FEM Indonesia, Jakarta – Dunia terkejut ketika Israel melancarkan serangan besar-besaran ke Palestina tanggal 7 Oktober 2024 dengan dalih menggempur pertahanan Hamas yang mendukung kemerdekaan Palestina.

Rudal menghujani kawasan Gaza, meruntuhkan gedung-gedung, menghancurkan masjid, dan bahkan meluluhlantakkan Rumah Sakit Indonesia yang menjadi salah satu simbol solidaritas rakyat Indonesia terhadap perjuangan kemanusiaan di Palestina. Di tengah derita dan kepiluan itu, Indonesia kembali menunjukkan jati dirinya sebagai bangsa yang peduli.

Sejak kabar serangan itu tersiar, masyarakat Indonesia bergerak. Dari pelosok desa hingga kota besar, berbagai elemen masyarakat menggalang donasi untuk saudara-saudara mereka di Palestina. Lembaga-lembaga kemanusiaan, termasuk Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS), turut mengambil peran strategis dalam menyalurkan bantuan secara terkoordinasi.

Cahaya Solidaritas yang Tak Padam

Sejak didirikan 24 tahun lalu, BAZNAS telah menjadi garda terdepan dalam mengelola zakat, infak, dan sedekah untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, baik di dalam maupun luar negeri. Tahun ini, dalam rangka peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-24, BAZNAS mengusung kampanye bertajuk Cahaya BAZNAS, yang menyoroti peran zakat sebagai penerang kehidupan bagi mereka yang berada dalam kesulitan.

Kampanye ini menemukan relevansi yang mendalam dalam tragedi kemanusiaan di Palestina. Sebagai lembaga resmi yang diamanahkan negara untuk mengelola zakat, BAZNAS berkolaborasi dengan berbagai pihak, termasuk Kementerian Luar Negeri, Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL), dan lembaga-lembaga zakat tingkat provinsi dan kabupaten/kota untuk menyalurkan bantuan ke Palestina.

“Zakat bukan hanya instrumen ibadah, tetapi juga solusi nyata bagi permasalahan kemanusiaan,” ujar Sekretaris Utama BAZNAS RI, H. Subhan Cholid, Lc., MA. “Kami ingin memastikan bahwa setiap rupiah yang diamanahkan masyarakat Indonesia dapat sampai ke tangan yang benar-benar membutuhkan.”

Bantuan yang Menembus Batas Wilayah

Melalui sinergi dengan berbagai organisasi internasional, BAZNAS RI mengirimkan bantuan kemanusiaan dalam bentuk 8.500 paket makanan senilai Rp2 miliar bagi warga Palestina. Bantuan ini merupakan hasil kerja sama dengan Mishr Al Kheir, sebuah organisasi kemanusiaan di Mesir yang memiliki jaringan luas dalam mendistribusikan bantuan ke wilayah konflik.

Tak hanya itu, bantuan juga dikirimkan melalui mitra kemanusiaan lain, Sunnah Al Hayyah, yang membantu mendistribusikan 12.000 paket makanan dan 12.000 selimut bagi warga Gaza. Ketua BAZNAS RI, Prof. Dr. K.H. Noor Achmad, menegaskan bahwa bantuan ini merupakan bentuk nyata solidaritas rakyat Indonesia terhadap Palestina.

“Alhamdulillah, bantuan masyarakat Indonesia yang kami salurkan melalui salah satu mitra lembaga kemanusiaan di Mesir, Sunnah Al Hayyah, telah sampai di tangan saudara-saudara kita yang membutuhkan di Gaza melalui perjuangan yang luar biasa,” ujarnya dalam keterangan tertulis di Jakarta.

Ia juga menekankan pentingnya keberlanjutan bantuan ini, mengingat kondisi masyarakat Palestina yang kian sulit akibat blokade dan konflik yang berkepanjangan. “Kami ingin memastikan bahwa bantuan dari Indonesia ini dapat terus mengalir. BAZNAS berkomitmen untuk tetap menjadi bagian dari solusi kemanusiaan bagi saudara-saudara kita yang terdampak konflik di Palestina,” ungkapnya.

Di sisi lain, TNI AL juga mengambil peran penting dalam misi kemanusiaan ini. Kapal perang yang biasa digunakan untuk misi militer, kini beralih fungsi sebagai pembawa harapan. Kapal itu mengangkut ribuan ton bantuan logistik, termasuk makanan, obat-obatan, dan perlengkapan darurat, yang dikumpulkan dari berbagai lembaga filantropi di Indonesia.

Cahaya yang Menyinari Masa Depan Palestina

Dalam sejarahnya, rakyat Indonesia selalu berdiri di sisi Palestina. Sejak era Presiden Soekarno, Indonesia secara konsisten mendukung kemerdekaan Palestina sebagai bagian dari amanat konstitusi yang menolak segala bentuk penjajahan. Kini, melalui BAZNAS dan berbagai organisasi kemanusiaan lainnya, Indonesia kembali menegaskan posisinya sebagai bangsa yang tidak tinggal diam terhadap penderitaan bangsa lain.

Ketika masjid-masjid hancur dan rumah-rumah luluh lantak di Palestina, Cahaya BAZNAS hadir sebagai simbol harapan. Setiap zakat, infak, dan sedekah yang disalurkan, bukan sekadar angka di laporan keuangan, melainkan bukti nyata bahwa solidaritas tidak mengenal batas geografis.

“Masyarakat Palestina sedang menghadapi tantangan yang luar biasa berat, maka dari itu, di masa gencatan senjata ini kami akan terus berupaya maksimal untuk mengirimkan bantuan bagi masyarakat Palestina,” kata Prof. Dr. K.H. Noor Achmad.

BAZNAS juga terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk melihat kemungkinan pengiriman bantuan dalam berbagai aspek kebutuhan masyarakat Palestina. “Kami juga tengah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk melihat kemungkinan pengiriman bantuan di berbagai aspek kebutuhan masyarakat Palestina,” tambahnya.

Di tengah situasi yang kian mencekam, BAZNAS bersama masyarakat Indonesia terus berikhtiar agar bantuan yang diberikan tidak hanya bersifat sementara, tetapi juga mampu membawa perubahan berkelanjutan bagi rakyat Palestina. Sebab, seperti pesan yang diusung dalam peringatan HUT ke-24 ini, Cahaya BAZNAS bukan sekadar slogan—ia adalah semangat yang menerangi kehidupan mereka yang tengah berjuang untuk bertahan.

“Dukungan dari masyarakat Indonesia sangat berarti bagi saudara-saudara kita di Palestina. Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan yang telah diberikan dan memberikan perlindungan bagi mereka yang sedang dalam kesulitan,” pungkas Kiai Noor.