Ragam
Ajak Hidup Sehat, Ikatan Alumni Universitas Diponegoro adakan Undip Run 2024

FEM Indonesia – Gaya hidup sehat kini sudah menjadi gaya hidup masyarakat. Salah satunya dengan olahraga lari. Karena itu untuk mendorong dan mengajak masyarakat untuk hidup sehat, utamanya di lingkungan kampus dan umumnya masyarakat luas, Universitas Diponegoro (UNDIP) akan mengadakan UNDIP Run 2024.
Ajang lari yang berlangsung pada 13 Oktober 2024 di Lapangan Widya Puraya UNDIP Tembalang ini, sekaligus perayaan Dies Natalis UNDIP ke 67. Sedangkan pengambilan race pack dilakukan 12 Oktober 2024 di Auditorium Imam Barjo UNDIP Peleburan.
“Kami sangat antusias menyambut penyelenggaraan UNDIP Run 2024. Acara ini tidak hanya sekadar lomba lari, tetapi juga menjadi ajang untuk memperkuat tali silaturahmi antar alumni, civitas akademika, mahasiswa, dan masyarakat,” papar Ketua Panitia UNDIP Run 2024, Ahmadha Eko Saputro di Jakarta, baru-baru ini.
“Kami berharap UNDIP Run 2024 dapat menjadi agenda tahunan yang dinantikan oleh masyarakat Semarang,” lanjutnya.
Diteruskan, ajang yang diinisiasi Ikatan Alumni UNDIP tersebut akan terbagi menjadi 4 kategori yakni 10K Nasional, 5K Nasional, 10K Alumni UNDIP dan 5K Alumni UNDIP. Sedangkan untuk rute 10K peserta akan berkeliling kampus UNDIP dengan melewati 11 fakultas dan 2 sekolah tinggi, sementara rute 5K melewati jalan-jalan utama di dalam kampus. UNDIP Run 2024 menyediakan total hadiah sebesar Rp 134.000.000 akan diperebutkan oleh 2500 peserta untuk kategori 10K dan 5K.
Bagi yang berminat, pendaftaran dibuka 2 tahap, dimana early bird pada 15 Agustus dan reguler setelah kuota early bird terpenuhi. Untuk biaya pendaftaran mulai Rp 125.000 sampai Rp 250.000 dengan pelbagai pilihan kategori.
Informasi lebih lanjut hubungi website resmi UNDIP Run 2024, Instagram @undiprun atau panitia penyelenggara. [foto : dokumentasi/teks : denim]
NASIONAL
Halal Bihalal, Gonsus 88 Ajak Ukhuwah Alumni Gontor Yang Tak Pernah Padam

FEM Indonesia, Bogor – Alumni Pondok Modern Darussalam Gontor Angkatan 1988 yang menamai dirinya Gonsus 88 menggelar Halal Bihalal di Talaga Resort Cikeas, Bogor, Minggu lalu (20/4/2025)
Dalam suasana sejuk dan penuh kedamaian, pertemuan tahunan ini menjadi titik temu ruhani dan emosional untuk mengikat kembali tali-tali persaudaraan yang pernah ditempa dalam satu barisan, satu kiblat, dan satu adab di bawah langit Gontor, puluhan tahun silam.
Para alumni Gonsus 88 sudah tersebar ke berbagai penjuru negeri bahkan dunia dengan beragam profesi antara lain dai, pendidik, profesional, pemimpin, dan pengusaha. Namun semuanya tetap membawa satu identitas ruhani yang sama yakni Alumni Gontor.
Dalam acara yang penuh dengan nuansa kekeluargaan ini, hadir tokoh-tokoh sentral yang menjadi tumpuan semangat dan arah gerak Gonsus 88 yakni Ustad Bachtiar Nasir dan Ustad Andian Parlindungan. Dua figur yang tak hanya dikenal di kalangan alumni, tetapi juga di tengah masyarakat luas sebagai sosok yang berpengaruh dalam dunia dakwah dan pendidikan.
Keduanya tampil bukan sekadar sebagai pemimpin organisasi alumni, melainkan sebagai penjaga semangat dan memastikan bahwa warisan nilai-nilai Gontor tetap mengalir dalam kehidupan para anggotanya.
“Ukhuwah ini bukan hanya tali yang menghubungkan masa lalu. Ini adalah cahaya yang menerangi langkah ke depan. Kita bukan sekadar alumni yang berkumpul, tapi insan yang dipanggil untuk terus mengabdi pada umat,” ungkap Ustad Bachtiar Nasir dalam tausiyahnya.
Senada dengan itu, Ustad Andian Parlindungan menekankan pentingnya menjaga ruh spiritual dalam setiap aktivitas silaturahmi dan kontribusi.
“Kita semua pernah dibentuk oleh sistem pendidikan yang menanamkan adab sebelum ilmu. Maka kebersamaan ini harus membawa kita pada jalan yang terhormat, jalan yang memberi makna dan manfaat,” katanya.
Acara Halal Bihalal ini bukan semata seremoni keakraban, melainkan menjadi forum untuk mengevaluasi kembali perjalanan hidup, mempertajam arah visi alumni ke depan, dan merancang langkah-langkah strategis demi peran lebih luas di tengah umat.
Diskusi hangat mengalir dalam suasana ringan namun sarat makna. Di antara hidangan lebaran dan tawa nostalgia, terselip ide-ide besar tentang pentingnya kontribusi alumni dalam penguatan pendidikan Islam, pemberdayaan ekonomi umat, serta pengembangan generasi muda yang unggul dan berakhlak.
Doa bersama yang mengakhiri acara menjadi puncak spiritual yang menggetarkan. Dalam diam, setiap jiwa merenungkan betapa luar biasanya persaudaraan yang telah dirajut sejak remaja itu tetap utuh, hidup, dan bermakna hingga kini.
Gonsus 88: Bersatu dalam Ruh, Bergerak untuk Umat
Halal Bihalal Gonsus 88 di Cikeas menjadi penanda bahwa alumni bukanlah sekadar gelar sosial, melainkan amanah ruhani. Dalam ikatan ukhuwah yang tak lekang oleh zaman, para alumni Gontor 1988 menegaskan kembali jati dirinya sebagai insan-insan yang terus ingin memberi, menginspirasi, dan menjaga nilai-nilai luhur pesantren.
Di bawah kepemimpinan dua ustad yang kharismatik dan penuh integritas, Gonsus 88 bersiap melangkah lebih jauh dan merangkul masa depan dengan keyakinan, dan mempersembahkan dirinya sebagai kekuatan strategis bagi kemajuan umat dan bangsa.
Ragam
Zaskia Adya Mecca Kampanye Nyuci Ribuan Piring Adu Cepat Kereta Whoosh di Hari Kartini

FEM Indonesia, Jakarta – Dalam rangka hari Kartini yang jatuh diperingati setiap 21 April, artis Zaskya Adya Mecca ditantang untuk ikut mencuci 1.000 piring kotor bersama ibu-ibu komunitas. Mereka adu kecepatan mencuci piring sambil balapan dengan kecepatan kereta cepat Whoosh yang bergerak dari Stasiun Padalarang Bandung ke Stasiun Halim di Jakarta.
Dalam konferensi pers yang digelar di Whoosh Experience Lounge, Stasiun Kereta Cepat Halim KCIC Jakarta, Zaskia mengaku sudah latihan dengan para ibu-ibu komunitas yang kurang dari 10 orang tersebut, di antaranya bahkan merupakan instruktur senam.
Ditanya mengenai kiatnya mencuci piring, istri sutradara Hanung Bramantyo ini mengaku tertantang dan punya trik tersendiri agar bisa lebih cepat. Ia biasanya membilas dulu dengan air, baru kemudian menggunakan spoons dan busa. Zaskia ikut memberikan semangat soal pekerjaan rumah yang satu ini, menurutnya para ibu-ibu tidak perlu merasa sendirian.

“Mencuci piring itu sebenarnya bisa dilakukan dengan happy,” kata Zaskia. Aksi Zaskia dan ibu-ibu ini dalam mencuci ribuan piring adalah bagian dari kampanye kolaborasi Sunlight dengan PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) yang bertajuk #BersihSecepatWhoosh.
Diluncurkan bertepatan dengan Hari Kartini lewat ajang balap “Adu Cepat: Sunlight VS Whoosh”. Di kesempatan tersebut, salah satu brand cairan pencuci piring itu juga memperkenalkan formula terbaru yaitu rhamno power yang diklaim lebih ramah lingkungan. Dengan bahan aktif ini, mencuci 1.000 piring akan mampun dilakukan hanya dengan waktu sekitar 30 menit, seperti durasi perjalanan kereta cepat Whoosh.
Bernardus Rendita Kusumo, Senior Brand Manager Dishwash Unilever Indonesia mengatakan bahwa studi yang dilakukan Sunlight menemukan bahwa ternyata mayoritas ibu Indonesia menghabiskan waktu hingga 180 jam dalam setahun atau 30 menit dalam sehari untuk mencuci tumpukan piring dan perlengkapan masak. Selain itu, mencuci piring juga menjadi momok bagi banyak ibu.

Ia beralasan, masakan Indonesia identik dengan lemak dan bau amis yang menempel kuat pada piring dan perlengkapan masak sehingga sulit untuk dibersihkan. Tak heran, sebuah survei menempatkan kegiatan ini sebagai salah satu dari tiga pekerjaan rumah tangga yang paling tidak disukai, menurut Good Stats dalam studi Pengaruh Produk Ramah Lingkungan Terhadap Preferensi Belanja Konsumen.
“Untuk itu, ini pertama kalinya di Indonesia, ada inovasi terbaru, yaitu teknologi Rhamno Power yang telah dipatenkan. Diformulasikan menggunakan 100 persen bahan aktif tumbuhan, yaitu Rhamnolipid, Sunlight Rhamno Power ampuh membersihkan sisa lemak dan minyak 10 kali lipat lebih cepat,” Bernardus Rendita Kusumo.

Sementara Devin Pranata selaku General Manager Non-Railway Business PT KCIC mengatakan pihaknya juga memiliki misi menciptakan gaya hidup yang lebih produktif dan ramah lingkungan dengan menyediakan moda transportasi modern yang mengedepankan efisiensi waktu, keamanan, keselamatan, dan kenyamanan. Dalam kampanye ini, dua ikon kecepatan kebanggaan Indonesia berkolaborasi lewat kekuatan kami yang saling melengkapi,” kata Devin.
Lifestyle
Hari Kartini, Ketua KOWANI: “1.000 Profesi Perempuan dan Generasi Z Wujud Nyata Transformasi Bangsa”

FEM Indonesia, Jakarta – Hari Kartini bukan sekadar perayaan, tetapi pernyataan bahwa semangat perjuangan perempuan Indonesia tidak pernah padam. Kartini masa kini telah menjelma menjadi sosok-sosok tangguh.
Demikian ditegaskan Ketua Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) Nannie Hadi Tjahjanto saat Perayaan Hari Kartini 2025, Senin (21/4/2025) di Tennis Indoor Gelora Bung Karno, Jakarta. “Ibu rumah tangga yang juga pengusaha UMKM, pilot perempuan yang membawa pesawat komersial, hingga pemimpin perusahaan dan pejabat tinggi negara. Inilah sosok-sosok Kartini masa kini,” ujarnya.
Dalam semangat itulah, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPA) bersama KOWANI dan berbagai mitra menyelenggarakan acara Peluncuran 1.000 Profesi Perempuan dan Generasi Z.
Acara ini bukan hanya menampilkan deretan profesi luar biasa yang kini dijalani oleh perempuan Indonesia dari berbagai usia dan latar belakang, tetapi juga menjadi panggung afirmasi bahwa perempuan bukan pelengkap, melainkan penggerak utama perubahan sosial.
“Transformasi perempuan Indonesia adalah bagian dari gerakan global. Dunia menyoroti, dunia memberi panggung. Tapi kita tidak boleh hanya berhenti di simbolisme. Gerakan ini harus nyata, terukur, dan berkelanjutan,” tegas Nannie di hadapan ratusan perempuan dari seluruh Indonesia.
Lebih dari sekadar selebrasi, kegiatan ini menjadi ruang refleksi dan advokasi. Wasiah, perwakilan dari Pengadilan Tinggi Agama Jakarta, menyuarakan pentingnya melanjutkan upaya perlindungan perempuan, terutama di ruang publik.
“Alhamdulillah, acara ini menaikkan derajat kami sebagai perempuan. Tapi kita tidak boleh menutup mata bahwa pelecehan terhadap perempuan di ruang publik masih marak. Ini yang harus jadi fokus bersama,” ucap syukur Ketua KOWANI, Nannie. Kesadaran akan ruang aman juga disuarakan oleh Thalia Risma, perwakilan muda dari Kemen PPA, yang mengangkat suara Gen Z.
Ia menyampaikan pengalamannya sebagai pengguna transportasi umum yang kerap merasa tidak aman meskipun sudah ada kebijakan khusus. “Kesadaran masyarakat itu penting. Bukan cuma soal beratnya sanksi, tapi bagaimana semua pihak berempati dan mau ikut menjaga,” tutur Thalia. Bagi Thalia, kegiatan ini menjadi sumber energi baru. Ia merasa lebih yakin bahwa generasi mudalah yang akan melanjutkan tongkat estafet perjuangan Kartini dengan perspektif kekinian.
“Teknologi bisa menjadi alat pemberdayaan, tapi harus digunakan dengan bijak. Banyak perempuan sekarang jadi konten kreator, pemrogram, atau CEO startup. Ini bukti bahwa kita bisa bersaing di panggung global,” ungkapnya penuh semangat.
Ruang Kolaborasi, Bukan Kompetisi
Salah satu pesan kuat dari Ketua Kowani adalah pentingnya solidaritas perempuan lintas generasi. Dalam pandangannya, peringatan Hari Kartini harus menjadi ruang kolaborasi, bukan kompetisi.
“Kita harus saling menguatkan, bukan saling menjatuhkan. Kartini adalah simbol pendidikan dan perlawanan atas ketimpangan. Semangat itu harus hidup dalam tindakan kolektif kita hari ini,” tegas Nannie.
Sebagai informasi Puncak perayaan Hari Kartini 2025 dilakukan bersamaan dengan peluncuran gerakan nasional dan internasional bertajuk “1.000 Profesi Perempuan & Gen Z”.
Kegiatan dibuka oleh Menteri PPA Arifah Choiri Fauzi dan disaksikan oleh Ibu Wakil Presiden RI Selvi Ananda Rakabuming Raka, serta para tokoh perempuan dari lintas bidang.
Diselenggarakan secara hybrid (luring dan daring), acara ini menampilkan pembacaan surat Kartini, testimoni inspiratif dari perempuan berbagai profesi, hingga penampilan seni budaya yang dikurasi oleh generasi muda.
Perempuan Sebagai Pilar Pembangunan
Kowani memandang peluncuran 1.000 Profesi Perempuan dan Generasi Z ini sebagai bentuk konkret dari komitmen kebangsaan: menjadikan perempuan sebagai pilar pembangunan dan agen perubahan sosial. Di tengah tantangan global, dari disrupsi digital hingga ketimpangan sosial, kehadiran perempuan yang berdaya menjadi kebutuhan, bukan pilihan.
“Perempuan Indonesia tidak boleh mundur. Kita sudah sampai di titik ini karena perjuangan panjang. Sekarang saatnya melompat lebih jauh, dengan pendidikan, keberanian, dan solidaritas,” tutup Ketua KOWANI, Nannie.
-
NASIONAL2 days ago
Depok Mulai Gelar CFD 4 Mei, Tak Mau Kalah dengan Jakarta dan Bekasi
-
NASIONAL6 days ago
Perayaan Hari Kartini di Jakarta, 1.000 Perempuan & Gen Z Siap Pimpin Perubahan
-
Hiburan5 days ago
Sule, Charly Van Houten akan Panaskan HUT Kota Depok ke-26 di DOS, ini Jadualnya!
-
Music24 hours ago
Slank Berduka, Bunda Iffet Meninggal Dunia di Usia 87 Tahun