FEM Indonesia, Jakarta – Tak ingin melulu mengedepankan horor dalam berkarya, Verona Films akhirnya mengganti judul Film Getih Anak menjadi Riba. Pergantian judul merupakan langkah strategis yang dilakukan oleh perusahaan film dengan CEO Titin Suryani ini, selain dirasa terlalu menekankan kesan horror yang eksplisit.
Dalam temu media di CGV Grand Indonesia, Rabu (15/10), Titin yang juga memproduseri film Riba mengaku tidak ingin hanya mengandalkan teror hantu atau jump scare seperti film horor kebanyakan. Namun ia ingin memperlihatkan adanya ketakutan dari rasa bersalah akibat mengambil keputusan yang fatal.
“Ini merupakan sesuatu yang jarang diangkat di film Indonesia. Kami ingin penonton film Indonesia merasakan horor yang tidak hanya datang dari sosok makhluk gaib tetapi juga dari dosa dan karma yang tak terhindarkan,” ujarnya.
Selain itu, cerita yang diangkat dalam film ini lebih menyentuh soal isu sosial yang sedang ramai terjadi di kalangan masyarakat Indonesia sehingga pihaknya merasa judul Riba merasa lebih merepresentasikan inti cerita.
Setali tiga uang. Sutradara Adhe Dharmastriya mengakui jika penggunaan judul Getih Anak lebih horor namun cukup hanya terlihat horor dan sisi ekspresifnya semata.
“Jadi yang sedikit mau saya sampaikan bahwa film Riba itu bukan hanya sekedar kisah seram atau horror atau teror hantu atau jumpscare, tapi juga horor yang berdekatan berasal dari rasa bersalah, dosa, dan konsekuensi fatal akibat keputusan yang salah. Nah itu kan yang sering terjadi di sekitar kita,” katanya.
Sedangkan Executive Produser, Bedy Kunady menyatakan bahwa bukan tanpa alasan. Terlebih cerita film ini diangkat dari kisah nyata yang ditulis dalam bentuk thread berjudul Getih Anak di akun @mitologue di media sosial X. Bahkan thread tersebut hingga berita ini dirilis sudah mencapai 3,9 juta pembaca dengan lebih dari 20 ribu likes.
“Makanya kita lihat, ini film ternyata setelah kita garap, kita dalami, ternyata unsur sosialnya yang lebih kuat. Kita ganti jadi Riba aja, gitu,” jelas Bedy.
Selain itu, pergantian judul film Getih Anak ke Riba juga sebagai bentuk informasi yang harus diumumkan kepada khalayak.
“Karena waktu kami dulu Go Public, kami sebutnya Getih Anak. Jadi masyarakat taunya Getih Anak, bahkan bursa taunya Getih Anak. Nah karena kita ubah jadi ini, ya kita harus sampaikan juga kepada masyarakat. Memang lebih ke arah bener-bener kuat di unsur sosial. Orang mengalami masalah, bagaimana dia memecahkan masalahnya, ternyata muncul problem, memecahkan masalah dengan masalah,” paparnya.
Pada temu media ini hadir pula para pemainnya seperti Fanny Ghasani, Ibrahim Irsyad, Emilat Morshedy dan Kevin Danu. Film Riba dijadwalkan tayang di seluruh bioskop di Indonesia mulai 4 Desember 2025. [foto/teks : denim]


Tinggalkan Balasan