Connect with us

Music

Rilis Nada Dakwah ‘Forgive Me Marhaban Ya Ramadan’, Wali Kolaborasi Penyanyi Mesir

Published

on

FEM Indonesia, Jakarta – Grup band Wali kembali mengukuhkan posisinya sebagai salah satu musisi yang konsisten dalam menghadirkan karya-karya religi. Dan disetiap bulan suci Ramadan, mereka rajin merilis single religi, termasuk single Forgive Me Marhaban Ya Ramadan yang merupakan hasil kolaborasi dengan penyanyi religi asal Mesir, Mostafa Atef.

Lagu ini dirilis di bawah naungan labelNagaswara dan membawa pesan mendalam tentang pentingnya introspeksi diri, rasa syukur, dan permohonan ampunan kepada Allah SWT di bulan Ramadan.

Apoy, gitaris sekaligus pencipta lagu andalan Wali, menciptakan lagu ini dengan aransemen Pop Melayu yang khas, namun tetap menghadirkan nuansa spiritual yang kuat dan menyentuh hati. “Lirik lagu ini menggambarkan perasaan takut kehilangan kesempatan untuk bertaubat, dengan penggalan lirik yang sangat menyentuh, Im afraid this might be the last month of my life Forgive me Ya Allah.

Kehadiran Mostafa Atef dalam lagu ini memberikan sentuhan Timur Tengah yang kental, dengan lantunan doa dalam bahasa Arab yang menambah kekhusyukan lagu ini,” kata Apoy.

Mostafa Atef sendiri adalah penyanyi religi ternama dari Mesir yang dikenal dengan suara merdunya dalam membawakan lagu lagu Islami. Kolaborasi ini menghadirkan perpaduan harmonis antara musik religi Indonesia dan nuansa Timur Tengah, menciptakan karya yang diharapkan dapat menyentuh hati umat Muslim di seluruh dunia.

Bagi Wali, musik religi bukan sekadar tren musiman, melainkan bentuk dakwah yang dikemas dalam lagu lagu yang dapat diterima oleh berbagai kalangan. Dengan lirik yang menggugah, aransemen yang syahdu, dan kolaborasi internasional, Forgive Me Marhaban Ya Ramadandiharapkan menjadi lagu yang menemani perjalanan spiritual umat Muslim dalam menyambut bulan suci.

Single Forgive Me Marhaban Ya Ramadansudah dapat dinikmati di berbagai platform musik digital serta radio di seluruh Indonesia. Lagu juga diharapkan menjadi pengingat akan pentingnya kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Allah di bulan suci Ramadan. 

Music

HMN 2025, Single ‘Lelaki Seperti Aku’ tembus Ratusan Ribu Views di YouTube

Published

on

FEM Indonesia, Jakarta – Video musik, ‘Lelaki Seperti Aku’ di Hari Musik Nasional 2025, kemarin, nyaris menembus 100 juta views di kanal YouTube. Hal itu diungkap oleh Daniel vokalis grup DeEX yang saat itu berada di GWK Bali.

“Selamat Hari Musik Nasional, semangat terus para musisi Indonesia. Alhamdulillah pas Hari Musik, video klip musik single terbaru ‘Lelaki Seperti Aku’ juga nyaris tembus 100 ribu views di YouTube,” kata vokalis grup musik DeEX.

Daniel atau lengkapnya Kombes Pol Daniel Widya Mucharam, S.I.K., M.P.A yang saat ini menjabat Kepala Biro Perencanaan dan Anggaran (Karo Rena) Polda Bali, sangat mengapresiatif semua produk karya musik dari para musisi dan seniman musik di Indonesia.

Menurutnya, pada momen peringatan Hari Musik 2025 kemarin adalah sangat istiwewa dan spesial. Selain Hari Musik diperingati bertepatan dengan kelahiran W.R. Supratman komposer lagu Indonesia Raya.

Istimewanya lagi kata Daniel karena musik itu juga bahasa universal dan multi-dimensional yang mengandung segala aspek, terutama aspek sosial. “Dengan musik bisa bersatu, dengan musik bisa mengekspresikan perasaan, kultur, dan budaya yang langsung bisa diterima tanpa basa basi,” terangnya.

Grup musik DeEX digawangi Daniel dan Octa, saat ini menjadi grup duo bergenre pop yang sedang on fire di rimba raya industri musik Indonesia. Setelah beberapa waktu lalu sukses berkolaborasi bersama Ato vokalis Angkasa Band lewat single Tuhan Tolong, kini band asal Bogor ini berkolaborasi dengan aktris top Kimberly Rider.

Kolaborasi DeEX dengan Kimberly Rider kali ini lewat video musik klip single terbarunya bertajuk Lelaki Seperti Aku (LSA) dan Lelaki Seperti Aku. Ini merupakan singke ke-4, dimana video musik klipnya DeEX berkolaborasi dengan Kimberly Rider sebagal model utamanya. Single terbaru ini dirilis di label musik EWS (Elputrana Wira Satya).

“Semoga pada momen Hari Musik Nasional selalu banyak bermunculan karya musik dari para musisi Indonesia, gudangnya seniman masik. Sehingga nantinya bisa membentuk banyak circle yang berkualitas di tanah air,” tandas Daniel DeEX.

Continue Reading

Music

Gugat UU Hak Cipta ke MK, 29 musisi Top Bersatu, ada nama Ariel, BCL dan Raisa

Published

on

FEM Indonesia, Jakarta – Blantika musik Indonesia kembali berguncang dengan adanya gugatan seputar hak cipta dari sejumlah musisi dan penyanyi top Indonesia.

Pasalnya, terdapat nama 29 musisi telah mengajukan gugatan terhadap Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta ke Mahkamah Konstitusi (MK).

Permohonan telah didaftarkan pada hari Jumat, 7 Maret 2025, dengan nomor registrasi AP3 33/PUU/PAN.MK/AP3/03/2025, sebagaimana tercatat di situs resmi MK.

Gugatan ini melibatkan sederet musisi ternama lintas generasi dan genre. Mulai dari legenda musik, diva pop, hingga musisi indie, mereka bersatu untuk memperjuangkan hak-hak mereka. 

Meski dokumen detail permohonan belum dibuka ke publik, langkah ini diyakini berkaitan erat dengan kisruh royalti di industri musik Tanah Air. Persoalan performing rights atau hak royalti bagi pencipta lagu dan penyanyi menjadi perdebatan panas, terutama setelah beberapa kasus hak sering cipta mencuat ke permukaan.

Ungkapan gugatan ini tertulis di unggahan Instagram VISI dan menegaskan bahwa mereka ingin keadilan bagi semua pelaku industri musik. Dan berharap langkah uji materi ini bisa memberikan kepastian hukum dalam industri musik Indonesia, sekaligus menjawab beberapa pertanyaan besar seputar royalti dan hak cipta seperti dibawah ini :

1. Apakah penyanyi harus izin langsung dari pencipta lagu untuk performing rights?

2. Siapa saja yang secara hukum berkewajiban membayar royalti performing rights?

3. Bolehkah ada pihak yang memungut dan menentukan tarif royalti di luar LMKN dan aturan Peraturan Menteri?

4. Jika ada wanprestasi pembayaran royalti, apakah ini masuk ranah pidana atau perdata?

Atas hal itulah, VISI ingin mencari jawaban yang lebih jelas soal mekanisme royalti agar para musisi tidak lagi bingung atau dirugikan.

Inilah 29 musisi penyanyi yang tercatat sebagai pemohon adalah : 

1. Tubagus Arman Maulana (Armand Maulana)
2. Nazril Irham (Ariel NOAH)
3. Vina DSP Harrijanto Joedo (Vina Panduwinata)
4. Dwi Jayati (Titi DJ)
5. Judika Nalom Abadi Sihotang
6. Bunga Citra Lestari
7. Sri Rosa Roslaina H (Rossa)
8. Raisa Andriana
9. Nadin Amizah
10. Bernadya Ribka Jayakusuma
11. Anindyo Baskoro (Nino)
12. Vidi Aldiano
13. Afgansyah Reza (Afgan)
14. Ruth Waworuntu Sahanaya
15. Wahyu Setyaning Budi Trenggono (Yuni Shara)
16. Andi Fadly Arifuddin (Fadly Padi)
17. Ikang Fawzi 
18. Andini Aisyah Hariadi (Andien)
19. Dewi Yuliarti Ningsih (Dewi Gita)
20. Hedi Suleiman (Hedi Yunus)
21. Mario Ginanjar
22. Teddy Adhytia Hamzah
23. David Bayu
24. Tantri Kotak
25. Hatna Danarda (Arda)
26. Ghea Indrawari
27. Rendy Pandugo
28. Gamaliel Krisatya
29. Mentari Gantina Putri (Mentari Novel)

Continue Reading

Music

Comeback! La Luna Nostalgia Masa Lalu dalam Trilogi Video Klip

Published

on

FEM Indonesia – Grup band La Luna comeback, menggebrak industri musik Indonesia dengan mengaransemen ulang tiga lagu hits mereka, Selepas Kau Pergi,Penggalan Kisah Lama dan Lara Hati. 

Namun, kali ini, mereka tidak hanya sekadar mengaransemen ulang, tetapi juga memadukan sentuhan nostalgia dengan teknologi mutakhir. Dalam proses produksi album trilogi ini, La Luna bekerja sama dengan para ahli teknologi untuk mengintegrasikan elemen elemen kecerdasan buatan (AI) dalam aransemen musik dan video klip. Hal ini memberikan nuansa baru yang segar dan relevan bagi pendengar generasi Z.

“Kami ingin menghadirkan kembali lagu lagu yang dicintai oleh penggemar setia kami, tetapi dengan sentuhan yang lebih modern dan inovatif, teknologi AI memungkinkan kami untuk mengeksplorasi suara suara baru dan menciptakan pengalaman visual yang lebih imersif”, ungkap Boyan, drummer La Luna.

Video klip trilogi La Luna akan menampilkan visualisasi yang menakjubkan, hasil dari penggabungan teknik syuting konvensional dengan efek visual yang dihasilkan oleh AI. Hal ini menciptakan narasi yang lebih kuat dan emosional, yang mampu menjangkau penonton dari berbagai generasi.

“Kami percaya bahwa musik adalah bahasa universal yang dapat menghubungkan orang orang dari berbagai latar belakang,” kata Manik, vokalis La Luna. Dengan memadukan nostalgia dengan teknologi, ia berharap dapat menjembatani kesenjangan antara generasi dan menciptakan pengalaman musik yang tak terlupakan.

Kembalinya La Luna juga menandai kemitraan mereka dengan Indo Semar Records, label musik yang telah mendukung perjalanan karier mereka sejak awal. “Kami sangat senang dapat kembali bekerja sama dengan Indo Semar Records,” kata Ute, gitaris La Luna. 

La Luna berharap bahwa album trilogi ini dapat diterima dengan baik oleh masyarakat luas, tidak hanya oleh penggemar setia mereka, tetapi juga oleh pendengar baru dari generasi Z. “Kami ingin lagu lagu kami dapat menginspirasi dan menghibur semua orang,” kata Boyan.

Dengan sentuhan nostalgia dan teknologi mutakhir, La Luna siap kembali bersinar di industri musik Indonesia. Mereka ingin membuktikan bahwa musik mereka tetap relevan dan mampu beradaptasi dengan perkembangan zaman. 

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Trending