Connect with us

Music

Konser 3 Jam di Tennis Indoor, KLa Project Tinggalkan Cerita Manis Untuk KLanese

Published

on

FEM Indonesia – Setelah menunggu 5 tahun, akhirnya Konser 35 Tahun KLa Project, dengan tagline, ’Harmoni Cahaya’ berlangsung masih megah penuh gariah. Seluruh tiket ludes terjual sebelum konser berlangsung. 

Wajah Katon, Lilo dan Adi sumringah dan bahagia. Klanese sebutan fans KLa Project masih seperti dulu. Masih mencintai mereka apa adanya, sejak tahun 1988 hingga kini.

Tata suara penuh tenaga ribuan watt dari Vendor Sumber Ria, padu indah dengan kilauan spektrum cahaya dari berbagai sudut gedung. Penonton terpesona, nyaris tanpa jedah. Mereka lupa, jika telah sing a long dan berdiri selama 3 jam. Menikmati 27 komposisi indah, utuh tanpa medley sama sekali, di Tennis Indoor, Senayan, Jakarta, pada Hari Selasa (31/10/23).

”Saya Klanese dari Bandung, datang bareng suami dan anak-anak. Lima tahun lalu, sempat nonton konser 30 tahun, tapi hanya berdua suami, Konser malam mini kami datang dengan anak-anak. Bahagia bisa melihat mereka bertiga masih enerjik,” ungkap Ibu Intan, yang penuh harap bisa ketemu Katon, Lilo dan Adi usai konser di belakang panggung.  

Sejak pukul 17.00 WIB, penonton mulai bergegas. Ada yang masih di luar venue.  Sebagian menikmati berbagai kuliner yang tersedua disejumlah stand makanan dan minuman, pada area dalam. Saat gerimis sekitar pukul 19.00 WIB, penonton semakin padat dan mulai mengular dalam antrian dipintu masuk. Nampak, Yenny Wahid, Ahmad Dhani, Mulan Jameela, Tyas Mirasih, dan sejumlah public figure lainnya, melangkah menuju Tribun VIP.  

Sementara itu di backstages, suasana hangat, haru penuh kebahagiaan, sedang menyelimuti seluruh hati keluarga besar KLa Project. Mulai Katon Bagaskara, Romulo ‘Lilo’ Radjadin, dan Adi Adrian, manajemen, sponsorship, band crew, para sahabat dan keluarga tercinta, hingga wartawan dari beragam media massa, hadir menjadi saksi. Diawali dengan doa bersama. Katon, Lilo dan Adi, sepakat besama-sama, memotong tumpeng ulang tahun. Hanya sebuah potongan, nasi dan lauk-pauk, kemudiian  diserahkan kepada Komisaris KLa Corp., Bambang Pramono dan Johan Widjaya Direktur Utama KLa Corp.

”Inilah ekspresi kebahagiaan dari kami. Mencapai usai 35 tahun adalah kebahagiaan yang harus dirayakan bersama-sama. Konser malam ini menjadi ekpresi kebahagiaan itu,” tukas Adi, mengakhiri upacara kecil dibelakang panggung. Tetiba, sahabat mereka, Yenny Wahid, muncul dipenghujung acara tumpengan. Tak ayal, Yenny pun didaulat, untuk memimpin baca doa bersama, ritual utama, sebelum naik panggung. “KLa Project, Sukses!” teriak mereka bersama. Katon, Lilo dan Adi, kemudian berlari kecil, menuju panggung besar mereka.

Sekitar pukul 20.00 WIB, Cahaya terang Tennis Indoor yang baru saja menunjukkan wajah ribuan penonton, berubah gelap. Penonton bersorak-riang. Mereka tahu, pertunjukan segera dimulai. Lagu ’Indonesia Raya’ pun berkumandang membuka konser, penonton berkhidmat. Di atas panggung yang masih gelap, Lilo dan Katon dari sisi kiri panggung ikut bernyanyi. Sementara Adi, berada disisi kanan panggung. Nedi, Sang Manajer, memeluk Katon, usai Indonesai Raya berkumandang. 

Gebukan drum, Harry Goro pun, menjadi penanda lagu ’Jarak Dua Kota’ yang menjadi pembuka konser. Kilaun cahaya lampu mulai memamerkan dirinya. Teringat ucapan Katon, seminggu sebelum konser berlangsung, “Harmoni Cahaya bukan hanya narasi, tapi cahaya beneran”.

Berturut-turut tanpa jedah, Kla menghentak dengan lagu ‘Bantu Aku’, ‘Someday’ feat. Mario yang meneylipkan rap. Lalu, lagu ‘Tentang Kita’, lagi paling hits di tahun 1989, yang melambunkgan nama KLa Porject. Kemudian, histeria penonton bergema, hingga lampu panggung kembali gelap. Baru tahap awal, pertunjukan mulai menghipnotis. KLa menghilang dibalik panggung. 

Saat itu, sejumlah jurnalis foto, baru diperkenankan, memasuki area paling depan panggung untuk mengambil foto dari sudut terbaik. Nampak Buddy ACe, Koordinator Media, memimpin rombongan fotografer dan cameraman tv. Demi kenyaman penonton, mereka diberi waktu 15 menit. “Lumayan bisa motret dari jarak dekat dengan angle terbaik,” tukas Musa Sanjaya sang fotografer dari Media FEM Indonesia.

” Saya percaya semua datang dari seluruh Indonesia. Dari Sumatera, Sulawesi, Papua? Terima kasih sudah datang merayakan bersama perjalanan ini. Tidak terasa, sudah 35 tahun. Kita masih muda. Sahabat yang berdiri diantara kita, ada yang sudah jadi pejabat, jadi Menteri, jadi direktur, dan jadi seniman,” sapa Katon kali pertama, disambut riuh rendah penonton. 

Tembang-tembang cantik kembali mengalun. ‘Baiknya’, ‘Revolusi Disco’, dan ‘Rentang Asmara’. Disini Katon mengajak 2 wanita, penyanyi latarnya ke depan untuk nyanyi dan goyang bersama. Penonton makin memanas, saat Katon dan Lilo membagikan seikat mawar merah dan putih, melempar ke tengah penggemarnya. Segmen ini, ditutup dengan tembang ‘Satu Kayuh’.  Suara Katon masih prima dan menggetarkan. Teringat, saat di ruang tunggu privasinya, Katon melakukan ritual pemanasan vokal, sembari menyanyikan lagu ‘Smoke on The Water’ dari Depp Purple, melalui speaker Bluetooth Harman Kardon.

Sepanjang perjalanan karir KLa Project, penggemar mereka, tak bisa melupakan peran Lilo sebagai backing vokal pada nada-nada tinggi melengking, maupun tampil sendiri dalam lagu ‘Meski Tlah Jauh’. Setelah membuai Klanese, Lilo yang semakin gondrong itu, berbisik pada Katon. Dan menunjuk kearah tribun bagian tengah, tepat di depan mereka, tempat penonton VIP. 

“Terima kasih Mbak Yenny Wahid dan Ahmad Dhani, yang hadir menyaksikan konser ini,” sapa Katon, sembari melambai kearah mereka. Kemudian melantunkan ‘Ratu Hati’, ‘Sudi Turun Kebumi’. Dipenghujung segmen ini, saat lagu ‘Hey’ digaungkan, tak hanya pesona tata lampu, namun ilustrasi pada LED pun, menampilkan frasa-frasa penting dari lirik lagu, antara lain “Bekerja Dengan Cinta”.

Ritual ulang tahun, tak hanya berlangsung di belakang panggung. Pada segmen berikutnya, Kue Tar besar 3 susun bergambar wajah 3 personel KLa, dan 3 buah lilin. siap untuk ditiup. Pada bagian ini, Katon menyapa Ari Burhani, mantan drummer KLa Project, yang kini bersama Imma Novia, istri tercinta, masih bekerja dibalik nama besar KLa.

”Siapa yang ulang tahun? Mari kita merayakan bersama yang ulang tahun  pada bulan Oktober dan besok Bulan November,” teriak Katon. Semua penonton unjuk tangan. “Sepertinya, semuanya ulang tahun nih,” canda Katon. Intro nomor ‘Tambah Usia’ pun mengalir riang, bagai choire penonton kembali bergema panjang.

Kejutan dalam konser mulai dilepaskan. Saat intro instrumental andalan ‘Heidelberg’ disajikan, kilaun cahaya semakin glamour. Adi, keyboardis jenius, memamerkan not-not indah dan harmonis. Ditimpali nuansa syahdu dari Biola yang dimainkan musisi muda, Iskandar Widjaja, anak Indonesia yang lahir dan bermukim di Jerman.  Saat rekaman, bagiain ini diis oleh Violis legendaris, Luluk Purwanto.

“Kehadiran Iskandar mengejutkan, karena dia mau datang ke Indonesia. Baru tiba kemarin, dan kita lansung latihan dipanggung ini, saat gladi resik. Dia musisi masa depan ayang akan jadi kebanggaan Indonesia,” ulas disambut tepuk tangan bergemuruh.

Mulai menapaki pertengahan pertunjukannya, KLa memborbardir KLanese dengan nomor penuh pesona cinta, ‘Waktu Tersisa’, ‘Hingga Memutih Tulan’, ‘Romansa’ dan ‘Belahan Jiwa’. Polanya, mulai terasa. Setiap 4 lagu personel KLa ganti kostum. Menyapa penonton dengan canda dan tawa dengan lebih kurang 4000 penonton. 

Kali ini yang paling kencang suaranya adalah KLanese pria, saat Katon memanggil nama Jolene Marie. Penyanyi muda penuh talenta ini, tampil dalam lagu ‘Gerimis’. Nomor paling menghanyutkan ini, dilengkapi dengan latar hujan rintik-rinitk pada layer LED. Jolene, nampak menikmati setiap syair puitis yang dilantunkannya.

Giliran, penyanyi bersuar emas, Eka Deli, yang mengejutkan dalam 2 reportoar sekaligus, ‘Bahagia Tanpamu’ dan ‘Laguku’. Eka, menjangkau nada tinggi dengan timbre yang tebal, dan range vokal yang luas, kombinasi yang memukau, dengan karakter vokal Lilo yang khas, sambal memainkan melodi dengan gitar Parker yang suaranya sengaja dibuat stereo. Mengingatkan kita pada gaya permainan gitar legendaris, Steve Lukather dari Toto.

Menjelang puncak pertunjukan band yang merilis album KLa ‘Kedua’ Project pada 1990, nomor-nomor everlasting song mulai dilepas. ‘Menjemput Impian’ dan lagu ‘Terpuruk’ yang menghadirkan peniup terompet asal Bali, Rio Sidik. Dilagu yang sama, peniup terompet aslinya, menurut Adi Adrian, adalah musisi asal Belanda.

“Selama ini, kami sulit cari peniup terompet dengan cara di mute, yang menjadi siganutre lagu Terpuruk, hingga kami mendengarkan Rio Sidik. Mainnya persis yang ada di rekaman,” ungkap Adi, usai pertunjukan dan Rio Sidik menghampirinya di private room, belakang panggung.

Dalam konteks genre music mereka, KLa tak tertandingi. Menuju puncak pertunjukannya, mereka melepas ‘’Lagu Baru’, ‘nomor paling laku dan paling rumit yang dimiliki KLa bertajuk ‘Tak Bisa Kelain Hati’ (Album ke-3,1991) pun dieksekusi dengan baik oleh Katon. Kekhawatiran bahwa  ia tak mampu mencapai nada tinggi saat overtune, tak terbukti. Dengan senyum bahagia ia menuntaskannya. Sing a long kembali mengudara.“Sungguh ku akui, tak bisa ke lain hati…”

Akhirnya, Konser 35 tahun KLa, dituntaskan dengan nomor ‘Semoga’ dan karya paling ajaib. Sebutlah masterpieces dari mereka, ‘Yogyakarta’. Tak ayal lagi, segala enerji dari panggung maupun dari tengah penonton, tumpah ruah, tak tertahankan. 

Sekelompok Perempuan yang merentangkan syal bertuliskan ‘KLanese’, menyanyi kencang, bagai memecah langit-langit Tennis Indoor Senayan. “Ijinkanlah aku untuk selalu pulangi lagi. Bila hati mulai sepi tanpa terobati”. Katon, Lilo dan Adi, masih memesona. Ketiganya adalah harmoni bintang nan cemerlang, yang terus bercahaya hingga mereka merilis album baru ‘35 Thirty Five Year’, yang berisi lagu-lagu intrepertasi bari dengan  penyanyi lain, sebuah produksi bersama Le Moisek Revole.

Saat penonton, mulai meninggalkan gedung pertunjukan, Ahmad Dhani,  ke backstages, datang ke private room, menyapa Lilo.

Apa kata Dhani tentang konser KLa?

“Ahmad Dhani ada diantara penonton lainnya, itu sudah cukup membuktikan, apa komentarya tentang KLa Project,” simpul Lilo.

“Terima Kasih KLanese, sampai ketemu 5 tahun lagu, dalam konser yang semakin dahsyat,” pungkas Katon. Mereka pamit, memberi hormat, foto bersama, salam dan silam dari atas panggung megah yang tak terlupakan.

Click to comment

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Music

Slank Berduka, Bunda Iffet Meninggal Dunia di Usia 87 Tahun

Published

on

By

FEM Indonesia, Jakarta – Kabar duka datang dari grup band Slank. Ibunda dari Bimbim drummer Slank Bunda Iffet, meninggal dunia di usia 87 tahun pada hari ini Sabtu (26/4/2025) malam.

“Telah wafat dengan tenang diiringi keluarga tercinta, Bunda Iffet Veceha binti Abdul Azis St Besar (87 tahun) pada hari ini, Sabtu 26 April 2025, pukul 22.42 WIB,” begitulah pesan yang terima redaksi FEM Indonesia.

Bunda Iffet sebelumnya sempat dirawat di rumah sakit selama beberapa hari terakhir ini. Bimbim menyebut kondisi Bunda Iffet juga melemah semenjak dirawat.

Ini pesan whatapp yang mengabarkan Bunda Iffet meninggal dunia.

Innalillahi wa inna ilaihi roji’un

Telah wafat dengan tenang diiringi keluarga tercinta, “Bunda Iffet Veceha binti Abdul Azis St Besar”  (87 tahun) pada hari ini Sabtu 26 April 2025 pukul 22.42 wib

Semoga almarhumah wafat dalam husnul khotimah, diampuni dosa2nya dan mendapat tempat terbaik disisiNYA.

Rencana pemakaman bertempat di TPU Karet Bivak blok AA1 blad 042 tanggal 27 April 2025. Mohon keikhlasan memaafkan almarhumah bila ada kesalahan semasa hidupnya.

Anak-anak : 

Adri – Lea

Bimbim – Reny

Masto – Gaby

Ila – Raja

dan cucu-cucu, cicit. 

Alamat rumah duka : Jalan Potlot 3 no.14 Durentiga, Jakarta Selatan.

Almarhumah yang lahir pada 12 Agustus 1937, dikenal memiliki peran yang sangat penting dalam karier grup band legendaris Slank.

Salah satu yang paling dikenal adalah ikut membantu Bimbim serta sejumlah personel Slank yang lain lepas dari cengkeraman narkoba yang menjerat mereka pada dekade ’90-an.

Continue Reading

Music

Roadshow Pertama, Band GankSync Panaskan Panggung Halal Bihalal Oi Asyik Ga Asyik

Published

on

FEM Indonesia, Depok – Baru dibentuk pada medio April 2025, grup band GankSync yang diisi Maman Piul, Digo Dz. dan Milano sudah dapat banyak jadual tampil secara live. Salah satunya ada saat tampil di acara halal bihalal fans Iwan Fals, oi beberapa waktu lalu di Tapos Depok.

Para fans oi yang menggelar acara halal bihalal tersebut adalah perkumpulan Asyik Ga Asyik yang baru dibentuk 3 bulan di Kota Depok. Dalam acara, GankSync tampil memukau menyanyikan lagu-lagu yang pernah dipopulerkan Iwan Fals era 80an dan 2 lagu baru yang akan dirilis resmi pada Mei ini.

Tampil menghibur dihadapan ratusan anggota oi, musisi biola Maman Piul mengaku senang, bisa bermemori bersama oi genk Asyik Ga Asyik. Ia melihat fans oi sangat solid untuk urusan silaturahim dan musik.

“Acara ini asyik ga asyik ya kita bikin asyik, dan Alhamdulillah di malam ini kita semua bisa bertemu bersilaturahmi bahwa kedekatan kita disini, semua saudara,” ujar Maman Piul. Suami dari pencipta lagu Cahaya Bunga Saragih ini juga mengaku mendapatkan kesan yang dalam ketika bisa menghibur malam itu. Katanya, silaturahmi dengan musik juga bisa memperpanjang umur.

“Kita disini mencoba merewind lagi masa lalu dan lagu-lagu yang kita nyanyiin tadi kan beredar di masa 80an bersama babeh Iwan Fals. Dan saya mencoba mengingatkan lagi momen masa lalu bersama para anggota oi dengan lagu Yakinlah, Masih Lancar dan ternyata pada hapal nyanyi bareng, seru banget,” papar Maman Piul.

Sementara Milano yang memperkuat GangSync dengan vokalnya yang khas merasa bangga bisa langsung menghibur acara malam itu yang bernuansa musik Iwan Fals. “Komunitas ini cukup asyik, semuanya antusias, tertib dan akrab tidak membedakan satu sama lain. Saya sangat menikmati panggung malam ini,” kata Milano diiyakan Digo Dz. yang pernah menjadi personil band Iwan Fals bersama Maman Piul.

Seperti diketahui, setelah manggung di Cilangkap Tapos Depok, band GankSync ini roadshow di Jakarta, Oria Hotel pada 2 Mei, Mei di Thamrin Jakarta, dan di Sumedang Jawa Barat pada 11-12 Mei mendatang.

Continue Reading

Music

Comeback! Shanty Lahirkan ‘Dahulu’ dengan Melody Metamorphosa

Published

on

FEM Indonesia, Jakarta – Di tengah arus perubahan yang tak pernah berhenti, penyanyi berbakat Shanty memilih cara yang unik untuk mengabadikan setiap fase kehidupannya, melalui karya seni. 

Kali ini, Shanty tak hanya hadir dengan alunan musik yang memukau, tetapi juga dengan kreasi seni rupa yang mempesona dalam wujud perhiasan. Melalui peluncuran single reinterpretasi bertajuk Dahulu dan koleksi perhiasan eksklusif bertajuk Melody MetamorphosaShantymempersembahkan sisi dirinya yang baru lebih berdaya, anggun, dan sarat akan makna mendalam.

Lagu Dahulu bukanlah sebuah komposisi yang asing bagi para pencinta musik Tanah Air. Karya abadi dari Rieka Roslan ini telah lama menemani berbagai kisah tentang cinta, kehilangan, dan harapan dalam kehidupan banyak orang. Namun, di tangan Shanty, lagu ini terlahir kembali dengan nuansa yang lebih intim dan penuh emosi personal.

Rieka Roslan, pencipta lagu Dahulu sekaligus arranger yang menggarap versi terbaru ini, menyatakan kekagumannya. “Saya percaya setiap lagu punya jodohnya. Dahulu punya energi kuat dan Shanty mampu membawakannya sebagai dirinya sendiri, bukan orang lain,” ujarnya. Peluncuran lagu ini menjadi bagian sentral dari acara perayaan bertajukShowcase Mahadaya Wanita, yang menampilkan Rieka Roslan dan Nada Dara, sebuah band perempuan yang lantang menyuarakan kekuatan serta keberagaman suara wanita Indonesia.

Namun, eksplorasi kreatif Shanty tidak berhenti pada ranah musik. Ia juga menuangkan metamorfosis dirinya ke dalam sebuah lini perhiasan eksklusif yang diberi nama Melody Metamorphosa. Dalam kolaborasi yang apik dengan seniman perhiasan berbakat asal Bali, Komang Tri, koleksi ini menjadi representasi visual dari perjalanan musikal dan spiritual Shanty sebuah refleksi mendalam dari setiap fase kehidupan yang telah ia jalani sebagai seorang wanita, seorang seniman, dan seorang individu yang unik.

“Ini bukan hanya tentang lagu. Ini tentang bagaimana kita tumbuh, berubah, dan tetap setia pada hati. Musik selalu jadi penyelamat saya dalam setiap fase metamorfosa saya,” ungkap Shantydengan penuh ketulusan. Kata kata ini merangkum esensi dari karya terbarunya, di mana musik dan seni rupa berpadu untuk menceritakan sebuah perjalanan pribadi yang universal.

Setiap desain perhiasan dalam koleksi Melody Metamorphosa menyimpan sebuah narasi tersendiri, layaknya sebuah lagu yang mampu menggambarkan berbagai spektrum emosi dan lika liku perjalanan batin. Perhiasan-perhiasan ini memancarkan kekuatan sekaligus kelembutan, keanggunan yang berpadu dengan makna yang mendalam semuanya mencerminkan sosok Shanty yang kini tampil lebih dewasa, otentik, dan memancarkan kebijaksanaan dari setiap pengalaman hidupnya.

Dengan diluncurkannya single Dahulu dan koleksi perhiasan Melody Metamorphosa, Shanty mengajak para penggemar dan penikmat seni untuk bersama sama merayakan setiap perubahan dalam hidup. Ia ingin menyampaikan pesan bahwa setiap langkah yang dilalui, seberat apapun tantangannya, dapat diubah menjadi sebuah karya yang indah dan menginspirasi bagi diri sendiri maupun orang lain.

Melalui kolaborasi lintas disiplin seni ini,Shanty sekali lagi membuktikan bahwa kreativitas tidak memiliki batas. Ia tidak hanya mempersembahkan karya yang indah untuk dinikmati, tetapi juga membagikan sebuah perspektif tentang bagaimana merangkul perubahan dan menemukan keindahan dalam setiap fase kehidupan. 

Sebuah persembahan yang tidak hanya memanjakan mata dan telinga, tetapi juga menyentuh hati dan memberikan inspirasi. foto dok. ig@shantyofficial

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Trending