Connect with us

Movie & TV

Wajah Cantiknya Hiasi Film Horor Baru “Tu7uh Rumah Produksi”, Mikhayla Ayu Bahagia!

Published

on

FEM Indonesia – PH Tu7uh Rumah Produksi yang berada dikawasan Cibubur, Jakarta, kembali menggarap film baru genre horor lokal.

Produser eksekutif PH Tu7uh Rumah Produksi, Tirta Siregar mengungkapkan, produksinya kali ini akan ditayangkan di bioskop seluruh Indonesia.

Kembali menggarap film layar lebar setelah sukses di web series “Abi Ghea” yang dibintangi Dea Ananda atau Dea Imut, Tirta Siregar ingin mengguncang dunia perfilman horor Indonesia.

“Memproduksi film layar lebar itu rasanya beda dengan film produksi yang hanya  tayang di aplikasi. Selain itu, tantangan dan hasilnya juga jauh berbeda,” ujar Tirta Siregar ditemui di studio DM, Jakarta, saat menggelar photo composite dua talentnya, Selasa (5/4/2022).

Tirta melanjurkan, cerita horor yang diangkatnya kali ini adalah cerita makhluk goib asli Nusantara yang selama ini melekat di kehidupan masyarakat tradisionil. Skenario dikerjakan secara serius sekaligus oleh sutradara muda.

Sementara Andre Murtono selaku produser menambahkan, filmnya nanti akan diperankan artis terkenal yang kini masih dalam proses seleksi. Dan ada beberapa bintang pendatang baru yang datang dari penjuru Indonesia.

Salah satu pemain yang sudah di plot main di film yang akan mengambil lokasi Jakarta Bandung, jelas adalah bintang pendatang baru bernama, Mikhayla Ayu yang asli dari Lumajang Jawa Timur. Meski nama Mikha belum familiar, namun kiprah Mikha ternyata sudah malang melintang di dunia model dan entertainment.

“Nantinya Mikha akan berdampingan main dengan artis beken di film kali ini. Mikha juga sudah mengikuti kelas akting di eighteen management agar sudah siap saat syuting film usai lebaran nanti,” ujar Andre saat di DM Studio dikawasan Mampang Buncit, Jakarta, belum lama ini.

Mikha yang saat itu sedang menjalani pemotretan foto composite di DM Studio, mengungkapkan kebahagiaanya bakal main film layar lebar untuk pertama kalinya.

Cewek berkulit putih mulus dengan tinggi 165 cm dan bobot 47 kg mengaku telah mempersiapkan bakat aktingnya setelah mengikuti kelas akting di Eighteen Managemen dibawah naungan Tu7uh Rumah Produksi.

“Semoga film produksi Tu7uh Rumah Produksi genre horor ini jadi pintu karir ku menjadi pemain film yang profesional. Aku ingin menunjukan kepada keluarga bahwa aku ke Jakarta itu adalah untuk meraih karir artis film,” kata Mikha tersenyum.

Movie & TV

Bintangi Film Sore: Istri dari Masa Depan, Dion Wiyoko & Sheila Dara Aisha : Kita lebih menjadi exited!

Published

on

FEM Indonesia, Jakarta – Sineas Yandy Laurens menggarap proyek barunya. Diproduksi Cerita Films, film Sore: Istri dari Masa Depan ini berkisah ihwal Jonathan (Dion Wiyoko) bertemu dengan seorang wanita bernama Sore (Sheila Dara) yang mengaku istrinya di masa depan.

Sheila Dara mengaku apa nantinya fans tidak bosan melihat dirinya lagi-lagi dipasangkan dengan Dion Wiyoko. “Tiap proyek pasti ada hal baru yang akan dieksplore. Saya enggak bosan. Setiap dinamika hubungan kita lebih menjadi excited,” jawab Yandy Laurens.

Sementara Dion Wiyoko mengatakan menerima apa adanya. “Kan di setiap film karakternya lain. Dan bisa berkembang baik. Kita tabrakin saja,” ujar Dion Wiyoko.

Berperan sebagai Jonathan, Dion Wiyoko diceritakan memiliki profesi sebagai seorang fotografer handal.

Di Finlandia karena kita butuh, seperti teman-teman bisa melihat posternya, Jonathan seorang Fotografer dan dia ada di environment serba es bersalju, kita membicarakan concern Jonathan sebagai fotografer. Dia sedang mau membicarakan sesuatu di sana.

“Jujur. Dalam cerita kita buat karakter bisa berkembang. Kita pasangkan kembali mereka kerja di zona nyaman,” ucap Yandy Laurens.

Syuting di Italia, film ini dangkat kembali dari versi serial yang peran Sore dimainkan Tika Bravani. Film ini akan beredar di tahun 2025 mendatang.

Continue Reading

Movie & TV

Memulai Produksi, Film ‘Pengin Hijrah’ Tumpengan Umumkan Syuting di Uzbekistan

Published

on

FEM Indonesia, Jakarta – Film baru drama religi berjudul Pengin Hijrah (PH) mengumumkan memulai produksinya, Rabu (13/11). Film yang diproduksi Sinemata Buana Kreasindo kerja sama rumah produksi Multi Buana Kreasindo (MBK) Productions dan Sinemata ini menjadi unik dan menarik. 

Pasalnya, dari tiga lokasi produksi Bogor, Belitung dan Uzbekistan, film ini akan mengawali produksinya di Uzbekistan. Uzbekistan menjadi pilihan lokasi produksi karena memiliki keunikan, keeksotikan secara visual, ikatan historis dan peradaban Islam yang sangat kuat dengan Indonesia. 

Imam Bukhari salah satu Perawi hadis ini merupakan ulama kelahiran Uzbekistan. Kompleks makamnya di Samarkan menjadi salah satu lokasi produksi film Pengin Hijrah. Salah satu kutipan hadis imam Bukhari juga menjadi rujukan dan jadi moral story film.

“Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rasul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan RasulNya… (HR Buchari).

Budi Yulianto selaku Eksekutif Produser film Pengin Hijrah menuturkan bahwa cerita asli film ini kepada penulis, sebelum menuliskannya menjadi karya novel dan skenario film. Novel Pengin Hijrah dirilis di Indonesia International Book Fair (I1BF), 26 September 2024 lalu.

Budi menambahkan, rencana produksi Pengin Hijrah makin menguat setelah Budi datang ke Samarkan, Bukhara dan Tashken yang merupakan ibukota Uzbekistan. Saat berada di kompleks makam Imam Bukhari itulah ada dorongan kuat untuk menuntaskan ide cerita Pengin Hijrah menjadi produksi film.

Samarkan, Bukhara dan Tashken merupakan kota-kota lintasan jalur sutra dari Eropa menuju Asia.

Peradaban Islam dan penyebarannya juga dilakukan lewat jalur sutra ini. Asia Tengah (Uzbekistan) menjadi titik pertemuan. Termasuk dalam melahirkan ulama-ulama ternama, salah satunya Imam Bukhari. 

Film Pengin Hijrah ingin menghadirkan tiga kota Samarkan, Bukhara dan Tashken sebagai kisah dari perjalanan cinta dua anak manusia dengan latar budaya berbeda.

“Pengin hijrah Ini berkisah tentang cinta anak muda Indonesia dan Uzbekistan dalam memahami keyakinan berhijrah. Juga cerita romantis percintaan beda budaya. Dan lokasi-lokasi produksi film di Uzbekistan ini sangat mendukung cerita filmnya,” jelas Budi Yulianto kepada awak media di SMR Building, Sunter Jaya, Jakarta, Senin (11/11/2024).

Budi selaku Eksekutif Produser yang sukses box-office lewat film Air Mata di Ujung Sajadah (3,1 juta penonton) menyebut Pulau Belitung dan Bogor juga menjadi latar cerita lokasi produksi film Pengin Hijrah. Kurang lebih 30 persen produksi berlangsung di Uzbekistan. Selebihnya produksi berlangsung di Bogor sebagai lokasi kampus tokoh utama, dan pulau Belitung yang akan menjadi lokasi asal tokoh utama. 

Belitung melengkapi visual film dengan pantai-pantainya yang eksotis. Kontras dengan Uzbekistan yang berupa dataran (gurun) dan perbukitan bercuaca subtropis-dingin. Pengin Hijrah akan menuntaskan produksinya dalam 24 hari produksi. Sinemata Buana Kreasindo (SBK) berharap, filmnya bisa dinikmati di 2025 nanti.

Pengin Hijrah mempercayakan penyutradaraan kepada Jastis Arimba yang sukses lewat film-film drama box-office. Melibatkan pemain dua negara, di antaranya Steffi Zamora, Endy Arfian, Daffa Wardhana, Karina Suwandi, Nadzira Shafa. Beberapa pemeran dari Uzbekistan merupakan aktor drama panggung di Uzbekistan.

“Kami berharap lokasi produksi di dua negara, juga memudahkan proses distribusi film di negara-negara Islam di wilayah regional Asia nantinya,” harap Budi Yulianto.

Sementara Jastis Arimba yang sudah mendatangi lokasi-lokasi produksi di Samarkan, Bukhara dan Tashken berharap cuaca di Uzbekistan akan mendukung tim produksinya. Mengingat bulan November sudah memasuki musim dingin. Suhu di lokasi syuting yang bisa mencapai 5 derajat celcius menjadi tantangan tersendiri bagi pemain dan tim produksinya selama di Uzbekistan.

Sinemata Buana Kresindo (SBK) diharapkan pengambilan lokasi produksi film di Uzbekistan memberikan warna tersendiri bagi pencapaian visual yang lebih menawan. Cerita Pengin Hijrah juga lebih menarik dengan menghadirkan konflik cinta antara dua budaya berbeda dalam memahami arti hijrah sesungguhnya

Continue Reading

Movie & TV

Insan Perfilman, Pemerintah Diminta Mendirikan Bioskop Rakyat dan Bioksop BUMN

Published

on

FEM Indonesia, Jakarta – Pengangkatan Menteri Kebudayaan Fadli Zon dan Wamenbud Giring Ganesha Djumaryo disambut hangat positif oleh para insan film dan musik.

Insan Perfilman juga berharap agar bisa muncul bioskop untul rakyat di era kepemimpinan Prabowo Subianto ini.

“Sudah saatnya Pemerintah mendirikan dan memiliki bioskop rakyat dan bioskop BUMN (Badan Usaha Milik Negara) yang enggak profit oriented,” kata sineas Daniel Tito Pakpahan dalam sebuah perbincangan dengan penulis, fi Jakarta, baru-baru ini.

Dikatakannya, bioskop ini wajib memutar film-film nasional secara gratis yang tidak memberatkan masyarakat. “Paling enggak harga tiketnya dibawah standar jaringan bioskop XXI yang menjangkau lapisan masyarakat menengah dan bawah,” tutur Daniel Tito yang memproduseri film ‘Start Up, Never Give Up’.

Kebetulan usulnya pas dilontarkan jelang penyelenggaraan FFI 2024 yang akan digelar 20 November 2024 di Jakarta. “Saatnya film Indonesia bangkit. Ini komoditas yang mengangkat harkat budaya dan ekonomi bangsa kita,” terang dia.

“Lihat bangsa Korsel yang bangga dengan drakor dan K Pop yang menaikkan pasar ekonomi mereka. Lapangan kerja masyarakat bisa dinaikkan harkatnya melalui film dan musik. Ini fokus kerja Menbud Fadli Zon bersama stafnya,” papar Daniel, yang sedang mempersiapkan peredaran dua film sekaligus di tahun 2025 mendatang yaitu ‘Jangan Seperti Bapak’ (drama thriller) dan ‘Gereja Setan’ (horor).

Mengamati perkembangan ranah perfilman tanah air, Daniel Tito menyatakan rasa optimis.

“PH (production house) besar berani promosi gede-gedean dan memakai bintang-bintang tenar. Sebaliknya, PH kecil dan indie juga sama. Adakan nobar dan promosi keluar kota. Ini kekuatan maha dahsyat yang belakangan mulai bangkit. Pelan tapi pasti. Misalnya dibuat film-film daerah yang sukses di bioskop. Seperti ‘Uang Panai’ dan ‘Uang Panai 2’ yang berbulan-bulan tayang di Makassar,” paparnya.

Sementara itu, Evry Joe selaku produser dan pemilik rumah film Yarfi juga mengungkapkan bahwa jangan sampai para produser film di Indonesia seperti mengemis meminta jadual tayang film garapanya yang selama ini terjadi.

Karena itu, Evry berharap kementrian Kebudayan dapat menampung ide ide kreatif dari para insan perfilman salah satunya permintaan bioskop rakyat. 

“Semoga Presiden baru Prabowo Subianto akan membawa angin baru bagi perfilman Indonesia,” harap Evry Joe.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Trending