Connect with us

Lifestyle

Di Kimbab Family, Mama Gina Bagikan Tips Bangun Keluarga Harmonis di Korea Selatan

Published

on

FEM Indonesia, Jakarta – Hidup di negara orang ngeri – ngeri sedap. Terlebih jika telah berkeluarga dan memiliki anak. Pengalaman ini dibagikan Gina Slavina yang tinggal di Korea Selatan. Bersama tiga anak, wanita yang kerap disapa Mama Gina tersebut menceritakan peran ibu melalui Mom of The Month bersama Mother & Beyond di Channel Youtube serta Instagram Kimbab Family.

Dalam video berdurasi lima menit itu, Mama Gina membagikan pengalaman membesarkan anak-anak lintas budaya, pentingnya komunikasi dalam rumah tangga, serta tips menjaga kesehatan mental di tengah rutinitas sebagai ibu rumah tangga.

Menjadi Ibu dari Tiga Anak dengan Usia Dekat

Memiliki tiga anak dengan usia yang berdekatan di negara asing tentu bukan hal mudah. Namun bagi Mama Gina, kunci menjalani peran sebagai ibu adalah bersikap adil antar anak. “Karena gap umurnya enggak jauh beda, jadi semua harus adil,” ujar Mama Gina. Selain itu, Mama Gina juga memberikan tips penting bagi para ibu dengan banyak anak, yakni memilih baju anak dengan warna netral agar bisa dipakai bergantian. “Ini tips hemat, kalau beli baju pilih warna netral biar bisa dipakai adiknya.” ungkap Mama Gina sambil tertawa kecil.

Kunci Harmoni Rumah Tangga Lewat Komunikasi dan Kerja Sama

Tinggal di Korea bersama suami dan anak-anak, Mama Gina menekankan pentingnya komunikasi terbuka dalam keluarga, terutama dengan pasangan. “Kadang-kadang suami enggak tahu apa yang kita pikirin, jadi kita harus ngomong. Terbuka, supaya ke depannya suami udah tahu saya maunya apa.” kata Mama Gina.

Soal pembagian peran di rumah, menurut Mama Gina tidak ada yang bersifat kaku. Ia dan suami saling membantu dalam mengurus anak maupun urusan rumah tangga. “Kalau peran khusus sebenernya tidak ada, semuanya di bagi. Appa Jay juga kadang bantu ngerjain PR anak, nyiapin sarapan juga. Jadi yang dibagi paling memperkenalkan budaya masing-masing, selain itu semuanya sama-sama,” ungkap Mama Gina.

Sebagai orang tua, Mama Gina juga menanamkan nilai penting dalam keluarga kepada anak-anak mereka yaitu saling menghargai. “Menghargai satu sama lain. Jadi orang tua ke anak dan anak ke orang tua. Respect each other,” jelas Mama Gina.

Sebagai keluarga multikultur, mereka juga mengenalkan budaya masing-masing, termasuk kebiasaan sehari-hari yang mungkin berbeda, seperti penggunaan tangan kiri di Korea dan Indonesia. Dimana jika di Indonesia bisa dianggap tidak sopan sedangkan di Korea tidak.

Tips Untuk Ibu Bahagia

Di tengah aktivitas mengurus tiga anak dan rumah tangga, Mama Gina menekankan pentingnya menjaga kesehatan mental. Saat merasa lelah, ia tidak ragu menyampaikan hal tersebut kepada suami. “Karena dirumah hanya ada saya, akang dan anak-anak, Kalau lagi kecapekan, saya bilang ke suami ‘Akang saya hari ini mau off bersih-bersih,” ujar Mama Gina.

Kini saat anak-anak sudah mulai sekolah, ia memanfaatkan waktu sendiri di rumah untuk me time, seperti olahraga dan menikmati momen mandi panjang yang menenangkan.“Kegiatan yang saya suka lakukan adalah mandi yang lama dan olahraga.”

Selain me time, Mama Gina juga menjaga kualitas tidur untuk mengatur emosi dan tetap tenang menghadapi anak-anak. “Tidur yang cukup itu penting banget. Kalau kita kurang tidur, suka tantrum dan bisa mempengaruhi anak-anak.”

Lewat pengalamannya, Mama Gina menunjukkan bahwa keharmonisan keluarga bisa dibangun lewat komunikasi, kerja sama dan saling menghargai. Meskipun tinggal jauh dari tanah air, ia tetap mampu menciptakan rumah yang penuh cinta dan kedekatan bersama suami dan anak-anak. [foto : dokumentasi/teks : pr/denim]

Lifestyle

Gali Potensi Diri Lewat Olahraga, Sepatu PUMA Luncurkan Go Wild

Published

on

FEM Indonesia, Jakarta – Kendati kesadaran berolahraga di masyarakat telah terlihat belakangan ini namun belum semua orang mampu menggali potensi dalam diri melalui olahraga, semisal lari.

Karena itu, menginjak usia 75 tahun, sepatu PUMA meluncurkan brand DNA baru, Go Wild di Indonesia. Go Wild sendiri merupakan ajakan untuk berani jadi diri sendiri dan menggali potensi terbail lewat olahraga sekaligus menjadi simbol keberanian untuk menata ulang hidup demi merasakan kembali kesenangan dalam berlari, bukan untuk menjadi yang tercepat tapi untuk menjadi yang paling autentik.

“Melalui Go Wild, PUMA ingin menginspirasi orang-orang di Indonesia untuk mengejar Runner’s High, yaitu rasa senang, bahagia dan kepuasan alami yang dirasakan oleh para pelari setelah mereka berlari,” papar Teamhead Marketing PUMA Indonesia, Rachmat B. Trilaksono.

“Semangat ini bukan soal prestasi tapi soal keberanian untuk melampaui batas diri dan menikmati setiap langkahnya,” tambahnya melalui siaran pers.

Dilanjutnya, Go Wild hadir dengan berbagai aktivitas yang mendorong masyarakat untuk merasakan Runner’s High, sensasi rasa bahagia yang muncul saat tubuh melepaskan endorfin dan neurotransmitter selama berlari.

“Efek ini tidak hanya meningkatkan mood dan energi tapi juga membantu kita menemukan kembali kenikmatan dalam bergerak aktif,” katanya.

Rachmat pun mencontohkan Go Wild, dimana PUMA Athletes merupakan jajaran atlet profesional yang mencerminkan energi Go Wild dalam setiap gerakannya. Juga PUMA Nitro Run Club, komunitas lari inklusif dan progresif yang menawarkan sesi latihan mingguan, workshop bersama pelatih bersertifikasi hingga program latihan maraton 16 minggu.

Sedangkan lewat film campaign Go Wild, PUMA menampilkan potret nyata pelari sehari-hari—anggota komunitas, ibu baru, hingga pelari santai yang menjadikan lari sebagai bagian dari proses menata ulang hidup. Film ini menangkap momen-momen sederhana namun bermakna, saat mereka menemukan kembali rasa bahagia lewat setiap langkah.

“PUMA percaya bahwa kehebatan sejati dimulai dengan keberanian melampaui batas dan merasakan euforia dari gerak aktif. Melalui Go Wild, kami berharap bisa mendorong lebih banyak orang untuk menggali energi dalam diri mereka dan merasakan kegembiraan berolahraga,” imbuh Rachmat. [foto : dokumentasi/teks : denim]

Continue Reading

Lifestyle

Mahasiswi BINUS Tampilkan Warisan Budaya Indonesia di HKTDC Fashion InStyle 2025 Hongkong

Published

on

FEM Indonesia, Alam Sutera – Sejumlah tim mahasiswa dari Fashion Program BINUS University turut ambil bagian dalam ajang internasional HKTDC Fashion InStyle 2025 yang diselenggarakan pada Selasa, 29 April 2025 pukul 16.45 waktu Hong Kong, bertempat di Hong Kong Convention & Exhibition Centre, Wan Chai. 

Pada kesempatan ini, para mahasiswa menampilkan koleksi bertajuk “Rebirth of Tradition,” sebuah karya yang memadukan unsur budaya Indonesia dengan pendekatan desain modern.

Sebanyak empat koleksi dipresentasikan dalam pameran ini, yang masing-masing membawa kisah budaya dari dua wilayah Indonesia: tiga koleksi terinspirasi dari kebudayaan Sumba dan satu koleksi dari daerah Danau Toba. 

Setiap karya tidak hanya menampilkan keunikan tekstil dan simbol tradisional, tetapi juga menggambarkan visi para mahasiswa dalam mengangkat kembali budaya lokal ke dalam ranah fashion kontemporer.

Salah satu koleksi yang mencuri perhatian adalah “Contrarium” dari brand LEOM, karya Alifa Muthmainnah dan Michelle Leonardi. Koleksi ini merepresentasikan kekuatan spiritual dan kekayaan alam Sumba melalui detail ornamen halus, siluet lembut, dan simbol tradisional seperti Mamuli serta kuda Sumba. Palet warna putih bersih menjadi simbol ekspresi spiritual yang mendalam.

Kemudian, brand SHAZEL besutan Shanelle Callista dan Anzelda Adriana Soesilo juga menghadirkan koleksi bertema budaya lokal yang terinspirasi dari Mamuli dan tarian tradisional Ningguharama. Perpaduan antara anyaman tali modern dan elemen rumbai dinamis memberikan kesan kuat tentang bagaimana warisan budaya dapat hadir kembali dalam balutan busana modern yang berkarakter.

Dua brand lainnya, Maesya & Faeyza serta Yondiori, juga membawa interpretasi unik atas kekayaan budaya Sumba dan Batak. Setiap desain mencerminkan semangat mahasiswa untuk menyuarakan identitas budaya melalui medium fashion yang progresif dan kreatif.

Partisipasi Fashion Program BINUS University dalam HKTDC Fashion InStyle merupakan langkah strategis untuk membuka cakrawala mahasiswa terhadap industri mode internasional. Kegiatan ini memberikan pengalaman nyata bagi para mahasiswa untuk mempresentasikan karya mereka secara langsung kepada buyer global, media internasional, serta audiens lokal di Hong Kong.

Keikutsertaan ini menjadi bukti komitmen BINUS University dalam mendukung pengembangan mahasiswa sebagai desainer muda yang tangguh dan berdaya saing global, sekaligus mengangkat budaya Indonesia di mata dunia. Antusiasme dan rasa bangga turut disampaikan oleh para mahasiswa peserta. Shanelle Callista, desainer dari brand SHAZEL, menyampaikan bahwa ajang ini adalah pengalaman yang sangat berharga.

“Saya dapat memperkenalkan karya saya kepada audiens internasional dan terhubung dengan pelaku industri dari berbagai negara. Kesempatan ini juga menjadi motivasi besar bagi saya untuk terus mengeksplorasi kreativitas dan memperkuat identitas desain saya sebagai perancang muda dari Indonesia,” tuturnya.

Alifa Muthmainnah dari LEOM menambahkan, “Bagi saya, dapat berpartisipasi dalam acara ini bukan hanya sebatas menampilkan hasil dari ideasi dan kreasi, melainkan kesempatan emas untuk memperkenalkan kualitas kreatif muda Indonesia serta kulturnya yang harapannya dapat dipromosikan ke kancah yang lebih luas, terutama di pasar Asia.”

“Saya merasa terdorong untuk menciptakan karya yang bukan hanya mencerminkan identitas pribadi, tetapi juga menafsirkan kembali budaya lokal ke dalam desain kontemporer yang saya anggap adalah kekuatan terbesar dalam dunia mode.”

Kehadiran BINUS University dalam ajang HKTDC sejalan dengan visi dan misi BINUS University untuk empowering dan fostering masyarakat melalui pendidikan berkelas dunia. Mahasiswa didorong untuk menjadi agen perubahan dalam industri mode dengan tetap mengedepankan nilai-nilai budaya dan keberagaman.

Fashion Program BINUS berharap industri fashion Indonesia terus tumbuh menjadi lebih inklusif, inovatif, dan relevan secara global tanpa kehilangan akar budaya lokal. Selain mendorong lahirnya desainer yang memiliki identitas kuat, program ini juga ingin menumbuhkan kolaborasi lintas bidang dan mendukung praktik fashion yang berkelanjutan dan sadar lingkungan.

Melalui partisipasi aktif dalam forum internasional seperti HKTDC Fashion InStyle, BINUS University menunjukkan komitmennya untuk mencetak lulusan yang kreatif, kompeten, dan juga siap membawa Indonesia ke panggung mode dunia.

Continue Reading

Lifestyle

Hari Kartini, Ketua KOWANI: “1.000 Profesi Perempuan dan Generasi Z Wujud Nyata Transformasi Bangsa”

Published

on

FEM Indonesia, JakartaHari Kartini bukan sekadar perayaan, tetapi pernyataan bahwa semangat perjuangan perempuan Indonesia tidak pernah padam. Kartini masa kini telah menjelma menjadi sosok-sosok tangguh.

Demikian ditegaskan Ketua Kongres Wanita Indonesia (KOWANI) Nannie Hadi Tjahjanto saat Perayaan Hari Kartini 2025, Senin (21/4/2025) di Tennis Indoor Gelora Bung Karno, Jakarta. “Ibu rumah tangga yang juga pengusaha UMKM, pilot perempuan yang membawa pesawat komersial, hingga pemimpin perusahaan dan pejabat tinggi negara. Inilah sosok-sosok Kartini masa kini,” ujarnya.

Dalam semangat itulah, Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPA) bersama KOWANI dan berbagai mitra menyelenggarakan acara Peluncuran 1.000 Profesi Perempuan dan Generasi Z.

Acara ini bukan hanya menampilkan deretan profesi luar biasa yang kini dijalani oleh perempuan Indonesia dari berbagai usia dan latar belakang, tetapi juga menjadi panggung afirmasi bahwa perempuan bukan pelengkap, melainkan penggerak utama perubahan sosial.

“Transformasi perempuan Indonesia adalah bagian dari gerakan global. Dunia menyoroti, dunia memberi panggung. Tapi kita tidak boleh hanya berhenti di simbolisme. Gerakan ini harus nyata, terukur, dan berkelanjutan,” tegas Nannie di hadapan ratusan perempuan dari seluruh Indonesia.

Lebih dari sekadar selebrasi, kegiatan ini menjadi ruang refleksi dan advokasi. Wasiah, perwakilan dari Pengadilan Tinggi Agama Jakarta, menyuarakan pentingnya melanjutkan upaya perlindungan perempuan, terutama di ruang publik.

“Alhamdulillah, acara ini menaikkan derajat kami sebagai perempuan. Tapi kita tidak boleh menutup mata bahwa pelecehan terhadap perempuan di ruang publik masih marak. Ini yang harus jadi fokus bersama,” ucap syukur Ketua KOWANI, Nannie. Kesadaran akan ruang aman juga disuarakan oleh Thalia Risma, perwakilan muda dari Kemen PPA, yang mengangkat suara Gen Z.

Ia menyampaikan pengalamannya sebagai pengguna transportasi umum yang kerap merasa tidak aman meskipun sudah ada kebijakan khusus. “Kesadaran masyarakat itu penting. Bukan cuma soal beratnya sanksi, tapi bagaimana semua pihak berempati dan mau ikut menjaga,” tutur Thalia. Bagi Thalia, kegiatan ini menjadi sumber energi baru. Ia merasa lebih yakin bahwa generasi mudalah yang akan melanjutkan tongkat estafet perjuangan Kartini dengan perspektif kekinian.

“Teknologi bisa menjadi alat pemberdayaan, tapi harus digunakan dengan bijak. Banyak perempuan sekarang jadi konten kreator, pemrogram, atau CEO startup. Ini bukti bahwa kita bisa bersaing di panggung global,” ungkapnya penuh semangat.

Ruang Kolaborasi, Bukan Kompetisi

Salah satu pesan kuat dari Ketua Kowani adalah pentingnya solidaritas perempuan lintas generasi. Dalam pandangannya, peringatan Hari Kartini harus menjadi ruang kolaborasi, bukan kompetisi.

“Kita harus saling menguatkan, bukan saling menjatuhkan. Kartini adalah simbol pendidikan dan perlawanan atas ketimpangan. Semangat itu harus hidup dalam tindakan kolektif kita hari ini,” tegas Nannie.

Sebagai informasi Puncak perayaan Hari Kartini 2025 dilakukan bersamaan dengan peluncuran gerakan nasional dan internasional bertajuk “1.000 Profesi Perempuan & Gen Z”.

Kegiatan dibuka oleh Menteri PPA Arifah Choiri Fauzi dan disaksikan oleh Ibu Wakil Presiden RI Selvi Ananda Rakabuming Raka, serta para tokoh perempuan dari lintas bidang.

Diselenggarakan secara hybrid (luring dan daring), acara ini menampilkan pembacaan surat Kartini, testimoni inspiratif dari perempuan berbagai profesi, hingga penampilan seni budaya yang dikurasi oleh generasi muda.
Perempuan Sebagai Pilar Pembangunan
Kowani memandang peluncuran 1.000 Profesi Perempuan dan Generasi Z ini sebagai bentuk konkret dari komitmen kebangsaan: menjadikan perempuan sebagai pilar pembangunan dan agen perubahan sosial. Di tengah tantangan global, dari disrupsi digital hingga ketimpangan sosial, kehadiran perempuan yang berdaya menjadi kebutuhan, bukan pilihan.

“Perempuan Indonesia tidak boleh mundur. Kita sudah sampai di titik ini karena perjuangan panjang. Sekarang saatnya melompat lebih jauh, dengan pendidikan, keberanian, dan solidaritas,” tutup Ketua KOWANI, Nannie.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Trending