Connect with us

Lifestyle

Trend Kecantikan 2023, Rame Rame Artis Treatmen “Dolphin Skin” di Dermapro SF

Published

on

FEM Indonesia – Dengan berkembangnya trend kecantikan di dunia seperti Dewy Skin, Glass Skin, dan terakhir Mochi Skin di 2021 tahun lalu, Klinik Dermapro SF berinovasi dengan menghadirkan treatment kecantikan terbaru.

Tren tersebut dinamai Dolphin Skin, menjadi yang pertama dan satu satunya di Indonesia, yang merupakan ide dari salah satu founder Klinik Dermapro SF @koko_kriuk.

Dolphin Skin adalah sebuah treatment yang akan membuat kondisi kulit menjadi lebih Sehat, Licin, Kencang dan juga Glow Shine. Dolphin Skin ini sudah ada di Eropa dan menjadi trend Make-Up yang sangat terkenal, sudah dilakukan oleh Make Up Artist ternama Mary Phillips, yang juga mendandani Kendall Jenner, Bella Hadid, Kim Kardashian, Hailey Bieber dan Chrissy Teigen.


Dolphin Skin akan membuat terlihat seperti baru saja keluar dari lautan dengan wajah yang berkilauan, seperti kulit lumba-lumba yang cerah, awet muda, terhidrasi.

Dermapro SF mengusung Dolphin Skin sebagai bagian dari campaign dimana kulit yang Licin, Kencang dan Glass Skin bisa didapatkan dengan treatment kecantikan artinya tidak perlu ber Make-Up tebal lagi.

Dari Trend Make-up menjadi Trend Treatment Kecantikan ujar @koko_kriuk

Terdapat beberapa jenis treatment Dolphin Skin di Klinik @dermaprosf yaitu

Dolphin Skin Facial, treatment facial yang Lembut dan tidak menyakitkan, tidak ada lagi wajah merah-merah setelah facial karena dengan Dolphin Skin Facial, kulit minim kemerahan dan hasil Glow nya bisa langsung terlihat setelah treatment.

Lalu Dolphin Skin Infuse, treatment infuse yang tidak menjanjikan kulit putih tapi berfungsi untuk menyehatkan kembali kulit yang kering, membuat lebih elastis dan lembab, menutrisi kembali rambut yang kering dan juga membuat kuku jari yang cracking sehat kembali.

Dolphin Skin Booster & Rejuve, treatmen yang dapat memperbaiki permasalahan kulit wajah seperti bekas jerawat, flek, pori pori besar dan juga dapat berfungsi untuk membantu melembabkan wajah.

Dolphin Lips Facial merupakan rangkaian treatment bibir yang berfungsi untuk membantu mencerahkan, melembabkan dan menjadikan bibir menjadi lebih sehat terutama untuk para perokok yang bibirnya cenderung kering, pecah-pecah dan berwarna gelap, Dolphin Skin Body treatment untuk memudarkan strechmark dan mengencangkan kulit.


Keunggulan Dolphin Skin ini dibanding dengan treatment lainnya pastinya merupakan upgrade terbaru dari treatment yang sudah ada dengan efek samping minim serta downtime yang lebih singkat dan hasil yang lebih maksimal, ujar Dokter Rocky Chua, salah satu owner dan juga Head Dokter di Klinik Dermapro SF.

Banyak Artis & Public Figure yang sudah merasakan treatment ini di Klinik Dermapro SF diantaranya Pinkan Mambo, Meriam Belina, Livy Renata, Memes, Kiki Amelia, Cici Paramida, Chika Chandrika, Marizka Juwita, Ruth Stefanie, Ryn Cheribelle, Jeremy Teti, Maria Vania, Chika Chandrika, Rimar Idol, Panji Syahputra, Lucky Perdana, Chikita Meidy, Narji, Amel Alvi, Ari Tulang, Mayang, Dody, Klaviera, Anya Anjani fan Bela Luna.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Lifestyle

Cara Hadapi Burnout Ala Content Creator Bersaudara

Published

on

FEM Indonesia, Jakarta – Rasa lelah berkepanjangan, kehilangan fokus, hingga kehilangan semangat bisa menjadi tanda bahwa tubuh dan pikiran butuh istirahat. Hal ini menjadi salah satu tantangan bagi generasi muda yang aktif, produktif dan terbiasa multitasking atau kerap disebut Burnout.

Namun burnout dapat dihadapi dengan cara jujur, ringan dan sangat relevan bagi banyak orang. Ini pula dilakukan Xaviera Putri dan Biadonut. Kedua content creator bersaudara melalui video Reels terbaru di Instagram mengaku ada jurus untuk mengatasi burnout.

Xaviera Putri mengatakan kunci pertama menghadapi burnout adalah menyadari penyebabnya.

“Cari tahu dulu, kamu burnout karena apa ? Terlalu banyak tugas atau terlalu banyak ambil tanggung jawab ?,” ucapnya.

Disebutkan, jika telah diketahui maka tidur merupakan salah satu cara untuk mengatasi burnout. “Karena dengan tidur, otak kita berhenti sejenak. Setelah bangun, baru bisa mikir ‘sekarang aku bisa ngapain ?,” katanya.

Bahkan, alih-alih memaksakan diri untuk terus produktif, Xaviera justru melihat istirahat sebagai jalan menuju performa yang lebih baik. “Dulu aku pikir harus kerja terus, tapi justru istirahat dan kerja secukupnya yang bikin aku lebih stabil dan produktif,” ujarnya.

Sementara Bia mengaku dirinya lebih menekankan pentingnya mengenali batas diri dan tidak menetapkan ekspektasi yang terlalu tinggi. “Kadang kita ingin semuanya sempurna, padahal mungkin kita belum di fase yang cukup kuat untuk itu,” ungkapnya.

Bahkan, lanjutnya, Bia memilih untuk mengambil langkah mundur dan mengevaluasi ulang daripada terus mendorong diri hingga kelelahan. “Kalau lagi ngerjain proyek, kita maunya langsung impactful. Tapi kalau itu bikin burnout, ya berarti harus mundur sedikit, lihat lagi prioritasnya,” jelasnya. Menurut Bia, burnout bukan sekadar kelelahan fisik tapi juga kelelahan mental yang menandakan perlunya jeda dan pengaturan ulang harapan terhadap diri sendiri.

Pernyataan dari kedua content creator bersaudara ini menunjukan bahwa burnout bisa dihadapi dengan langkah-langkah kecil seperti mendengarkan tubuh, istirahat saat dibutuhkan dan jangan takut menyesuaikan standar diri.

Sebab itu burnout bukan tanda kelemahan melainkan sinyal alami bahwa tubuh dan pikiran perlu waktu untuk pulih. Merawat diri sendiri bukan berarti berhenti tapi bagian dari proses untuk kembali lebih kuat. [foto : dokumentasi/teks : denim]

Continue Reading

Lifestyle

Bareng Bejo Jahe Merah, Alethea Sposa Kenalkan Herbal Asli Indonesia di Paris Fashion Show 2025

Published

on

FEM Indonesia, Jakarta – Koleksi Alethea Sposa menarik perhatian para tamu dan undangan dalam gelaran Paris Fashion Show 2025 belum lama ini. Pasalnya gaun pengantin tersebut tidak hanya memadukan sentuhan feminin dengan garis desain Cheongsam. Namun juga ada cerita di balik keindahan gaun dan gemerlap catwalk.

Hal tersebut dikatakan pendiri Alethea Sposa, Evelyn Witono Putri. Ia menyatakan bahwa menjaga kesehatan kru dan model menjadi bagian penting dari suksesnya pertunjukan.

“Perjuangan menjaga stamina di tengah suhu dingin Paris, jam kerja marathon dan tekanan perfeksionis dunia mode. Dalam kondisi seperti ini, masuk angin menjadi lawan yang harus ditaklukkan. Sebagai desainer, tantangan terbesarnya itu di jam kerja kita yang panjang mulai dari sketsa desain, produksi, fitting sampai finishingsehingga kita sering begadang dan akhirnya gampang kelelahan. Supaya tim kami tetap bisa fit di tengah cuaca Paris yang dingin berangin dan baju-baju yang terbuka, aku persiapkan mereka dengan herbal jahe merah,” paparnya.

Kolaborasi dengan Bejo Jahe Merah pun dilakukan. Terlebih produk herbal herbal modern ini menjadi teman setia yang membantu model hingga kru tetap fit, menepis gejala masuk angin dan menjaga semangat tetap membara hingga akhir acara. Hal tersebut membuktikan bahwa memperkenalkan budaya Indonesia tidak harus lewat klise eksotisme. Namun dapat hadir lewat desain yang anggun, minuman herbal yang menghangatkan dan semangat adaptasi yang tak lekang oleh zaman.

“Kolaborasi antara fashion dan produk herbal untuk masuk angin ini adalah cara kami menunjukkan bahwa kekayaan Indonesia punya banyak wajah, banyak rasa, dan semua bisa dibawa ke panggung dunia dengan bangga. Bersama Bejo Jahe Merah, minuman herbal berbasis jahe merah, rempah asli Indonesia yang kaya manfaat kesehatan, kami menghadirkan kolaborasi unik ini,” jelas Group Brand Manager Natural Wellness Category PT Bintang Toedjoe, Rindu Melati Siregar

“Ini bukan soal tampil saja, tapi soal membuat dunia mengenal Indonesia lewat karya, rasa dan ketulusan. Bejo Jahe Merah berharap semakin banyak prestasi lahir dari Indonesia menuju kancah Internasional, sembari menggemakan manfaat jahe merah sebagai warisan herbal asli Indonesia,” imbuhnya. [foto : dokumentasi/teks : denim]

Continue Reading

Lifestyle

‘Kartini Von Batak’, Mengekspos Kecantikan Wanita Tanah Batak dalam Seni Photograpi

Published

on

FEM Indonesia, Jakarta – Wanita-wanita Batak memiliki karakter yang kuat sebagaimana kebanyakan wanita Sumatera. Namun dibalik karakter yang kuat, sesungguhnya ada kelembutan dan kecantikan yang beda dan luar biasa dengan kecantikan wanita pada umumnya. 

Maka akan lebih menarik bila kecantikan wanita batak ini ditampilkan dalam sebuah momen bertajuk “Kartini Von Batak” yang digelar pada Kamis (1/5/2025).

Momen yang digelar spesial oleh NEO Model Indonesia, adalah acara foto hunting dan foto competition yang dikemas bersama 9 model profesional berdarah Batak.

Clay Siahaan selaku penggagas dan ketua panitia mengatkan bahwa Kartini Von Batak Photo Competition, selain memeriahkan Hari Kartini 2025, juga sebagai ajang silaturahmi dan ajang mengasah diri para fotografer untuk memotret para model dengan balutan gaun tradisional dari tanah batak.

“Jadi Kartini Von Batak ini adalah sebenarnya ide gue sejak 4 tahun yang lalu. Pernah ngobrol ke teman-teman, eh gue pengen bikin loh cewek-cewek Batak yang cantik-cantik itu untuk menjadi model. Pas kebetulan di hari Kartini, kita coba angkat. Dan ya, baru hari ini 1 Mei acara ini bisa diadakan digelar sukses,” ujar Clay Siahaan.

Pria yang akrab disapa Tongclay ini menambahkan, agar acara lebih bagus dan hidup dan tidak sekadar foto-foto model saaja, ia menggandeng desainer berkelas Torang Sitorus, salah satu desainer tanah Batak, Fashion Batak yang karya karya fashionnya luar biasa. 

“Karya desainer Torang Sitorus itu, kalau misalkan pakai kainnya itu puluhan juta. Kalau satu set puluhan sampai seratusan juta. Jadi model-model Batak bakal cantik berkelas mengenakan karya Torang Sitorus di acara hari dan ternyata para fotografer antusias dan puas memotret mereka semua,” ungkap Tongclay.

Supaya lebih menarik lagi, acara yang dihelat bertepatan hari buruh atau may day ini, maka dibuatkanlah photo competition agar para fotografer yang memotret semangat. “Gue bikin lomba foto, kalau cuman sekedar foto-foto biasa kan kurang greget. Dengan adanya lomba foto, pasti kualitas dan cara mereka foto jauh lebih serius,” tambah Tongclay.

Atas suksesnya Kartini Von Batak, Tongclay yang pernah memproduksi film layar lebar, even-even musik berkelas dan even fotografi, mengharapkan acara-acara seperti terus digelar dengan berbagai konsep termasuk konsep model bergaun tradisional dan international. Selain itu, Tongclay juga ingin mendatangkan artis Nadya Hutanggalung yang di kolaborasi dengan model junior dalam even photo berikutnya.

 “Gue si dalam menggarap acara, yang penting para peserta senang, para model nyaman dan membawa kesan tersendiri bagi mereka disini,” ucapnya.

Sementara dalam acara yang dihelat seharian di venue Elysium Lippo Jalan HR Rasuna Said Jakarta Selatan, hadir juri dalam lomba foto ini tak main-main. Ada tiga juri dari fotografer ternama yakni Darwis Triadi, Tomy Siahaan dan Daniel Devries. Mereka para juri, selain menilai hasil karya para fotografer profesional dan junir juga turut larut dalam foro hunting. 

Tak kalah menarik, para model yang bertebaran hari itu adalah model profesional dan junior yang semuanya berdarah batak seperti pemain film Tasha Siahaan, model dan pesinetron Elizabeth Panggabean, model iklan Sheila Hasibuan, Angel Sianturi, Rivha Hutapea, Jane Maura Nainggolan, Putri Manalu dan model dadakan Milan dan Manda.

Darwis Triadi yang hadir didaulat menjadi juri spesial ini mengatakan,  acara seperti ini menjadi ajang silaturahmi bagi para penyuka dunia fotografi dari seluruh Indonesia. Darwis Triadi sebagai fotografer kenamaan juga tak sungkan memberikan pelajaran fotografi dalam acara tersebut. Selain itu, ia juga terlibat mengkurai foto yang menjadi pemenang dalam foto competition.

“Hari ini saya senang sekali bisa bergabung dalam acara ini. Selain saya jadi juri saya juga bisa bersilaturahmi dengan kawan kawan semua. Buat saya fotografi itu yang terbaik. Dan fotografi itu ibarat kalo gue mati dan merenkanasi ditanya mau jadi apa ya kesini lagi ke fotografi. Jadi berilah hasil foto yang terbaik,” ungkap Darwis Triadi.

Dalam menilai hasil foto para peserta, Darwis Triadi menekankan agar para fotografer meski sudah ahli pada bidangnya tapi jangan melupakan tema acara ini yaitu fashion Kartini Vok Java. “Saya sih terserah menyerahkan sepenuhnya kepada masing-masing fotografer yang akan memotret disini tapi yang penting fashion foto itu seperti apa,” jawab Darwis.

Sementara itu, Juri Tommy F Siahaan juga mengungkap bahwa acara tersebut menjadi ajang silaturahmi yang enjoy untuk mengisi liburan long weekend yang bertepatan dengan Hari Buruh 1 Mei 2025. Tema Kartini dalam foto competition kata Tommy juga menarik untuk diabadikan dalam dunia fashion dan fotografi.

“Kartini itu kan Nusantara simbol dari mana saja termasuk dari tanah Batak sebagai wanita yang women power, stranger dan beauty semua ditonjolkan di acara ini dari segi fashion dan beauty dan semoga itu bisa diangkat juga bahwa Kartini juga ada dari tanah batak,” ujar Tommy.

Tommy yang sudah lama berkecimpung di dunia fotografi dalam mengungkap akan menilai hasil foto para peserta sepakat akan menilai dari segi fashion, beauty, kreatifitas foto serta angle foto yang menarik. “Semoga hasil foto mereka semua menjadi inpirasi  tema Kartini Von Batak hari ini,” tandas Tommy.

Dalam rangkaian acara ini, para fotografer perkelompok diberi waktu memotret model setiap 10 menit sekali secara bergantian. Dan 11 model ditempatkan di ruang venue terbaik untuk diabadikan oleh para fotografer yang hasilnya akan dikurasi oleh 3 juri. Acara yang ditutup dengan dj musik, panitia yang diketuai oleh Tongclay mengumumkan 3 foto terbaik yang mendapatkan hadiah uang tunai jutaan rupiah.

“Kalau gue tiap bikin even, yang gue pikirin ada gimana agar para pesertanya pada seneng puas, semua modelnya nyaman sampai akhir acara dan itu yang selalu gue jaga. Kalo next gue ada even lagi, mereka pasti akan pada ikut,” pungkas Tongclay.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Trending