“Utama ini kelihatannya keras dan dingin, tapi sebenarnya dia juga punya sisi lembut yang pelan-pelan muncul berkat interaksinya dengan Sari. Saya senang bisa mengeksplorasi sisi itu,” katanya.
Movie & TV
Disutradarai Hanung Bramantyo, Film Rahasia Rasa Ungkap Misteri Buku Resep Legendaris
FEM Indonesia, Jakarta – Dua bintang muda berbakat, Jerome Kurnia dan Nadya Arina, untuk pertama kalinya dipertemukan dalam sebuah proyek film yang penuh makna berjudul Rahasia Rasa.
Film ini tidak hanya menyuguhkan kisah cinta yang mendalam, tetapi juga menghadirkan keindahan budaya kuliner Nusantara yang kaya rasa.
Dalam film, Jerome memerankan karakter Ressa, seorang chef yang kehilangan indra pengecapnya, sementara Nadya berperan sebagai Tika, teman masa kecil yang membantu Ressa menemukan kembali semangat hidup dan kemampuannya dalam dunia kuliner, sekaligus sama-sama menjadi pewaris buku resep kuliner legendaris Indonesia.
Chemistry keduanya di layar berhasil menciptakan dinamika yang menarik dan emosional. Jerome Kurnia, yang dikenal melalui perannya di Dilan 1991, Bumi Manusia dan Kuasa Gelap, mengungkapkan rasa bangganya bisa bekerja sama dengan Nadya untuk pertama kalinya.
“Merupakan sebuah privilese bisa bekerjasama dengan aktor-aktor berbakat seperti Nadya. Sebagai aktor, kami selalu saling berbagi ilmu, sehingga saya mendapatkan banyak perspektif baru dan belajar hal-hal baru. Saya juga selalu senang bekerjasama dengan aktor yang belum pernah terlibat proyek yang sama dengan saya sebelumnya, seperti melihat warna baru.”
Nadya Arina, yang dikenal lewat perannya di Magic Hour dan Cinta tak Pernah Tepat Waktu, juga mengungkapkan antusiasmenya beradu akting dengan Jerome. “Saya sangat senang bisa terlibat di film ini, terutama karena ini pertama kalinya saya beradu peran dengan Jerome. Kami saling mendukung dan belajar satu sama lain selama proses syuting. Saya berharap penonton bisa merasakan chemistry yang kami bangun di layar.” ujarnya.
Jerome juga berharap kerja keras seluruh tim dapat dinikmati oleh penonton. “Melalui film ini, saya berharap seluruh kerja keras dan perasaan yang telah kami curahkan dapat dinikmati oleh penonton. Tentu saja, dengan keterbatasan kami, masih banyak kekurangan dalam karya kolektif ini. Namun, saya berharap siapa pun yang menonton dapat menikmati karya kami, sebanyak apa pun jumlah penontonnya.” ungkapnya.
Film Rahasia Rasa disutradarai oleh Hanung Bramantyo dan diproduseri oleh Arsa Linggih, akan tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 20 Februari 2025.
Jangan lewatkan kisah inspiratif yang mempertemukan cinta, kuliner, dan budaya dalam satu cerita yang menggugah hati.
Movie & TV
Film Bayang-Bayang Anak Jahanam Kisahkan Cinta Ibu ke Anak Terhalang Ancaman Kekuatan Jahat
FEM Indonesia, Jakarta – Memasuki tahun 2025, ada teror dan ancaman yang mengintai dari seorang anak yang lahir dari sebuah sekte misterius di hutan belantara. Meski dibesarkan dengan kasih sayang dan cinta oleh kedua orangtuanya, sang anak itu selalu datang membawa ancaman yang mengancam nyawa dan petaka bagi orang-orang di sekitarnya.
Kisah horor yang dibalut dengan drama antara cinta seorang ibu dan anaknya itu akan hadir dalam film terbaru Anami Films, “Bayang-Bayang Anak Jahanam” yang dibintangi oleh Taskya Namya dan Ali Fikri. Film ini memberikan konflik batin tentang cinta ibu terhadap sang anak, meski si anak tersebut memiliki kondisi yang tak diinginkan oleh dunia.
“Bayang-Bayang Anak Jahanam” berkisah tentang keluarga Gina (Taskya Namya) dan Gani (Rizky Hanggono), orangtua Agni (Ali Fikry) yang berubah drastis ketika mereka mengetahui bahwa putra mereka adalah seorang anak yang mendapatkan energinya dari hal-hal yang tidak diketahui. Agni mulai menakuti semua orang di sekitarnya saat mereka mencoba mencari tahu apa yang mungkin telah memengaruhi Agni hingga menyebabkan kekacauan. Seiring waktu, terungkap bahwa Agni bukanlah anak biasa. Dia adalah Anak Jahanam.
Selain Taskya Namya, Rizky Hanggono, dan Ali Fikry, film “Bayang-Bayang Anak Jahanam” juga dibintangi oleh Maryam Supraba, Ruth Marini, Adlu Fahrezy, dan almarhum Yayu Unru. Menjadikan film ini sebagai bagian dari legasi Yayu Unru, salah satu aktor terbaik yang dimiliki perfilman Indonesia. Film ini juga memiliki peran penting dalam perjalanan keaktoran Taskya Namya yang kini juga dikenal banyak membintangi film horor dan banyak yang sukses yang telah ia tuai.
“Ketika memerankan Gina, sebagai ibu yang tengah hamil dan akhirnya memiliki seorang anak, aku punya tantangan tersendiri. “Bayang-Bayang Anak Jahanam” secara linimasa adalah film horor pertamaku, yang sebelumnya lebih banyak berperan di film-film drama. Jika berkaca dengan posisiku saat ini yang lekat dengan horor, itu karena aku banyak belajar di film ini, bersama para kru-kru yang berkualitas di film ini,” kata Taskya Namya.
Film “Bayang-Bayang Anak Jahanam” juga menampilkan adegan-adegan ekstrem seperti mobil yang jatuh dari tebing hingga adegan ledakan di karnaval malam serta minimarket. Di samping itu, film ini juga menghadirkan ritual sekte dengan semua anggotanya adalah perempuan hamil di sebuah hutan, memberikan dimensi berbeda pada genre horor Indonesia.
Hal ini menunjukkan kualitas desain produksi filmnya digarap secara maksimal dan matang dari tangan para kru yang berkualitas dan telah terbukti rekam jejaknya.
Produser “Bayang-Bayang Anak Jahanam” Dilip Chugani mengatakan, melalui film ini Anami Films ingin menghadirkan horor yang memiliki nuansa ngeri namun sekaligus menyentuh level emosi mendalam dengan menghadirkan konflik antara cinta seorang ibu terhadap anaknya yang menjadi antagonis oleh semua orang.
“Secara cerita, film ini membawa sesuatu yang menarik dengan menggabungkan unsur horor dan drama. Secara premis sederhananya, bagaimana jika anak kita itu benar-benar anak jahanam? Apakah misalnya sebagai orangtua atau ibu, kita mau menyanyangi dan dekat dengannya? Kami juga ingin mencapai level maksimal dengan mendorong secara produksinya dilakukan oleh para talenta yang
berkualitas di bidangnya. Sehingga secara kualitas, bukan saja terletak pada ceritanya saja, atau aktornya, tetapi juga desain produksi hingga keseluruhan film untuk menciptakan film horor yang memberikan perbedaan di perfilman Indonesia,” kata produser “Bayang-Bayang Anak Jahanam” Dilip Chugani.
Sebelumnya, Dilip Chugani juga turut memproduseri film Bollywood “Hotel Mumbai” yang diakui secara kritis dan mendapat respons positif dari penonton. Bersama Anami Films, Dilip Chugani memproduseri film “Bayang-Bayang Anak Jahanam” bersama Prakash Chugani, Deepak Chugani, dan Sanjeev Bhalla.
Para sineas yang turut terlibat di film ini di antaranya adalah Pemenang Piala Citra FFI untuk Scoring Orisinal Terbaik Abel Hurray, Peraih Piala Citra FFI untuk Skenario Adaptasi Terbaik Rahabi Mandra, dan Pemenang 4 Piala Citra FFI untuk Pengarah Sinematografi Terbaik Yudi Datau.
Disutradarai oleh A.R.M, film ini akan menjadi teror bayangan kelam penonton Indonesia pada tahun baru 2025 dan akan tayang mulai 16 Januari 2025 di bioskop Indonesia.
-
Movie & TV7 days ago
Film ‘Ghost Soccer: Bola Mati’ Dibintangi Samuel Rizal dan Berliana Lovel, Terinspirasi Riuhnya Sepak Bola Indonesia
-
NASIONAL3 days ago
Kapolda Metro Jaya Ganti Puluhan Kapolsek Hingga Kasat Reskrim, Kasat Lantas, Kasat Samapta
-
Selebriti4 days ago
Yapena Indonesia Rayakan Ulang Tahun Sumarni Padil Jelang Bukber & Santunan 1000 Anak Yatim di Jawa Barat
-
NASIONAL3 days ago
Tewas Mengenaskan, Sandhy Permana Aktor Laga Sinetron Gunung Merapi, diduga Dibunuh Tetangganya!