FEM Depok – Keluarga Korban Tabrak maut di Sleman yang tak lain adalah warga depok yang mengenyam pendidikan di UGM Yogyakarta, dijenguk oleh Ketua Badan Kehormatan Dewan (BKD) DPRD Kota Depok, Hj. Qonita Lutfiyah.
Dalam takziah, Qonita datang ke kediaman Argo Ericko Achfandi (19), mahasiswa Fakultas Hukum UGM yang tewas dalam kecelakaan maut di Jalan Palagan, Ngaglik, Sleman.
Kedatangan Qonita Lutfiyah, Minggu (1/6/2025) diterima Meiliana, ibunda almarhun Argo, didampingi adik almarhum, Keefa Satria Achfandi di rumah duka, di Jl. Mandor Samin Gg. H. Atim II No.184, RT.5/RW.4, Kalibaru, Kecamatan Cilodong, Kota Depok.
Qonita menyampaikan bela sungkawa dan ikut berduka atas kepergian almarhum, yang merupakan putra pertama dan menjadi harapan dari orangtua. Ia juga tergerak untuk ikut memberikan perhatian kepada Almarhum Argo karena merupakan anak yatim. Selain itu, bentuk kepedulian dan empati kepada keluarga almarhum atas musibah yang menimpa.
Meskipun anak yatim, almarhum tumbuh dan berkembang menjadi sosok anak berprestasi, hafiz Quran, dan mandiri. Bahkan, almarhum telah mempersiapkan jenjang pendidikan hingga S2 melalui jalur beasiswa.
“Kedatangan saya ke sini ternyata menambah pengayaan. Karena almarhum Argo dikenal sebagai anak yang berprestasi, baik, sholeh, dan luar biasa. Almarhum bisa menjadi inspirasi bagi anak-anak lainnya, khususnya anak yatim,” ucap Qonita.
Politisi perempuan dari PPP Depok ini konsen terhadap keberadaan anak yatim. Tidak hanya mengambil pelajaran dari sosok almarhum, Qonita menilai bahwa ibunda almarhum juga memberikan inspirasi bagaimana ikhlas menghadapi cobaan.
Ibunda almarhum menyadari bahwa anak merupakan titipan dari Allah SWT, meskipun begitu besar harapan digantungkan kepada sang putra yang merupakan anak pertama.
Namun, ketika Sang Pemilik telah berkehendak dan mengambil apa yang dititipkan, sebagai manusia tentunya harus ridho menerima ketentuan.
Meiliana sebagai single mom dinilai telah mampu mengajarkan anak tentang bagaimana perjuangan hidup, di tengah kondisi keluarga yang telah ditinggal kepala keluarga (suami tercinta) untuk selamanya.
“Ibu Meiliana mengajarkan dan membentuk anak-anaknya jika menginginkan sesuatu harus dengan usaha sendiri. Ini sesuatu yang luar biasa, melatih anak berusaha mewujudkan keinginan dan harapannya dengan usaha dan kerja keras,” paparnya.
“Semoga ini menjadi motivasi bagi kita, sekaligus menjadi penguat dan jangan putus asa terhadap ujian yang dihadapi. Selanjutnya, bagaimana membangun karakter dan kepribadian anak menjadi anak yang tangguh dan mau berupaya keras dalam menjalani hidup,” pungkas Qonita.***


Tinggalkan Balasan