Movie & TV
Film Aksi Agen +62, Cinta Laura Simpanan Pejabat, Rieke Diah Pitaloka jadi Detektif

FEM Indonesia, Jakarta — Keanu Agl untuk pertama kalinya akan menjadi pemeran utama dalam sebuah film produksi terbaru Wahana Kreator Nusantara bertajuk Agen +62 yang akan.
Dalam film ini, Keanu akan beradu peran dengan Rieke Diah Pitaloka, aktris senior yang kembali ke layar lebar setelah sekian tahun lamanya. Keduanya akan menjadi agen intelijen yang memata-matai aktivitas kriminal di Indonesia. Selain keduanya, juga bergabung aktris Cinta Laura Kiehl.
Melalui perilisan official poster & official trailer, Agen +62 memperlihatkan berbagai aksi menawan dari Keanu dan Rieke lewat penyamaran mereka. Mulai dari menjadi tukang bakso, petugas kebersihan, pekerja salon, hingga kurir. Karena data
intel nasional bocor, dua agen pecundang, Dito (Keanu Agl) dan Martha (Rieke Diah Pitaloka), dari dua generasi yang berbeda yang namanya tak terdeteksi harus bekerja sama mengusut kasus besar dengan cara menyamar sebagai karyawan salon kecantikan Jessica (Cinta Laura Kiehl), seorang simpanan pejabat.
Disutradarai oleh Dinna Jasanti (Dua Hati Biru, 2024), Agen+62diproduseri oleh Sigit Pratama, Orchida Ramadhania, dan Gina S. Noer. Selain Keanu, Rieke, dan Cinta Laura, film ini juga akan dibintangi di antaranya oleh Fanny Fadillah, Olga Lydia, dan Chandra Satria. Ini sekaligus menjadi reuni bagi Rieke Diah Pitaloka bersama Fanny Fadillah yang populer lewat serial situasi komedi Bajaj Bajuri.
Salman Aristo, CEO sekaligus Produser Eksekutif Wahana Kreator Nusantara, menyampaikan bahwa Agen +62 merupakan bagian dari slatefilm pertama yang diluncurkan oleh Wahana Kreator pada tahun 2025, dengan pendekatan genre yang lebih segar dan menghibur.
“Film ini adalah salah satu rilisan spesial kami di tahun 2025, mengusung genre komedi aksi dengan sentuhan drama yang ringan dan menyenangkan. Kami berharap film ini bisa memberikan pengalaman menonton yang baru dan berbeda bagi penonton film Indonesia karena Agen +62 hadir dengan cerita yang fresh, fun, dan seru untuk ditonton bersama-sama di bioskop. Ini juga menjadi awal dari slate perdana kami yang ingin membawa warna baru bagi industri film nasional,” ujar Salman.
Film Agen +62 akan mengajak penonton membongkar berbagai kejahatan yang sedang terjadi, lewat absurditas dari dua agen Dito dan Martha. Keanu dan Rieke Diah Pitaloka menjadi duo yang klop dan akan memberikan hiburan penuh tawa melalui aksi-aksi penyamaran mereka yang di luar dugaan,” kata produser Agen +62 Sigit Pratama.
Di dalam official trailer, juga diperlihatkan latar Jakarta yang realis. Keanu akan menyusuri gang-gang sempit Jakarta hingga menyamar jadi tukang bakso. Ini menjadi pertama kalinya Keanu menjadi bintang utama untuk sebuah film, setelah beberapa kali mencuri perhatian di berbagai judul film, termasuk Dua Hati Biru (2024) persembahan Wahana Kreator Nusantara.
“Saya dipercaya untuk bermain peran di film layar lebar sejak 2022, dan terima kasih untuk Wahana Kreator Nusantara yang telah mempercayakan saya untuk berkesempatan menjadi pemeran utama di film ini. Lebih spesial lagi karena saya harus berduet dengan aktris senior Rieke Diah Pitaloka,” kata Keanu yang memerankan Dito sekaligus produser eksekutif di film Agen +62.
Sementara itu, Rieke Diah Pitaloka yang terakhir kali bermain film layar lebar pada 2022 dan sebelumnya terakhir pada 2008, mengungkapkan bahwa film Agen +62 membawa isu yang krusial dan menjadi fenomena masyarakat di Indonesia saat ini. “Kerinduan saya dalam dunia seni peran dan berkesenian akhirnya bisa terpenuhi dengan kembali berperan sebagai Martha dalam film ini. Bagi saya tidak hanya
sekedar kembali ke layar lebar tapi film ini juga penting, mengangkat salah satu isu besar yang saat ini meresahkan Indonesia. Itu adalah alasan saya mau bergabung di film Agen +62. Film ini ingin mengangkat tentang situasi real yang menjadi fenomena masyarakat Indonesia,” kata Rieke Diah Pitaloka, pemeran Martha Agen +62.
Di film Agen +62, Cinta Laura Kiehl juga akan memberikan penampilan berbeda dari film-film sebelumnya. Menjadi karakter antagonis, Cinta akan membawakan peran girl boss yang keji dan jago aksi. “Peranku sebagai Jessica menuntutku untuk memberikan warna lain sebagai aktor. Ini adalah tantangan baru, namun sekaligus memberikanku pengalaman yang berbeda. Meski terlihat centil dan slay, tetapi Jessica punya sisi gelap yang akan diungkap di film ini,” terang Cinta Laura Kiehl mengenai perannya sebagai Jessica, yang juga menjadi produser eksekutif film Agen +62.
Sutradara Dinna Jasanti, yang kembali berkolaborasi dengan Keanu Agl mengungkapkan deretan pemeran film Agen +62 mampu memberikan karakterisasi yang menghidupkan ceritanya. “Seluruh pemain di film ini tampil dengan baik dan mampu menghadirkan komedi absurd namun pesan tentang filmnya juga tetap tersampaikan. Film Agen +62 adalah keresahan kita semua mengenai fenomena sosial yang dikemas dalam balutan drama, komedi, investigasi, dan aksi.” ujar Dinna Jasanti, sutradara film Agen +62.
Wahana Kreator dalam film menggandeng PK Films yang merupakan bagian dari PK Entertainment sebagai salah satu jajaran produser eksekutif dalam memproduksi Agen +62. PK Films, yang diwakili oleh Peter Harjani, menandai kehadiran perdananya di industri film Indonesia melalui proyek ini.
“Setelah satu dekade sukses membawa berbagai konser megah di Indonesia, PK Entertainment Group dengan bangga meluncurkan PK Films sebagai langkah maju untuk mengembangkan ekosistem perfilman dan industri hiburan di Indonesia. Kami sangat antusias bisa terlibat dalam film ‘Agen +62’ sebagai persembahan perdana, dan berharap kolaborasi ini dapat membuka jalan bagi kerja sama yang lebih luas antar pelaku industri kreatif, serta turut memperkuat ekosistem perfilman yang sehat dan berkelanjutan. PK Films akan terus berkomitmen bekerja sama dengan talenta dan rumah produksi terbaik demi mendukung perkembangan perfilman nasional.” kata Peter.
Kuliner
Chef Juna dan Fine Tastes Hadirkan Keajaiban Cengkeh Manado di Film “A (C)love Story” dan Menu Eksklusif

FEM Indonesia, Jakarta – Sebuah kolaborasi unik antara dunia kuliner dan sinematografi resmi hadir lewat film pendek berdurasi lima menit berjudul “A (C)love Story”, yang mengangkat pesona cengkeh Manado sebagai rempah istimewa kebanggaan Indonesia.
Film ini merupakan persembahan dari A Fusion of Fine Tastes dan Mata Karanjang bekerja sama dengan Gastronusa, yang menampilkan narasi puitis, visual sinematik, serta dialog inspiratif dari dua chef ternama Chef Juna Rorimpandey dan Chef Jovan Koraag-Kambey. Keduanya membagikan kisah personal, sejarah, serta perjalanan panjang cengkeh Manado hingga menjadi elemen penting dalam karya kuliner modern mereka.
“A (C)love Story” dapat disaksikan secara eksklusif melalui kanal YouTube dan Instagram resmi Gastronusa, memberikan pengalaman audio-visual yang hangat dan mengundang rasa bangga terhadap kekayaan rempah Indonesia.
Dari Layar ke Meja: Menu Eksklusif Bertema Cengkeh
Tidak hanya menonton, publik juga diajak untuk mencicipi langsung pengalaman kuliner bertema cengkeh di restoran Mata Karanjang, yang berlokasi di Wijaya dan WTC Sudirman.
Selama Oktober hingga November 2025, restoran ini menyajikan deretan hidangan spesial yang terinspirasi dari film, seperti: Wagyu Ribs Cengkeh Broth sup iga wagyu dengan kaldu cengkeh yang aromatik dan menenangkan, Cengkeh Glazed Bluefin Tuna – tuna premium berpadu glasur manis pedas cengkeh, Smoked Pineapple Cengkeh Sorbet – pencuci mulut segar dengan aroma smokey dan rempah, Saraba Cengkeh Ginger Mocktail minuman hangat menyegarkan khas Indonesia Timur.
Pemutaran Perdana dan Diskusi Fine Tastes
Sebagai puncak perayaan, An Afternoon with Fine Tastes digelar pada 4 Oktober 2025 di Solo Ristorante, WTC 3 Sudirman. Acara ini menghadirkan pemutaran perdana film “A (C)love Story” serta sesi Insight Talk bersama para chef.
Dalam diskusi tersebut, Chef Juna menegaskan pentingnya mengangkat bahan-bahan terbaik dari Indonesia.
“Fine taste itu adalah ingredients terbaik Indonesia yang kita highlight siang ini: cengkeh Manado. Dengan keunikan dan kekhasannya, kita bisa menghadirkan berbagai karya yang extraordinary,” ujar Chef Juna.
Acara kemudian ditutup dengan makan siang multisensori, memadukan keindahan visual, rasa, dan aroma yang menggugah selera dalam satu pengalaman kuliner yang tak terlupakan.
Cengkeh Manado: Simbol Cinta dan Kebanggaan Nusantara
Melalui “A (C)love Story”, Chef Juna dan tim Fine Tastes ingin menunjukkan bahwa cengkeh bukan sekadar rempah, melainkan warisan budaya dan simbol cinta Indonesia terhadap kekayaan alamnya.
Penonton dan pecinta kuliner diajak untuk menyelami kisah rempah dari tanah Manado yang kini mendapatkan panggung modern dalam bentuk film, diskusi, dan hidangan eksklusif yang memanjakan seluruh indera.
Film “A (C)love Story” kini dapat disaksikan di kanal Gastronusa, sementara menu-menu eksklusifnya bisa dinikmati di Mata Karanjang Wijaya dan WTC Sudirman sepanjang Oktober hingga November 2025.
Movie & TV
“Jembatan Shiratal Mustaqim”, Film Epik Balasan Binasa Pelaku Korupsi di Akhirat

FEM Indonesia, Jakarta – Salah satu perubahan untuk memperbaiki diri lantaran terjerat kasus korupsi. Karena itu film Jembatan Shiratal Mustaqim dapat dijadikan sebagai media muhasabah bagi pelaku korupsi. Begitu harapan selebritas Angelina Sondakh, usai nonton bareng di salah satu bioskop di Jakarta Selatan belum lama ini.
“Mudah-mudahan film ini tervisualisasikan dengan baik dan sesungguhnya ketakutan atas Jembatan Shiratal Mustaqim inilah, yang membuat saya harus memperbaiki diri, mendekatkan diri pada agama dan alhamdulillah,” ujarnya.
Selain itu, fim buatan Dee Company yang disutradarai Bounty Umbara ini juga dapat membuka mata semua pihak agar tidak terjerat tindakan korupsi.
“Film ini harusnya membuka mata hati bukan hanya untuk pejabat tapi juga masyarakat luas. Korupsi mungkin memberi kesenangan sementara tapi pada akhirnya akan berbalik ke kita. Semoga pesan film ini bisa sampai ke seluruh pelosok negeri,” tambahnya.
Pasalnya, kata janda almarhum Adjie Massaid, jika terbukti melakukan korupsi maka waktu kebersamaan dengan orang-orang tercinta bakal hilang sehingga momen penting pun terlewat tanpa dapat diulang.
“Putusan saya 12 tahun penjara, salah satunya adalah menghukum atau memberikan hukuman yang tinggi agar ada efek jera dan Indonesia diharapkan bebas korupsi. Tapi 10 tahun saya menjalani masa pidana di dalam penjara, ada sedikit kesedihan, karena ternyata korupsi bukan makin sedikit namun malah makin banyak, makin masif dan threatnya itu luar biasa, seakan-akan masyarakat kita permisif aksi-aksi korupsi. Mungkin ketutup dengan hedon, dengan gaya hidup dan lupa bahwa nantinya akan ada Shiratal Mustaqim,” urainya.
Sementara produser Jembatan Shiratal Mustaqim, Dheeraj Kalwani mengatakan bila film tersebut bukan sekedar horor semata namun pula horor mengenai keadilan.
“Di dunia, koruptor bisa sembunyi di balik jabatan tapi di akhirat tidak ada lobi, tidak ada kompromi. Semua dosa akan terbuka,” terangnya.
Film yang menyajikan kisah tentang keadilan Tuhan atas perbuatan manusia, khususnya para koruptor yang selama hidupnya menumpuk kekayaan dengan merampas hak public ini tampil apik lantaran menvisualisasikan dengan CGI yang dikerjakan selama satu tahun penuh. Juga menggambarkan perjalanan para koruptor di Padang Mahsyar yang harus melewati Jembatan Shiratal Mustaqim dengan api neraka mengintai di bawahnya.
Hadir pula pemeran pendukung lain film yang siap tayang 9 Oktober 2025 ini antara lain Imelda Therrine, Agus Kuncoro, Raihan Khan, Mike Lucock, Rory Ashari dan Eduward Manalu. [foto : dokumentasi/teks : denim]
Movie & TV
Lembaga Sensor Film Ajak Mahasiswa UNAS Jakarta Lakukan Sensor Mandiri

FEM Indonesia, Jakarta – Komitmen Lembaga Sensor Film atau LSF untuk menggaungkan Gerakan Nasional Budaya Sensor Mandiri (GN BSM) yakni gerakan memilah dan memilih tontonan sesuai dengan klasifikasi usia terus digenjot terutama pada kalangan mahasiswa melalui kampanye LSF Goes to Campus.
Terbaru, kampus Universitas Nasional Jakarta (UNAS) menjadi tujuan sosialiasi GN BSM. Di depan lebih kurang 1.200 mahasiswa baru, Ketua LSF RI, Dr. Naswardi, M.M, M.E mengatakan menyampaikan LSF untuk melindungi masyarakat dari dampak buruk film dan iklan film yang saat ini sedang mengalami kenaikan produksi film secara signifikan.
“LSF berkomitmen untuk melindungi masyarakat dari dampak buruk film dan iklan film yang ada di masyarakat. LSF juga konsisten melakukan sosialisasi tentang penggolongan usia yang dapat dijadikan panduan bagi penton film untuk memilih film yang akan ditonton sehingga menjadi tontonan yang aman dan berkualitas,” ujarnya.
Di tempat yang sama, Ketua Sub Komisi Sosialisasi LSF RI, Titin Setiawati, S.IP, M.IKom menyatakan masyarakat selayaknya mengetahui penggolongan usia sehingga menjadi pertimbangan dalam memilih film yang akan ditonton.
“Penggolongan usia film adalah hal yang harus diketahui oleh masyarakat untuk dijadikan panduan dalam menentukan film yang akan ditonton. Dengan mengikuti penggolongan usia yang telah ditetapkan oleh LSF, film yang akan ditonton akan menjadi film yang sesuai dengan penonton dan memiliki kontribusi positif sesuai dengan tingkat kedewasaan penonton,” terang mantan wartawan infotainmen ini.
Dalam LSF Goes to Campus tersebut hadir pula penulis scenario film Jangan Panggil Mama Kafir, Lina Nurmalina, sutradara film Yakin Nikah, Pritagita, pelakon Tubagus Ali dan Ben Jeffye serta pedangdut, Hari Putra. [foto : dokumentasi/teks : denim]
-
Movie & TV6 days ago
“Jembatan Shiratal Mustaqim”, Film Epik Balasan Binasa Pelaku Korupsi di Akhirat
-
NASIONAL6 days ago
Depok Memanas, Sandy Bongkar Dugaan Pemerasan Eks Ketua LSM Kapok, Kasno Lapor Polisi
-
NASIONAL6 days ago
Kemdiktisaintek Dorong Kolaborasi RSPTN Menuju Rumah Sakit Bertaraf Internasional
-
NASIONAL6 days ago
Hadiri Pengukuhan PWI Pusat 2025-2030, Ini Pesan Menkomdigi