Movie & TV
Film Fall, Kisah Dua Sahabat Terjebak di Menara Radio Setinggi 600 Meter!
FEM Indonesia – Film baru bergenre thriller garapan Lionsgate berjudul “Fall“, bakal menjadi film favorit di Indonesia bagi pecinta film Hollywood.
Pasalnya, film yang akan tayang di bioskop Tanah Air pada 16 Agustus 2022, mendatang, disutradarai oleh Scott Mann, dan diperankan oleh Grace Caroline Currey, Virginia Gardner, Jeffrey Dean Morgan, Mason Gooding, Julia Pace Mitchell, dan Jasper Cole.
Meski mengambil tema anak muda yang hobi rock climbing alias memanjat tebing, film akan menawarkan tontonan yang berbeda dan tak biasa.
Fall berawal dari dua sahabat, Becky (Grace Caroline Currey) dan Hunter (Virginia Gardner) yang mengisi hidup mereka dengan hal-hal menantang. Keduanya hobi melakukan olahraga panjat tebing, tak heran jika Becky dan Hunter kerap melakukan aksi petualangan dengan menaklukan ketinggian.
Bagi mereka, berada di ketinggian akan memacu adrenalin dan mencari sensasi untuk menaklukan rasa takut termasuk takut dalam menghadapi hidup. Film mulai mengalir ketika suami Becky naas terjatuh dari puncak ketinggian saat mendaki gunung bersama-sama. Kematian sang suami yang baru dinikahi membuat Becky limbung, trauma dan malah membawa petaka bagi dirinya.
Sampai akhirnya, Hunter membantu membangkitkan semangat Becky dengan cara yang tal lazim, mengajak Becky memanjat sebuah menara radio tua setinggi 2.000 kaki atau 600 meter di wilayah terpencil. Kedua lalu berupaya untuk menaklukan menara radio tersebut. Namun, aksi yang mereka lakukan tidak berjalan mulus lantaran menara radio tersebut malah menjadi bencana bagi keduanya.
Hari berganti hari, keduanya harus tertahan diatas menara tanpa makan dan minum dan harus berjuang bertahan hidup. Dalam perjuanganya, disitulah penonton akan disuguhkan adegan-adegan yang menakjubkan termasuk suguhan adegan kematian Hunter yang tak bisa ditebak yang akan membuat penonton terpana.
Lionsgate sebagai rumah produksi menyarankan, bagi pehobi dengan tantangan yang memacu adrenalin, film Fall ini bisa jadi alternatif tontonan yang menarik yang tak mengecewakan. Penasaran?
Movie & TV
Masuk Proses Penjurian, FFI 2024 Umumkan 683 Karya Anak Bangsa
FEM Indonesia Taiwan – Festival Film Indonesia (FFI) 2024 pada 31 Agustus 2024 lalu menutup seluruh rangkaian pendaftaran karya.
Rangkaian proses penjurian akan dimulai pada 9 September 2023, dari Tahap Rekomendasi asosiasi-asosiasi perfilman, kemudian Tahap Nominasi oleh anggota Akademi Citra, hingga Tahap Pemenang berdasarkan penilaian Dewan Juri Akhir.
Sebanyak 683 karya, baik film cerita panjang, film cerita pendek, film animasi, film dokumenter, dan kritik film telah diterima oleh Komite FFI 2024. Jumlah tersebut terdiri dari 105 judul film cerita panjang, 578 judul film non cerita panjang dengan rincian 290 judul film cerita pendek, 3 judul film animasi panjang, 74 judul film animasi pendek, 17 judul film dokumenter panjang, dan 110 judul film dokumenter pendek, serta 84 judul kritik film.
“Senang sekali menerima antusiasme selama masa pendaftaran kemarin. Khusus untuk film cerita panjang dan film animasi panjang, jumlah yang mendaftar tahun ini meningkat dari tahun sebelumnya. Genrenya pun semakin beragam, dari drama, horor, hingga komedi. Dan datang dari filmmaker yang tidak hanya dari Jakarta sebagai ekosistem terbesar perfilman, tapi juga dari luar Jakarta. Ini menjadi indikator penting bahwa industri perfilman Indonesia terus bergerak dan tumbuh. Semoga karya-karya yang lolos seleksi awal bisa menandakan semakin majunya industri film kita, baik dari sisi teknis maupun dari sisi seni berceritanya dan menjadi cerminan keragaman masyarakat kita,” papar Ario Bayu, Ketua Komite FFI 2024-2026.
Berdasarkan kriteria dan elemen penjurian, potensi nominasi, serta persyaratan administrasi, 30 film cerita panjang yang berhasil lolos Tahap Seleksi Awal adalah 1) 13 Bom di Jakarta, 2) Agak Laen, 3) Badarawuhi di Desa Penari, 4) Badrun & Loundri, 5) Bonnie, 6) Catatan Harian Menantu Sinting, 7) Crocodile Tears, 8) Dua Hati Biru, 9) Gampang Cuan, 10) Hamka & Siti Raham Vol. 2, 11) Heartbreak Motel, 12) Ipar Adalah Maut, 13) Jatuh Cinta Seperti di Film-Film, 14) Kabut Berduri, 15) Kuyang: Sekutu Iblis yang Selalu Mengintai, 16) Malam Pencabut Nyawa, 17) Monster, 18) Petualangan Sherina 2, 19) Puspa Indah Taman Hati, 20) Rumah Masa Depan, 21) Sampai Jumpa, Selamat Tinggal, 22) Samsara, 23) Sehidup Semati, 24) Sekawan Limo, 25) Setan Alas!, 26) Sijjin, 27) Siksa Kubur, 28) The Architecture of Love, 29) Tuhan, Izinkan Aku Berdosa, dan 30) Uang Panai 2.
Sementara Ketua Bidang Penjurian FFI 2024, Budi Irawanto memberikan apresiasinya terhadap 30 film cerita panjang yang lolos Tahap Seleksi Awal. “Film-film cerita panjang yang lolos seleksi tahun ini menggambarkan keragaman serta tanggapan atas pelbagai persoalan yang hidup dalam masyarakat Indonesia. Selain itu, film-film tersebut menunjukkan kemajuan teknis sinematografi yang merupakan buah kerja keras dan konsistensi dalam berkarya insan perfilman Indonesia,” ujar Budi Irawanto.
Film-film tersebut selanjutnya akan melalui Tahap Rekomendasi dari asosiasi-asosiasi profesi perfilman. Tahun ini, proses penjurian film kembali akan dilakukan secara daring di Ruang Penayangan FFI. Platform penayangan daring ini tersedia atas kerja sama Komite FFI 2024 dengan Bioskop Online dan hanya dapat diakses oleh para perwakilan asosiasi-asosiasi perfilman dan anggota Akademi Citra yang bertugas.
Akademi Citra FFI yang terdiri dari sineas pemenang Piala Citra FFI juga akan kembali terlibat untuk menentukan daftar nominasi masing-masing kategori penghargaan. Sebanyak 83 anggota Akademi Citra telah menyatakan kesediaannya menjadi penentu Nominasi FFI tahun ini.
Daftar film non cerita panjang, baik film cerita pendek, film animasi, dan film dokumenter, serta kritik film yang berhasil lolos Tahap Seleksi Awal juga akan diumumkan menyusul.
Daftar Nominasi FFI 2024 akan diumumkan pada tanggal 18 Oktober 2024. Malam puncak anugerah Piala Citra FFI 2024 akan dilakukan pada tanggal 20 November 2024.
Movie & TV
“Perayaan Mati Rasa” Pertemukan Iqbaal Ramadhan, Umay Shahab, Devano Danendra, Priscilla Jamail & Dul Jaelani
FEM Indonesia Taiwan – Film terbaru persembahan Sinemaku Pictures, “Perayaan Mati Rasa” (PMR) mengumumkan jajaran pemerannya yang bertabur bintang dan nama-nama baru di industri film.
Mereka adalah Iqbaal Ramadhan sebagai (Ian Antono), Umay Shahab (Uta Antono), Dwi Sasono (Satya Antono), Unique Priscilla (Dini Antono), Priscilla Jamail (Dinda Juwita), Devano Danendra (Ray Alvero), Dul Jaelani (Saka Wijaya), Randy Danistha (Dika Ardana), dan Lukman Sardi (Beni Aksan).
Selain menjadi aktor, di film ini Umay Shahab bertindak sebagai sutradara dan produser. Selain itu, Iqbaal Ramadhan menjadi produser eksekutif bersama Yahni Damayanti dan Prilly Latuconsina. “Perayaan Mati Rasa” menjadi film ketiga yang disutradarai Umay setelah sukses menyutradarai dua film produksi Sinemaku Pictures, “Kukira Kau Rumah” dan “Ketika Berhenti di Sini” yang sama-sama mencatatkan box office.
“Setelah menunggu lama, hari ini kami mengumumkan jajaran para pemeran film “Perayaan Mati Rasa”. Senang rasanya membagikan kabar bahagia ini. Semoga teman-teman penonton juga bisa mengikuti perjalanan film ini sampai akhirnya nanti tayang di bioskop,” kata Umay Shahab dalam keterangan siaran persnya, Minggu (8/9/2024).
Selain jajaran pemeran berbakat yang telah terbukti dengan filmografi mereka seperti Dwi Sasono, Unique Priscilla, dan Lukman Sardi, film ini juga dipenuhi oleh jajaran musisi. Baik yang sudah lebih dulu membintangi berbagai film seperti Iqbaal Ramadhan, Umay Shahab, Devano Danendra, Randy Danistha hingga Dul Jaelani, maupun yang debut berakting seperti vokalis Goodnight Electric, Priscilla Jamail.
Iqbaal Ramadhan, mengungkapkan antusiasmenya dalam menyambut pengumuman jajaran pemeran film “Perayaan Mati Rasa”. Terlebih, di film ini, selain berakting ia juga mengisi pos produser eksekutif.
“Tantangan baru bagi saya untuk menjalani peran aktor juga produser. Senang juga rasanya film ini banyak diisi oleh para musisi, mengingat filmnya juga memiliki irisan dengan dunia musik. Tidak sabar tentunya membagikan film “Perayaan Mati Rasa” ke teman-teman penonton. Tunggu tayangnya di bioskop ya,” kata pemeran dan produser eksekutif “Perayaan Mati Rasa” Iqbaal Ramadhan.
Movie & TV
Film “Bolehkah Sekali Saja Kumenangis” Pertemukan Prilly Latuconsina dan Dikta
FEM Indonesia Taiwan – Setelah sukses dengan drama “Kukira Kau Rumah” dan “Ketika Berhenti di Sini” yang meraih box office, Sinemaku Pictures bekerja sama dengan Legacy Pictures mempersembahkan film drama terbaru, “Bolehkah Sekali Saja Kumenangis” (BSSK).
Melalui akun Instagram resmi @sinemaku_pictures, Sinemaku Pictures merilis official poster “BSSK” pada Senin, 2 September 2024 yang menampilkan Prilly Latuconsina bersama Dikta Wicaksono duduk bersama dengan ekspresi yang menyiratkan banyak makna. Sementara, di belakang mereka, melingkar tujuh orang dari latar belakang berbeda-beda.
Dalam official poster “BSSK”, selain Prilly dan Dikta juga ditampilkan para ansambel. Mereka adalah Ummi Quary, Kristo Immanuel, Widi Mulia, Surya Saputra, Dominique Sanda, Antonio Blanco Jr., dan Gracia JKT48.
Sementara official trailer yang dirilis pada Rabu, 4 September 2024 melalui akun Instagram resmi @sinemaku_pictures menampilkan kisah yang dialami Tari (Prilly Latuconsina) bersama sang ibu (Dominique Sanda), yang menghadapi situasi tidak nyaman dari perlakuan abusive sang ayah (Surya Saputra).
Dari serentetan peristiwa yang tidak menyenangkan itu, membuat Tari datang ke support group dan bertemu dengan teman-teman barunya, yang juga mengalami luka batin. Di momen itu pula, Tari berjumpa dengan Baskara (Dikta) yang menjadi temannya menghadapi berbagai trauma hidup. Selain merilis official poster dan trailer, “BSSK” juga mengumumkan tanggal rilis filmnya di bioskop pada 17 Oktober 2024.
Jajaran produser eksekutif dari film “BSSK” terdiri dari Yahni Damayanti, Prilly Latuconsina, Lisbeth Simarmata, Iman Usman, Futih Aljihadi, Indra Yudhistira dan Mieska Alia Farhana. Sedangkan Umay Shahab dan Imam Salimi duduk di kursi produser untuk film “BSSK”.
“BSSK” mengikuti kisah Tari (Prilly Latuconsina).
Setelah kakaknya meninggalkan rumah, Tari, perempuan yang sejak kecil dipaksa untuk tidak menangis, berusaha menyelamatkan ibunya dari sang ayah yang abusive. Sejak kecil, Tari tak pernah mendapatkan kehangatan keluarga. Ayahnya abusive, sementara sang ibu menekannya untuk selalu tegar, sabar, menurut, dan tidak menangis saat kecewa.
Akibatnya Tari tumbuh menjadi sosok yang insecure, terbiasa berpura-pura baik-baik saja, selalu bilang ‘iya’ demi menghindari konflik, hingga tidak bisa menangis. Sementara ada trauma masa kecil yang belum selesai.
Tari yang sejak kecil menyimpan banyak sekali trauma, sudah tidak mampu menahan beban. Ia, ditemani Baskara, seorang pria temperamental yang juga bergabung di support group yang diikuti Tari.
“Melalui official poster dan trailer “BSSK” kami ingin memperlihatkan para karakter filmnya. Merekalah yang akan membawa cerita dalam film ini, yang satu sama lain dipertemukan dalam sebuah support group. Masing-masing dari karakter di film ini, memiliki luka batin dan konflik kehidupan mereka masing-masing,” kata produser “BSSK” Umay Shahab.
Sementara itu, sutradara Reka Wijaya mengatakan lewat film “BSSK” ia ingin menunjukkan perjalanan batin dari Tari, yang menghadapi dan melihat kekerasan domestik, serta manajemen emosinya yang kian bertumbuh sepanjang film. Ansambel yang hadir lewat support group juga menjadi konsep yang segar dalam genre drama di perfilman Indonesia.
“Semoga lewat official poster dan trailer yang kami rilis bisa memberikan petunjuk yang lebih jelas untuk penonton yang sudah menantikan film ini. Melalui film ini, saya ingin memperlihatkan bagaimana perjalanan Tari untuk bisa menghadapi trauma, bersama orang-orang yang juga sama-sama terluka batinnya,” kata sutradara “BSSK” Reka Wijaya.
Prilly Latuconsina, yang memerankan Tari di film “BSSK” menuturkan ada banyak perubahan yang ia jalani untuk karakter di film ini. Selain menyelami tentang perasaan dan konflik yang dialami Tari, Prilly juga secara berani mengubah tampilan fisiknya.
“Mulai dari pasang behel sampai memunculkan jerawat di muka. Ini sebenarnya metode yang aku lakukan untuk memberikan perbedaan dari karakter-karakter yang pernah kuperankan sebelumnya,” kata Prilly Latuconsina.
-
NASIONAL2 days ago
Gandeng Kemenag, BAZNAS RI Luncurkan Program Madrasah Layak Belajar
-
FEM VIDEO4 days ago
Sempat Dihadang Massa, Ridwan Kamil diterima Palang Pintu Bamus Betawi
-
NASIONAL18 hours ago
Hadir di HUT KompasTV, Kapolri: Semoga Semakin Menggelorakan Semangat Persatuan!
-
NASIONAL4 days ago
Kembali Dipimpin KH. Achmad Solechan, PCNU Depok Kebut Program Menyentuh Masyarakat Langsung