Connect with us

Movie & TV

Lifebuoy Persembahkan Film Pendek, “90 Tahun Lindungi Anak Indonesia Meraih Mimpi”

Published

on

FEM Indonesia Taiwan – Selama 90 tahun, Lifebuoy dipercaya keluargaIndonesia untuk mendampingi para orang tua dalam melindungi kesehatananak sehingga mereka mampu mewujudkan mimpinya. 

Sebagai bentukapresiasi, Lifebuoy meluncurkan film pendek bertajuk “90 Tahun LindungiAnak Indonesia Meraih Mimpi”; menghadirkan sosok-sosok pahlawan kebanggaan seperti Susy Susantiperaih medali emas OlimpiadeBarcelona 1992dan Nicky Clara, Disability Womenpreneur.

Erfan Hidayat, Head of Skin Cleansing Unilever Indonesia menyampaikan, di 90 tahun bukanlah perjalanan yang singkat bagi Lifebuoy untuk terusmerealisasikan purpose-nya: menjadi sahabat keluarga Indonesia dalam memberikan perlindungan dari kuman dan menjaga agar anak tidak mudah jatuh sakit. 

“Kami menyampaikan rasa terima kasih mendalam atas kepercayaan para orang tua, perjalanan panjang yang penuh makna ini menjadi landasan kuat bagi kami untuk terus membantu melindungi kesehatan anak-anak Indonesia agar mereka dapat terus meraih mimpi hingga berhasil merealisasikannya,” ujar Erfan Hidayat, di Djakarta Theater, belum lama ini.

Film bercerita mengangkat kisah sosok pahlawan seperti Susy Susanti, Nicky Clara dan Ellyas Pical yang mampu meraih mimpi berkat peranan orang tua tercinta.

Masuk dalam film tersebut, Susy Susanti mengungkapkan percaya bahwa dukunganorang tua adalah modal penting yang membuat seorang anakberani bermimpi dan mewujudkannya. “Suatu kali ketikakalah bertanding, ibu saya berpesan, ‘Jatuh bangun itu wajar, proses ini yang akan kamu ingat selamanya’. Kata-kata ini yang mengobarkan semangat saya untuk giat berlatih, disiplin dan pantang menyerah agar bisa menjadi juara. Tidak cuma itu, sejak kecil beliau juga selalu rewel mengingatkan saya untuk menjaga kesehatan. Semoga film ini dapat memberikaninspirasi tentang pentingnya peranan orang tua dalam mendoronganak untuk terus berani bermimpi dan berjuang mewujudkannya,” papar Susy Susanti.

Sementara Nicky Clara ikut berbagi, bahwa dirinya sejak kecil mempunyai mimpi membantu  semua orang dan bisa masuk televisi untuk dapat menginspirasi lebih banyak orang. Mimpi yang sederhana, tapi membutuhkan perjuangan yang luar biasa. 

“Aku yakin bahwa keterbatasan tidak seharusnya menjadihambatan meraih cita-cita, apalagi ibuku adalah sosokyang terus mendorong aku agar tidak menutupi kekurangan dan justru membuktikan kelebihan dengan selalu berkarya. Lewat film ini, aku dan Lifebuoy mendorong anakIndonesia agar berani bermimpi walaupun memiliki keterbatasan, dan mengajak mereka selalu disiplin menjaga kesehatan agar takterkendala dalam perjalanan mewujudkan mimpi,” terang Nicky.

Sejalan dengan peluncuran film pendek, Program Sekolah SIAGA Lifebuoy juga menjadi bentuk dukungan untuk mewujudkan mimpianak Indonesia menjadi pahlawan di masa depan. Salah satunya untuk menjadi Dokter – profesi yang memiliki value sejalan denganLifebuoy untuk menyelamatkan masyarakat dari ancaman penyakit.Guna mendorong regenerasi Dokter di masa depan, program inimelibatkan peranan Dokter Kecil di seluruh penjuru negeri. 

Lifebuoy ingin memupuk mimpi mereka mulai dari peranan penting sebagaiagen perubahan yang menyebarluaskan edukasi CTPS kepadateman-teman sebayanya agar terlindungi dari penyakit sehingga dapatselalu hadir dan belajar di sekolah.  

“Lifebuoy menyadari bahwa perjalanan dalam memerangi kumanpenyakit tentunya masih panjang, kami berharap dapat terus bermitradengan para orang tua dalam melindungi anak-anak kita dan mimpi-mimpi besar mereka,” pungkaa Erfan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Movie & TV

Film ‘Penjagal Iblis : Dosa Turunan’, Horor Aksi yang Menguji Iman dan Logika

Published

on

By

FEM Indonesia, Jakarta – Dunia perfilman Indonesia kembali mendapatkan angin segar dengan hadirnya film horor terbaru yang berjudul Penjagal Iblis: Dosa Turunan. Film ini merupakan hasil kolaborasi dari Screenplay Films, Rapi Films, dan IFI Sinema, yang disutradarai oleh Tommy Dewo.

Penjagal Iblis Dosa Turunan menawarkan konsep yang unik dan penuh dengan teka-teki, yang siap untuk menguji logika dan iman para penontonnya. Film ini direncanakan akan tayang di bioskop pada tanggal 30 April 2025.

Film ini akan menampilkan pertarungan yang sengit antara Ningrum (Satine Zaneta) dan Pakunjara (Niken Anjani), yang berujung pada serangkaian kasus pembunuhan berantai yang menargetkan para pemuka agama. Daru (Marthino Lio), seorang wartawan, terjebak dalam misteri ini saat ia melakukan investigasi.

Trailer resmi film ini memperlihatkan adegan mencekam, di mana sebuah keluarga dibunuh secara sadis saat melakukan ruqyah. Ningrum, pelaku pembunuhan, mengaku sebagai Penjagal Iblis yang bertugas membasmi makhluk jahat yang dibangkitkan oleh Pakunjara.

Ketegangan semakin meningkat saat Ningrum berhadapan langsung dengan Pakunjara dalam pertempuran supranatural yang spektakuler. Daru, yang awalnya hanya seorang pengamat, harus ikut terlibat dalam perlawanan ini.

Produser Wicky V. Olindo menegaskan bahwa film ini bukan hanya sekadar film horor biasa, tetapi juga menawarkan elemen aksi yang jarang ditemui di genre ini. Bayangkan Satine Zaneta membawa golok menebas-nebas iblis, berhadapan langsung dengan Niken Anjani yang memiliki kekuatan supranatural, bisa terbang, dan melakukan berbagai sihir. Ini adalah pengalaman menonton yang benar-benar harus dirasakan di layar lebar,” ujarnya.

Sutradara Tommy Dewo menambahkan bahwa Penjagal Iblis Dosa Turunan akan membawa elemen investigasi ke dalam dunia supranatural, menciptakan ketegangan yang belum pernah ada sebelumnya dalam film horor Indonesia. “Kami menggali mitos, kutukan, dan ritual yang belum banyak diketahui. Dengan riset mendalam tentang mitologi lokal, ilmu hitam, dan fenomena mistis di Indonesia, film ini menghadirkan suasana yang lebih realistis dan mencekam,” ungkapnya.

Satine Zaneta, yang berperan sebagai Ningrum, menyatakan bahwa karakternya sangat berbeda dari stereotip perempuan dalam film horor Indonesia. “Ningrum adalah karakter yang kompleks. Dia tidak hanya harus menghadapi bahaya fisik, tetapi juga rahasia gelap yang mengancam jiwanya,” kata Satine. artwork dok. official poster penjagal iblis

Continue Reading

Movie & TV

Ngerih! Luna Maya Mandi Darah di Film Horor ‘Gundik’

Published

on

By

FEM Indonesia, Jakarta  – Aktris cantik Luna Maya menghadapi tantangan baru dalam karier aktingnya dengan memerankan sosok Gundik dalam film terbaru garapan sutradara Anggy Umbara.

Salah satu adegan yang paling menantang bagi Luna Maya adalah adegan mandi darah, yang merupakan bagian dari cerita film. “Saya harus mandi darah. Itu bagian dari cerita. Rasanya menantang,” terang Luna.

Luna Maya juga mengungkapkan kesulitan dalam memerankan karakter Gundik, yang memiliki pola pikir ekstrem dan bertentangan dengan norma.

“Jadi memang kesulitannya itu membuat si karakter ini berpikir dan bertindak ekstrem itu karena bertentangan dengan norma, jadi itu yang harus kita singkirkan dan berusaha masuk ke situ, itu nggak gampang,” jelasnya.

Film Gundik tidak hanya menampilkan Luna Maya, tetapi juga aktor dan aktris ternama lainnya seperti Maxime Bouttier, Agus Kuncoro, dan Tyo Pakusadewo. Anggy Umbara ingin mengajak penonton untuk menebak makna tersembunyi dalam setiap adegan film, melalui penggunaan semiotika.

Film ini mengisahkan tentang aksi perampokan yang berujung pada terungkapnya kekuatan gaib seorang Gundik, yang diperankan oleh Luna Maya. foto dok. ig@filmgundik

Continue Reading

Movie & TV

Rilis Soundtrack Film Animasi Jumbo, BCL : “Selalu Ada di Nadimu”

Published

on

FEM Indonesia, Jakarta – Bunga Citra Lestari (BCL), penyanyi yang telah sukses dengan 7 Piala AMI Awards, resmi merilis single terbaru berjudul “Selalu Ada di Nadimu”. Lagu ini menjadi bagian dari Original Motion Picture Soundtrack film animasi “JUMBO”.

Single ini menghadirkan nuansa hangat dan emosional dengan aransemen yang terdengar intim namun megah. Mengangkat tema cinta dan harapan seorang ibu untuk anaknya, lagu ini siap menyentuh hati para pendengarnya.

Pesan dalam lagu ini selaras dengan kisah yang diangkat dalam film animasi “JUMBO”, dimana BCL juga berperan sebagai pengisi suara karakter Ibu Don, seorang ibu yang berprofesi sebagai penulis cerita dongeng dan lagu. Dalam film tersebut, Ibu Don menciptakan sebuah lagu sebagai warisan untuk Don yang terus menjadi sumber kekuatan dan kenangan meskipun sang ibu telah tiada.

“Lagu “Selalu Ada di Nadimu” adalah ungkapan perasaan terdalam seorang ibu untuk anaknya. Lagu ini menggambarkan doa dan harapan seorang ibu yang selalu menyertai anaknya, bahkan ketika ia sudah tidak lagi berada di dunia ini. Aku sebagai seorang ibu, melihat bahwa anak kita juga memiliki perjalanan hidupnya sendiri. Namun, apa yang orangtuanya ajarkan, serta kasih sayang seorang ibu, akan selalu ada di dalam diri sang anak,” ungkap BCL.

Lagu ini diproduseri dan ditulis oleh Laleilmanino, dengan lirik yang menggambarkan doa, harapan, dan kehangatan orangtua terhadap anaknya. Nino Kayam mengungkapkan bahwa saat menulis lirik lagu ini, ia juga terinspirasi dari pengalaman pribadinya.

“Kebetulan saya baru saja kehilangan ayah saat mengerjakan lagu ini. Namun, inspirasi saya tidak hanya datang dari hubungan orangtua dan anak, tetapi juga dari esensi pertemanan dan dukungan yang kita berikan kepada orang-orang terdekat. Selalu di Nadimu”.“Bahwa dunia memang tak selalu ramah. But it’ s okay to not be okay. Sedih itu ada agar kita menghargai bahagia. Dan percayalah, langkah kita akan selalu dilindungi oleh doa-doa semua orang yang menyayangi kita,” ujar Nino.

Proses pembuatan lagu “Selalu ada di Nadimu” dilakukan dengan pendekatan yang mengikuti dinamika adegan di dalam film animasi “JUMBO”. Laleilmanino mencoba menerjemahkan suasana intim lewat aransemen yang bernuansa orkestra, dibalut dengan vokal BCL.

Ilman mengungkapkan, dalam proses pembuatan OST film animasi “JUMBO” juga cukup sedikit berbeda. Biasanya dalam membuat sebuah lagu, Laleilmanino akan membuat notasi dan progresi chord terlebih dulu, setelah itu lirik. “OST “JUMBO” ini spesial karena kami buat dari lirik yang kami nadakan. Kami berangkat dari lirik dulu. Dari sebuah lirik yang sudah terangkai, lirik tersebut kalau ditarik ke bawah menjadi sebuah anagram. Ketika liriknya sudah jadi, kami berdiskusi dengan Nino. Usai menggarap lirik, gue dan Lale merangkai notasi dan chord. Setelah bikin demo, barulah kami rekam,” jelas Ilman.

Bagi BCL, Ini bukan pertama kalinya ia bekerja sama dengan Visinema. Sebelumnya, ia juga terlibat dalam OST “Keluarga Cemara”, sebuah lagu yang berhasil meraih Piala Maya untuk Lagu Tema Terpilih. 

Kini, melalui kolaborasi dengan Visinema Studios, BCL menghadirkan OST untuk film animasi “JUMBO”, yang akan menghangatkan hati para penontonnya.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Trending