FEM Indonesia, DepokWakil Ketua DPRD Kota Depok, Yeti Wulandari menyambut antusis tagline Depok Berlari di usia 26 tahun Kota Depok tahun pada 27 April ini dan dibawah kepemimpinan Supian Suri dan Chandra Rahmansyah.

“Alhamdulillah Kota Depok di usianya yang sudah 26 tahun dan dengan era kepemimpinan yang baru, Wali Kota Depok Pak Supian Suri dan Wakil Wali Kota Depok Pak Chandra Rahmansyah memiliki tekad luar biasa untuk membawa Depok berlari,” ujar Yeti Wulandari, Selasa (29/4). 

Politisi Partai Gerindra ini menuturkan, yang dimaksud Depok berlari adalah mengejar pembangunan secara cepat, yang mencakup semua aspek, baik dari insfrastruktur hingga sumber daya manusia.

Depok sebagai salah satu kota penyangga Jakarta katanya memang dirasa banyak ketinggalan dengan kota tetangga lainnya seperti Bogor, Tangerang dan Bekasi. Karena itu, Depok di pemerintahan yang baru ini harus bisa mewujudkan harapan-harapan masyarakat sesuai dengan visi dan tema HUT Depok, Bersama Depok maju.

Yeti juga mengungkapkan, Depok harus berlari dalam menyelesaikan berbagai persoalan yang hingga kini masih menjadi beban dan pekerjaan rumah bagi pemerintah. Salah satu yang harus dibenahi secara cepat tepat adalah masalah sampah.

Dengan jumlah penduduk lebih dari 2,2 juta jiwa dan produksi sampah lebih dari 1.300 ton, perempuan berhijab cantik ini melihat persoalan sampah bukanlah hal mudah untuk diatasi. Terlebih, kondisi TPA Cipayung yang selama ini diandalkan untuk menampung sampah akhir dari warga Kota Depok sudah melebihi kapasitas dan tidak memungkinkan terus dimasukkan beban sampah.

“Depok sebagai kota satelit, memang tumbuh menjadi permukiman, sehingga volume sampah dari pertumbuhan dan penambahan penduduk semakin besar. TPA Cipayung sudah over kapasitas, jadi perlu solusi bagaimana mengatasi beban sampah Kota Depok,” paparnya.

Pemkot Depok, baik eksekutif maupun legislatif ia harapkan agar dapat bahu-membahu menyelesaikan persoalan sampah. Problem bagi kita kata Yeti karena memang selama ini sistem pengelolaan sampah kita belum menemukan yang benar-benar efektif, sehingga bisa untuk menuntaskan permasalahan sampah. Upaya yang dilakukan saat ini, salah satunya adalah menggencarkan pengelolaan sampah dengan program maggot. Tetapi, program ini hanya untuk menyelesaikan sampah organik.

“Untuk mengolah sampah nonorganik, keberadaan bank-bank sampah di wilayah diminta semakin aktif membantu mengurangi sampah nonorganik. Melalui Pansus Perda Pengolahan Sampah DPRD Kota Depok, kami juga ingin mengundang pihak ketiga atau swasta untuk menyumbangkan atau berkontribusi bagi pembangunan Kota Depok, terutama di dalam masalah menghilangkan atau mengurangi debit sampah yang semakin besar,” harap Yeti. [foto: instagramyetiwulandari]