Connect with us

Hiburan

Lia Emilia Heran Terdakwa Pelecehan Seksual di Malang Tidak Ditahan

Published

on

FEM Indonesia – Seolah tak pernah habis, pelecehan seksual terus terjadi dimana dan kapan saja. Bahkan lokasi kejadian pun tak melulu di tempat umum. Semisal yang tengah ramai, korban pelecehan seksual di Sekolah Selamat Pagi Indonesia, Kota Batu, Malang, Jawa Timur.

Kasus ini tengah dalam persidangan dan terdakwa Julianto Eka Putra (JEP) tidak ditahan. Terlebih ketika korban tersebut angkat bicara melalui podcast Deddy Corbuzier, masyarakat banyak yang mengecam atas tindakan biadab ini termasuk biduan Lia Emilia.

Penyanyi dangdut tinggi langsing itu mengaku mengikuti pemberitaan kasus ini melalui media massa. Lia tak habis pikir pelaku pelecehan seksual justru merupakan pengelola tempat dimana korban menimba ilmu. Ia menduga pelaku tidak dapat mengendalikan hawa nafsu.

“Dari kemarin aku baca berita yang lagi rame di Malang, atas kejadian pelecehan seksual di SPI Kota Batu Malang oleh pengelola. Pelaku ini tega melakukan pelecehan seksual kepada siswinya. Kalau ditanya mengapa ini terjadi ? kembali lagi kepada pribadi dan otak masing-masing orang. Susah kalau otak udah mesum, murid pun jadi sasaran untuk kepuasan seks,” jelasnya.

Padahal, kata Lia, korban yang mengalami pelecehan seksual tak mudah untuk melupakan kejadian tersebut. Malahan banyak yang alami trauma. Apalagi ini terjadi di lingkungan sekolah.

“Pihak korban yang seharusnya nyaman berada di sekolah malah jadi sasaran pemuas seks oleh pengelola. Trauma dan malu udah pasti. Ini enggak mudah gitu aja hilang, butuh waktu yang sangat lama,” katanya.

Lia juga mempertanyakan keseriusan pihak berwajib menangani kasus ini. Pasalnya walau kasus tersebut dalam proses persidangan namun pelaku tidak ditahan. Padahal korban pelecehan seksual lebih dari satu orang. Sehingga muncul pertanyaan di masyarakat atas kasus tersebut.

“Kenapa enggak bisa maksimal ? ya dari aparat sendiri aja memberikan kebebasan kemana-mana si JEP. Buktinya udah jadi tersangka dan didakwa aja masih belum ditahan, kan aneh ? sementara korban bukan 1 orang tapi banyak banget dan mengapa pihak kepolisian atau hakim tidak menahan JEP ? jadi aneh kan ? ada apa ?,” urainya bertanya.

Ia juga menyatakan bahwa tidak atau kurang keberanian si korban untuk melaporkan kepada pihak berwajib sehingga pelecehan seksual terus terjadi.  Karena itu Lia meminta agar pihak berwajib mengusut tuntas kasus pelecehan seksual tanpa pandang bulu.

“Mereka tuh enggan atau takut untuk melaporkan meskipun ini udah jelas-jelas salah. Mudah-mudahan aja aparat segera bertindak agar tidak terjadi hal seperti ini. Kalau secara pribadi, aku ingin hukuman mati untuk pelaku,” terangnya. [foto : dokumentasi/teks : denim]

 

Headline

Berbaju Oranye, Artis Nikita Mirzani Ditahan Kepolisian usai Jalani Pemeriksaan

Published

on

By

FEM Indonesia, Jakarta – Kepolisian Republik Indonesia akhirnya menahan artis femomenal Nikita Mirzani dalam kasus dugaan pengancaman hingga pemerasan terhadap pengusaha produk skincare Reza Gladys pada Selasa (4/3/2025) hari ini.

Nikita ditahan usai menjalani pemeriksaan intensif oleh penyidik. Dia keluar dari ruang pemeriksaan dengan mengenakan rompi oranye tahanan.

Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya telah menetapkan Nikita Mirzani dan asistennya, IM sebagai tersangka dalam kasus pengancaman hingga pemerasan terhadap pengusaha skincare Reza Gladys.

Kasus bermula dari laporan yang dilayangkan Reza ke pihak berwajib pada 3 Desember 2024. Nikita dan IM dilaporkan terkait aksi pengancaman, pemerasan hingga tindak pidana pencucian uang (TPPU).

Dalam laporannya, korban menyebut Nikita Mirzani diduga menjelek-jelekkan nama korban serta produk miliknya melalui siaran langsung di TikTok. [foto : istimewa]

Continue Reading

Hiburan

Jefri Nichol : Pendidikan Seks Sebaiknya Dikenalkan Sejak Usia Dini

Published

on

FEM Indonesia, Jakarta – Hingga kini pendidikan seks di Indonesia masih dianggap tabu oleh sebagian besar masyarakat. Pendidikan seks dikenalkan justru ketika si anak beranjak remaja. Padahal dengan mengenal seks sejak dini, si anak akan lebih mawas diri dalam menjalani pergaulan.

Hal tersebut diungkapkan artis Jefri Nichol di sela pembukaan instalasi seni Hotel for Play : The Fantasy Room Experience di Senayan Park, Jumat (17/1).

“Enggak harus dari remaja sih, malah menurut gua dari dini banget. Karena  anak SD pun banyak beritanya, kayak udah coba-coba sama temennya, padahal mereka enggak tahu itu apa. Tapi mereka coba-coba lihat dari temen atau apa,” kata brand ambassador alat kontrasepsi VIVO ini.

Untuk itu, lanjut Jefri, sebaiknya pengenalan dan pendidikan seks dilakukan sejak usia dini, termasuk alat kontrasepsi sehingga nanti akan terdidik bahwa urusan seks merupakan ruang pribadi.

“Jadi mau ada yang perhatiin atau enggak, itu bakal kejadian di semua orang. Mau enggak mau kita harus akuin itu, semua orang bakal ngerasain sex experience. Entah dari kecil atau remaja. Jadi, penting sih dari kecil udah dikenalin sama sex education dan alat kontrasepsi,” jelas lelaki yang menjadikan ruang yang terdapat banteng rodeo di Hotel for Play : The Fantasy Room Experience sebagai spot favoritnya. [foto : dokumentasi/teks : denim]

Continue Reading

Hiburan

VIVO Perpanjang Jefri Nichol Sebagai Brand Ambassador, Ini Alasannya

Published

on

FEM Indonesia, Jakarta – Sebuah pameran instalasi seni mengenai edukasi seks, Hotel for Play : The Fantasy Room Experience di Senayan Park menghadirkan artis Jefri Nichol sebagai model. Karuan hal ini menjadi pertanyaan salah satu pewarta dalam media gathering, Jumat (17/1).

Menanggapi penasaran wartawan perempuan itu, Presiden Director PT Danpac Pharma, Yoevan Wiraatmaja mengatakan bila kerjasama dengan Jefri telah diperpanjang dua kali untuk didapuk sebagai brand ambassador VIVO kendati sebenarnya banyak kandidat saat awal penjaringan.

“Sebenarnya awalnya banyak kandidat dan kami pertimbangkan, kami akhirnya pilih Jefri karena banyak sekali publik figur yang tanda kutip jaim, apalagi ini produk kesehatan dewasa, padahal tujuannya edukasi. Mereka mau edukasi namun karena hujatan netijen tahu sendiri ya. Nah, salah satu penyebabnya, Jefri bisa menerima hujatan-hujatan secara positif,” katanya.

“Kami juga di awal-awal (interview) sudah beritahu soal ini, mungkin takut kehilangan penggemar. Namun Jefri satu-satunya yang konsisten ingin menyuarakan hal positif untuk masalah seksual di Indonesia,’ lanjutnya.

Selain itu, kata Yoevan, Jefri bersedia bersama menyatukan visi misi pihaknya untuk menympaikan kesehatan seksual secara posititf, baik melalui kegiatan maupun media sosialnya. [foto : dokumentasi/teks : denim]

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Trending