Connect with us

Sosial Budaya

Garap Single Baru, Farani Berani Tampil Seksi

Published

on

FEM Indonesia – Dalam waktu dekat, artis pesinetron Farani, akan merilis single keempatnya. Di video klip single barunyq, Farani tampil lebih seksi dibanding tiga video klip single sebelumnya.

Namun, konsep video klip terbaru penyanyi yang juga bintang sinetron itu dibikin berdasar isi cerita lagu. Selain itu, Farani juga berharap dapat lebih mengeksplorasi sisi lain dari dirinya di video klip tersebut.

“Kalau sebelumnya kan syuting di jalanan, di stasiun atau menonjolkan background. Sekarang total di aku dengan lebih seksi,” aku Farani dilansir dari Nagaswara News, Jumat (29/7/2022).

Konsep video klip sendiri separuhnya tertuju kepada keindahan yang ada dalam diri Farani. Meski ada adegan yang menghantarkan penonton video klip untuk memahami lirik lagu, Farani diberikan porsi lebih dalam menunjukkan sisi seksi yang glamour dalam video klip.

“Ceritanya tentang seorang kekasih yang selalu disakiti terus dimaafkan hingga yang terakhir kalinya tidak dimaafkan |agi,” jelas penyanyi yang sempat merilis single “Gatot Mudik” di masa pandemi yang |a|u itu.

Sebagai penyanyi, Farani ingin menghadirkan sesuatu yang berbeda. Ia menyebut hal tersebut sebagai keharusan atau tuntutan porofesionalisme kerja. Selain aransemen musiknya berbeda, ia juga ingin video klipnya punya daya tarik sendiri.

“Pokoknya setiap |agu dan video klip aku harus ada yang berbeda. Kali ini aku ingin karyaku bisa mendapat perhatian Iebih,” terang bintang cantik asal Solo, Jawa Tengah.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Sosial Budaya

Sofyan Ali, Promotor Showbiz & Konser Artis Musik Dunia Berinsting Spektakuler

Published

on

FEM Indonesia – Sofyan Ali, perannya di dunia bisnis pertunjukan (showbiz) dan konser artis musik dunia di Indonesia, diantaranya menghadirkan Al Jarreau (1987), Tina Turner (1987), Miami Sound Machine (1988), Stevie Wonder (1988), Yngwie Malmsteen (1990), Julio Iglesias (1990 & 1991), Europe (1990), dan pertunjukan Power Rangers, Holiday On Ice (1989 & 1992), serta Buffalo Bill’s Wild West and Rough Riders (1988).

Dari ide pemikirannya banyak melahirkan konsep spektakuler, tentunya ia punya insting yang luar biasa. Hal ini Sofyan Ali sampaikan saat ditemui di Radio Bola Koaidi, kawasan Rawamangun Jakarta Timur, Rabu (11/6/2025).

“Alhamdulilah semua petualangan hidup saya di dunia industri hiburan, baik konser musik, dan pertunjukan selama ini berkat karunia Allah SWT. Kuncinya, konsep yang out of the box itu lahir dari sebuah keberanian dalam berpikir,” jelas lelaki yang pernah juga menjadi eksekutif produser album band rock Cynomadeus serta promotor konser 100 Kota Iwan Fals album Mata Dewa dan konser Kantata Takwa di Stadion Utama Senayan itu.

Menurutnya, selain keberanian berpikir dalam melahirkan ide konsep, promotor itu juga harus penuh perhitungan, terutama dalam bekerja sama. Kalau jaman sekarang ini kita harus bisa berkolaborasi dengan berbagai pihak. Bahkan di Tahun 1989, ia orang pertama yang mempelopori penjualan kaset secara indie (tanpa melalui distribusi toko kaset) yang laku 80 ribu copy dalam sehari lewat konser Iwan Fals album Mata Dewa di Parkir Timur Senayan Jakarta.

Tak hanya itu, pemilik nama lengkap Haji Sofyan Ali, kelahiran Jakarta 27 Januari 1949, yang saat itu terkenal dengan mendirikan brand perusahaan AIRO (Arena Indonesia Productions) dan JEPS (Jakarta Entertainment Productions Syndicate) itu juga menjadi sosok dibalik layar dari sejumlah nama tokoh nasional yang ia bikinin konsep kegiatan spektakuler. Seperti konsep Takbir Akbar untuk Pak Harto Presiden RI, saat itu pukul beduk di malam takbiran Idul Fitri pada tahun 1997 dan 1998.

“Saat itu Pak Probosutedjo minta konsep pertunjukan akbar ke saya untuk Pak Harto. Lalu saya konsepin dan mengemasnya dengan namaTakbir Akbar, yaitu Pak Harto pukul beduk pas malam takbiran di Monas. Dan Alhamdulilah diselenggarakan dua kali berlangsung sukses. Takbir Akbar malam lebaran Idul Fitri di Monas tahun 1997 dan 1998,” terangnya.

Kemudian konsep merilis album kaset ‘Tidak Semua Laki-Laki’ untuk Basofi Sudirman yang saat itu maju menjadi Gubernur Jawa Timur. Karena masa itu memang tidak biasa seorang pejabat juga menjadi penyanyi yang populer. Saat itu album kaset tersebut juga “meledak” di pasaran dengan ratusan juta copy di tahun 1992.

Lalu Sofyan Ali juga mempelopori event kegiatan Ramadan Fair di kota Medan. Dimana konsep tersebut ia berikan untuk Afdillah Walikota Medan saat menjabat di masa itu tahun 2001. Sofyan Ali juga pernah diberi mandat oleh Prabowo Subianto, masa itu saat menjabat Danjen Kopassus, untuk bikin perhelatan terbesar dan meriah pada HUT Kopassus di Batujajar Bandung dan Istora Senayan.

Selama Sofyan Ali berkecimpung di dunia showbiz, banyak peristiwa menarik. Salah satunya saat menggelar event pertunjukan internasional ‘Buffalo Bill’s Wild West and Rough Riders’ di Istora Senayan tahun 1998. Dimana ia harus mengangkut sekitar 200 ekor kuda yang diterbangkan dari Texas (America) ke Indonesia menggunakan maskapai penerbangan komersial Korea.

Pertunjukan yang berlangsung selama dua minggu itu sangat kolosal, dengan menyulap Istora Senayan menjadi area koboi. Selain binatang kuda tentunya juga mendatangkan para pemain, crew, dan perlengkapan senjata tembak-tembakan seperti film koboi.

“Dimasa itu, semua negara di dunia lagi tren film cerita koboi, nah mereka ini adalah para pemain pengganti (stunt-man) di setiap film koboi Hollywood. Otomatis pertunjukan kolosal ini ada kuda, ratusan pemain, dan senjata tembakan api khusus. Nah, sehabis pertunjukan setiap hari senjata itu harus disimpan di Polda Metro, dan esoknya dibawa kembali ke Istora Senayan sebelum pertunjukan untuk digunakan kembali. Begitulah setiap hari selama dua minggu,” paparnya.

Ada sensasi dan kepuasan secara bathin setiap Sofyan Ali menjalani profesinya itu. Bahkan tak melulu menghasilkan cuan setiap pertunjukan yang diselenggarakannya. Seperti kali pertama konser Julio Iglesias di ballroom Hotel Sahid Jakarta, seluruh keuntungan penghasilan dari tiket diserahkan untuk menghimpun dana YPAC (Yayasan Pembinaan Anak Cacat) di Indonesia. Selanjutnya di konser Julio Iglesias ditahun berikutnya untuk penggalangan dana PMI (Palang Merah Indonesia).

“Saat itu pada konser Julio Iglesias tahun 1990 yang berlangsung di Hotel Sahid Jaya, Mbak Titiek Prabowo mendatangi saya dan meminta untuk mendatangkan kembali Julio Iglesias ditahun berikutnya 1991 dalam penggalangan dana PMI (Palang Merah Indonesia). Masa itu ketua PMI-nya Mbak Tutut,” kenangnya.

Dalam waktu dekat ini, Sofyan Ali berencana kembali merilis event pertunjukan yang out of the box dan kolosal di Jakarta. Event ini untuk kota Jakarta, Indonesia dan dunia internasional. Master plan konsep yang berbasis budaya sejarah yang telah diraciknya selama bertahun-tahun bersama komunitas dari berbagai elemen seni di Indonesia. Nantinya akan berkesinambungan di semua propinsi di Indonesia.

Untuk bisnis dunia pertunjukan, Sofyan Ali juga menganut sistem kolaborasi dalam bekerjasama, terutama berlaku bijak dan “fair” dalam segala hal. Termasuk berbagi ilmu pengalamannya kepada generasi penerus dunia showbiz.

“Saat ini dalam bidang apapun kita harus bisa kolaborasi dan harus bisa menjaga reputasi kita untuk masa depan dalam menanamkan kepercayaan. Trust itu adalah investasi!. Makanya saya sangat terbuka dalam bekerja sama lintas generasi untuk menyukseskam setiap konsep pertunjukan,” ungkapnya.

Sedangkan untuk dunia musik, terutama bagi para musisi tanah air. Dari awal berkiprah, Sofyan Ali ingin mewujudkan Union Artist.

“Saya yakin jika Union Artis ini dibentuk dengan sistematis, dari musisi legend hingga musisi newcomer akan merasakan manfaatnya,” pungkas Sofyan Ali.

Continue Reading

Ragam

Muma 62 All Star Bikin Siswa Muhammadiyah 5 Jakarta Tanpa Gadget

Published

on

FEM Indonesia, Bogor – Penggunaan gadget sudah tak bisa dihindarkan lagi dalam kehidupan sosial dan budaya masyarakat masa kini, termasuk dan terutama, anak-anak. Namun mengingat dampaknya yang seperti pisau bermata dua, tentu saja pengendalian dan pembatasan perlu dilakukan dengan sadar, bukan hanya oleh orang tua, tapi juga secara sadar dan aktif dilakukan anak-anak. 

Hal ini sejalan dengan salah satu program prioritas Pemerintah RI dan isu global terkait dampak  gadget pada anak dan remaja.

Sebanyak 102 putra putri menggelar kegiatan pelepasan kelas 6A, 6B, 6C, dan 6D Angkatan 62 SD Muhammadiyah 5 Jakarta yang diadakan di Foothill Resort, Sentul pada Selasa, 3 Juni 2025 dengan tajuk “ Taro Dulu Gadgetnya Satu Hari”.

Salah satu caranya adalah dengan pembiasaan mind set, bahwa ada banyak kegembiraan yang bisa dilakukan tanpa gadget.

Ali Yusuf Syakir, Kepala Sekolah SD Muhammadiyah 5 Jakarta mengatakan, kegiatan ini dikemas dengan nilai-nilai sosial bukan sekedar pelepasan siswa semata, tapi ada pesan-pesan sosial untuk semua siswa, hampir 90% anak anak sekarang ketergantungan terhadap gadget. Oleh karena itu, acara ini diarahkan sebagai inisiasi (initiation) sebuah gerakan satu hari tidak main gadget yang diharapkan mampu menggerakkan kesadaran orang tua dan anak untuk menghindarkan diri dari pengaruh buruk penggunaan gadget. Salah satu caranya adalah dengan pembiasaan mindset, bahwa ada banyak kegembiraan yang bisa dilakukan tanpa gadget.

“Mengapa satu hari? Karena gerakan ini dimulai tepat pada acara MUMA 62 ALL STAR, semua peserta murid kelas 6 angkatan 62 SD Muhammadiyah 5 Jakarta Selatan tidak diperkenankan membawa gadget (handphone, tablet, dan lainnya). Mereka didorong untuk benar-benar terlibat dan menikmati acara yang tidak hanya dilakukan di dalam ruangan, tapi juga di alam terbuka,” ucap Ali Yusuf saat ditemui awak media di Sentul, Selasa (3/6).

Kegiatan ini dimulai dengan touring offroad on jeep di pagi hari menelusuri perbukitan hijau Sentul, yang di organize oleh Team Adventure dari Zona Trekking Indonesia (ZTI). Anak-anak akan diajak bermain di alam terbuka hingga saatnya pengukuhan inisiasi “TARO DULU GADGETNYA SATU HARI”. Menandakan anak-anak lulusan MUMA 62 (Muhammadiyah 5 Angkatan 62, red.) dengan sadar dan bertanggungjawab akan lebih mengendalikan ketergantungan dan dampak buruk gadget dalam kesehariannya.

“Tepat pukul 14.00 WIB acara dilanjutkan di area semi outdoor Foothill Resort Sentul, sebagai garis finish kegiatan offroad. Seremoni pelepasan masa SD berganti masa SMP akan dilakukan secara simbolis. Venue acara yang dihiasi dengan dekorasi bertema galaksi, selaras dengan tema besar WE ARE ALL STAR(S).

Kegiatan ini ada dua hal yang ingin berikan kepada anak-anak pertama pesan moral kepada masyarakat dan sosial, di sekolah kita ajarkan bahwa gadget itu bagian dari salah satu alat edukatif memberikan info-info yang edukatif untuk anak-anak membantu proses pembelajaran sehingga paradigma atau mindset anak-anak tentang gadget itu, tergantung peran orang tua bagaimana membantu anak-anak itu punya aktivitas yang membuat mereka tidak bergantung kepada gadget, seperti hari ini anak-anak melakukan aktivitas serta berinteraktif dekat dengan alam sehingga anak-anak merasa senang,” paparnya.

Pada kesempatan sama, Fahriza Amirul Laili siswa kelas 6B menambahkan, senang semenjak tidak pegang handphone satu hari saja ada manfaatnya jarang marah-marah, matanya lebih terang kadang-kadang saat bermain handphone  emosinya meningkat tetapi sekarang satu hari tidak bermain HP emosinya berkurang jadinya lebih friendly. Alhamdullilah dengan kegiatan satu hari tidak main hp sangat baik dan senang dengan adanya acara ini sangat mengesankan apalagi beroffroad dengan teman bisa menjelajah hutan lebih seru dan dapat pengalaman baru, kalau main gadget biasanya nonton YouTube atau Tik tok atau main game.

Salah satu yang menarik perhatian ada caption yang tertuang pada banner yang berbunyi: “PUNGUT SAMPAH GAK MASALAH”. Sebagai inisiasi, pesan ini menyuarakan kesadaran panitia dan seluruh peserta untuk melaksanakan acara yang minim sampah. Jika melihat sampah, jangan sungkan untuk memungutnya, dan  membuangnya di tempat sampah yang sudah disediakan secara ekstra pada hari pelaksanaan. 

Dalam sesi kedua ini, ada pesan utama yang ingin disampaikan para orang tua dan guru SD Muhammadiyah 5 Jakarta Selatan sebagai sekolah yang bervisi “Achievement School” untuk lulusan MUMA Angkatan 62. Yaitu bahwa setiap pencapaian keilmuan haruslah didasari oleh adab yang luhur.

“MUMA 62 ALL STAR INITIATION DAY bukanlah sebuah seremoni biasa. Ada nilai-nilai penting yang ingin ditanamkan melalui acara ini. Nilai-nilai yang diharapkan tetap dipegang teguh ketika anak-anak menempuh perjalanan mereka berikutnya, untuk menjadi bintang-bintang bersinar di galaksi yang berbeda,” tutup Ali Yusuf.

Continue Reading

Sosial Budaya

Depok Resmi Berlakukan Jam Malam Untuk Pelajar Mulai 3 Juni 2025, Ini Aturanya!

Published

on

FEM Depok – Pemerintah Kota Depok resmi memberlakukan pembatasan aktivitas malam bagi para pelajar mulai Selasa, 3 Juni 2025, sebagai tindak lanjut dari arahan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. 

Aturan ini diterapkan untuk meningkatkan disiplin dan memberikan perlindungan terhadap generasi muda dari potensi risiko di luar rumah pada malam hari.

Wali Kota Depok, Supian Suri, mengatakan bahwa pelajar hanya diizinkan berada di luar rumah hingga pukul 21.00 WIB. Lewat dari waktu tersebut, para pelajar diminta untuk kembali ke rumah masing-masing dan tidak berkeliaran di luar.

“Dipastikan aturan ini mulai diberlakukan efektif. Kami berharap seluruh pemangku wilayah serta masyarakat ikut mendukung dan mengawasi pelaksanaannya. Insya Allah, besok itu sudah bisa mulai dilakukan,” ujar Supian dalam keterangannya siaran persnya, Senin (2/6/2025).

Aturan ini akan melibatkan pengawasan dari seluruh jajaran wilayah dan unsur keamanan hingga tingkat paling bawah, mulai dari camat, lurah, kapolsek, danramil, babinsa, hingga bhabinkamtibmas. Supian juga meminta dukungan dari TNI dan Polri untuk memastikan pelaksanaan kebijakan berjalan efektif.

“Lebih dari pukul 9 malam itu tidak lagi diizinkan berkeliaran di luar rumah. Kami mohon dukungan dari Bapak-Bapak TNI dan Polri untuk sama-sama mengontrol lingkungan,” tegasnya.

Menurut Supian, kebijakan ini tidak dimaksudkan sebagai hukuman, melainkan pendekatan pembinaan dan peningkatan kedisiplinan anak. Ia menyebut istilah “jam malam” mungkin bisa digunakan untuk menggambarkan kebijakan ini secara lebih mudah dipahami masyarakat.

“Kita ingin mereka kembali ke rumah, istirahat bersama keluarga di jam yang sudah tidak layak lagi mereka berada di luar. Ini bukan larangan kaku, tapi bentuk kepedulian terhadap masa depan anak-anak kita,” jelasnya.

Supian menambahkan, pelajar yang berada di luar rumah setelah pukul 21.00 WIB berisiko tinggi bagi anak-anak dan pelajar. Oleh karena itu, peran keluarga dan masyarakat sangat penting dalam memastikan anak-anak berada dalam lingkungan yang aman dan kondusif di malam hari. 

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Trending