Lifestyle
Model Emil Katyakirana : Medsos Ampuh Kenalkan Tren Busana Muslimah
FEM Indonesia – Perkembangan hijab kian hari semakin menunjukan eksistensi. Bahkan setiap tahun ada saja fashion show yang mengetengahkan busana muslimah di sejumlah kota. Tak hanya model yang beragam namun juga paduan warna dan corak yang menarik.
Terlebih bermunculan brand local yang tak kalah berkualitas dari buatan luar negeri. Demikian dikatakan selebgram yang juga model hijab Emil Katyakirana kepada Femindonesia.com
“Tren hijab di Indonesia saat berkembang sekali. Ini ditandai dengan lahirnya brand-brand lokal. Industrinya mungkin awalnya satu kota tapi meluas sampai seindonesia, bahkan harapannya mungkin sampai mancanegara,” ujarnya.
Perempuan asal Lampung ini menambahkan kemajuan tehnologi sekarang turut andil mengenalkan hijab kepada masyarakat. Apalagi tehnologi seperti media sosial ampuh untuk memperlihatkan apa saja tren yang sedang in untuk busana muslimah.
“Adanya sosial media ini merupakan ajang promosi yang luar biasa. Jauh berbeda dengan kondisi saat dulu. Sebut saja Instagram yang menjadi basis untuk promosi yang mempunyai kekuatan istimewa, utamanya untuk branding sebuah merk,’’ kata Emil.
Lantaran itu pula, wanita cantik yang mengenakan hijab sejak zaman sekolah ini tak menampik saat ditawari untuk menjadi model hijab oleh sebuah brand. Bahkan belakangan dia menjadi seorang influencer busana muslimah.
“Jadi model sekaligus influencer enggak ada minus atau dukanya. Justru saya senang dan enjoy. Bahkan secara enggak langsung kita bisa menarik generasi muda untuk mencintai kebiasaan berhijab dan trend model hijab juga tidak kalah dengan model fashion casual,” ucapnya.
Oleh karena itu, Emil yang memiliki 121.000 follower di Instagramnya, berharap ke depan industri hijab, syar’i dan busana muslim dapat menjadi trendsetter bagi negara lain sehingga menaikkan perekonomian serta citra positif Indonesia di dunia. [foto : dokumentasi/teks : denim]
Ekonomi & Bisnis
Jakarta X Beauty 2024, bikin Penjualan Produk Baru MUAQ Tembus 1,7 M
FEM Indonesia – Ajang Jakarta X Beauty 2024 kembali digelar sejak 5 hingga 8 Desember di Jakarta Convention Center, Senayan Jakarta. Seluruh hall dipenuhi produsen kecantikan brand lokal maupun mancanegara. Salah satunya, MUAQ yang menempati Booth L 16, Hall B.
Pada salah satu perhelatan kecantikan terbesar di Indonesia ini, MUAQ mengenalkan produk teranyar yakni MUAQ HD Perfect Skin Silk Foundation berupa liquid foundation (hybrid beauty) memadukan kosmetik dengan scincare benefit dan 6in1 Prime Mistracle yang merupakan transformasi rutinitas skincare, face spray yang memadukan 6 fungsi dalam 1 botol, toner, essence, serum, ampoule, oil dan moisturizer.
Tidak disangka, produk MUAQ yang dipamerkan menarik perhatian konsumen. Bahkan pada hari pertama angka penjualan menembus Rp 1,7 milyar, dimana lebih kurang 13.000 pieces produk terjual. Hal tersebut diakui Direktur MUAQ, Aulia Syarief.
“Yang paling laku keras produk baru, MUAQ HD Perfect Skin Silk Foundation. Sedangkan produk lainnya MUAQ Clay Matte Full Cover Foundation, MUAQ Skin Booster Serum dan MUAQ HD Loose Powder,” katanya.
Ditambahkan, ketertarikan konsumen pada produk tersebut lantaran MUAQ merupakan Hybrid Beauty di Indonesia.
“Hampir semua kosmetik yang dikeluarkan MUAQ merupakan kosmetik dengan kandungan skincare. Selain itu, kami juga selalu mengangkat tema Indonesia atau batik nusantara,” terangnya. [foto : dokumentasi/teks : denim]
Lifestyle
Awet Muda, Yuni Shara Pilih Treatment Berbasis Monopolar Radio Frequency
FEM Indonesia, Jakarta – Perawatan kecantikan kulit sekaligus untuk menyehatkan tak melulu dilakukan semua perempuan. Pelbagai alasan dikemukakan. Semisal penyanyi Yuni Shara. Kakak Krisdayanti ini mengaku baru melakukan treatment setelah menyadari usia yang terus bertambah.
“Kebetulan saya perempuan yang termasuk terlambat melakukan segala macam perawatan, karena dulu kan agak tradisional pakai lidah buaya, setelah itu baru saya pakai sun screen. Setelah itu usia gak bisa dibohongi, banyak hal yang mulai kelihatan ini, itu, uban, kerutan dan yang lain itu manusiawi, saya menerima semuanya. Tapi pekerjaan saya yang menuntut harus tampil, orang enggak mau tahu saya gimana, yang penting elo keliatan begini,” ujarnya usai diangkat sebagai Brand Ambassador Oligio di Jakarta Selatan, Kamis (5/12).
Namun, lanjutnya, tidak mudah akhirnya memutuskan melakukan treatment. Apalagi dirinya takut bila menjalankan perawatan kecantikan berhubungan dengan jarum.
“Jadi saya lakukan treatment. karena saya belum berani melakukan semacam treatment dan lain-lain, akhirnya saya melakukan treatment yang bisa mengurangi, kebetulan saya takut jarum, jadi yang dapat mengurangi keluhan-keluhan yang dialami oleh orang-orang seperti usia saya. Jadi pilih Oligio karena pengerjaannya praktis, bisa merangsang tumbuhnya kolagen. Kolagen itu kalau ada di wajah kita otomatis kita jadi kelihatan lebih muda,” urainya.
Selain itu, dirinya ingin proses treatment tidak berdampak usai melakukan, seperti terlihat bekasnya atau merasa sakit.
“Saya mau pilih treatment yang gampang, waktunya cepat, enggak pake bekas treatment sehingga dapat langsung melakukan kegiatan. jadi saya lakukan treatmen yang painless, yang sakitnya enggak banyak, bekasnya juga enggak ada,” kata Yuni.
Pelantun Hilang Permataku dan Mengapa Tiada Maaf ini juga mengaku senang dipercaya sebagai brand ambassador alat kecantikan yang menggunakan tehnologi monopolar radio frequency, Oligio. Terlebih dirinya tidak sembarangan menerima produk yang ingin mengendorse lantaran memikul tanggung jawab pada masyarakat.
“Saya terima tawaran ini juga butuh pemikiran, banyak pertimbangan, ini pakai suntikan enggak ya, karena juga enggak terima endorse, jadi saya kalau akan menerima pekerjaan saya harus pelajrai betul, cocok atau enggak. Karena saya kan harus bicarakan ke banyak orang dan betul-betul yang saya bicarakan itu betul,” terangnya.
Di tempat yang sama Direktur PT Sometech Indonesia, Moses Yang beralasan mempercayakan Yuni Shara sebagai brand ambassador karena sosoknya yang inspiratif.
“Kami sangat senang mengenalkan Yuni Shara sebagai brand ambassador Oligio. Tehnologi ini hadir sebagai solusi efektif dan inovatif untuk meningkatkan elastisitas kulit, mengurangi kerutan serta memperbaiki tekstur kulit secara menyeluruh. Semoga Oligio akan semakin dikenal luas dan menjadi pilihan utama para praktisi estetika di Indonesia sehingga masyarakat akan semakin mudah menemukan treatment Oligio di klinik kecantikan terdekat,” imbuhnya diangguki dr. Almond Wibowo, dr. Dwindi Saptania, Dr. Park Young Jin (Korea) dan Dr. Dissapong Panithaporn (Thailand). [foto/teks : denim]
Lifestyle
Dianggap Cuek dan Sok Ngartis, A THING ABOUT GEN Z : BAD LABEL?
FEM Indonesia, Jakarta – Tumbuh dalam dunia digital yangserba bisa, Gen Z dikenal sebagai digital native sejati. Mereka secara alami dapat memaksimalkan digitalisasi untuk melakukan berbagai hal, termasuk berkomunikasi, belajar, hingga bekerja.
Namun demikian, Gen Z seringkali mendapat label buruk. “Malas”, “cuek”, dan “sok-ngartis” adalah beberapa contoh yang kerap dilontarkan oleh generasi sebelumnya. Stereotip ini muncul karena adanya perbedaan cara pandang terhadap dunia, gaya hidup, serta prioritas yang dimiliki oleh para Gen Z.
Gen Z sebenarnya memiliki cara kerja yang berbeda dengan generasi sebelumnya, mereka menitikberatkan pada efektivitas-memanfaatkan teknologi untuk menyelesaikan pekerjaan dalam waktu singkat, mematahkan serta menolak budaya kerja berlebihan yang seringkali dianggap menjadisuatu standar kesuksesan.
“Generasi ini bukan malas, hanya menolak cara cara lama yang tidak relevan saat ini” ujar salah satu sosiolog dikutip dalam keterangan siaran persnya, Jum’at (29/11/2024).
Lalu, sikap “cuek” yang sering disematkan pada Gen Zsebenarnya mencerminkan keberanian mereka untukmemprioritaskan kesehatan mental dan menolak tekanan sosialyang tidak diperlukan.
Gen Z juga sering dikaitkan dengan istilah “sok-ngartis”, terutama karena kecenderungan mereka untuk banyak berbicara di media sosial. Tetapi bagi Gen Z, itu adalah cara untuk aktualisasi diri dan membangun identitas di dunia digital.
Alih-alih melihat Gen Z sebagai generasi yang “bermasalah,” kitabisa melihat mereka sebagai inovator dan agen perubahan yangmembawa cara pandang baru untuk menghadapi kompleksitas dunia modern.
Hal ini juga yang akan menjadi titik berangkat 6 artis muda, Aqeela Calista@aqeelacalista, Haviza Devi Anjani@havizadevianjani, Rayensyah Rassya Hidayah@rasyahidayahreal, Denira Wiraguna @denirawiguna, MeztyMez @meztymez, dan Marcel Chandrawinata @marcelchandra, yang sudah berprestasi dan menginspirasi untuk merancangkan sebuah proyek kolaborasi bernama Artist Inc.,.
Artist Inc. juga sebagai wadah pembuktian yang menyatakan bahwa Gen Z adalah generasi yang kreatif, berdaya juang tinggi, dan menginspirasi banyak orang. Kolaborasi ini bertujuan untuk mematahkan stigma negatif dan mendorong banyak Gen Z untuk berani tampil dan berkarya bagi sekelilingnya dan Indonesia.
Ayo ikut gabung dan support gebrakan para artis muda ini lewat Instagram@artistinc.id, dan website https://artistinc.id.
-
NASIONAL2 days ago
BTB Bantu Warga Buka Akses Jalan Longsor di Sukabumi
-
Lifestyle4 days ago
Awet Muda, Yuni Shara Pilih Treatment Berbasis Monopolar Radio Frequency
-
NASIONAL3 days ago
Pacitan Ponorogo Alami Longsor, Penguna Jalan Dibatasi Muatan 7 Ton
-
NASIONAL7 days ago
Enterprenuer Ria Arsad Membahas Isu Ketahanan Pangan dan Pertanian Perkotaan di Jakarta