Music
Taklukan Surabaya, Tony Wenas ‘The Piano Man’ Sukses Konser Terbaik 40 Tahun Berkarya

FEM Indonesia Taiwan – Sukses konser di Jakarta, Tony Wenas The Piano Man kembali menggelar konsernya di Surabaya, Ballroom Grand City Convex, Surabaya pada Sabtu, 19 Oktober 2024 lalu.
Konser yang digelar PAPPRI LIVE ini, dibuka oleh MC Ade Andrini, dengan Lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Penonton yang sebagian besar berasal dari kalangan dunia usaha tersebut langsung berdiri, dan bernyanyi dengan khidmat.
Mengenakan celana hitam, kemeja putih berbalut jas warna cream, Tony Wenas membuka penampilannya dengan lagu romantis ‘Babe’ dari band legendaris ‘Styx’. Tanpa jeda, Ketua Umum DPP PAPPRI langsung melantunkan ‘Happy Man’.

“Terima kasih Surabaya, telah meluangkan waktu untuk menyaksikan kami,” sapa Tony Wenas, usai melantunkan 2 lagu.
Bintang tamu yang pertama duet dengan Tony Wenas adalah Sara Fajira, penyanyi yang mencuat lewat lagu ‘Lathi’. Mengenakan busana hitam, Sara terlihat cantik, dewasa sekaligus kharismatik dalam lagu ‘Here We’ll Stay’, ynag dipopulerkan oleh Frida ‘ ABBA’ Lyngstad & Phill Collins, di tahun 1982.
Menyusul penampilan Jimmo Progressive Rock menyajikan 2 nomor lagu yang populer di era 80-an; ‘Why Can’t Wait Till Morning’ dari Phill Collins dan ‘Follow You Follow Me’ dari Genesis.

Ratusan penonton, yang sebagian besar duduk di round table, terlihat mulai masuk dalam atmosfer lagu-lagu nostalgia, yang notabene adalah lagu yang menjadi penanda perjalan karir musikal Tony Wenas sejak tahun 1980.
Antuasiasme penonton mulai memuncak tatkala penyanyi bersuara emas, Eka Dali menyanyikan ‘The Prayer’ yang dipopulerkan Celine Dion dna Andrea Bocelli. Setiapkali Eka dan Tony, mencapai nada tinggi dengan mulus, aplaus penonton bergemuruh. Apalagi saat Sara Fajira, tampil untuk keduakalinya dengan lagu ‘Easy Lover’. Penonton pun larut dalam nada, bergoyang dalam irama, turut sing a long, bagai padusan suara.

Salah satu reportoar Tony Wenas yang paling disukainya dan ditunggu-tunggu oleh penonton, adalah nomor ‘The Piano Man’, yang kemudian menjadi nama acara dari konser tunggal Tony Wenas. Sarah Saputri, musisi asal Bandung dipercaya untuk memainkan Harmonica. Sarah, menjadi magnitude dalam lagu karya Billy Joel itu.
Lebih kurang sejam setelah pertunjukan berlangsung, Host Lilo, kemudian memanggil salah satu teman musikal Tony Wenas. Siapa lagi kalau buka Fariz RM. Fariz tampil dengan menenteng Keytar (Keyboard Guitar Shyntesizer) warna merah. Lagu romantis ‘Hasrat & Cinta’ yang dulu dinyanyikan Andi Meriem Matalatta pun mengalun merdu.

“Tony adalah adik teman gue. Karena suaranya bagus, gue ajak dia nyanyi di band Symphony. Dan lagu berikut ini kita buat bareng,” ungkap Fariz RM, penyanyi dengan puluhan lagu hits ini, sebelum melantunkan ‘Lensa Kamar Putih’.
Penonton masih berharap lagu ketiga dari Fariz RM, namun ia telah silam, dan berganti Eka Dali. Lagu indah ‘Kala Surya Tenggelam’ dari Chrisye pun mengalun merdu. Penonton kembali larut dalam paduan suara yang semakin membahana.
Penampilan Tony Wenas kembali menarik perhatian penonton, setelah ia mendaulat musisi Dwiki Dharmawan dan Rio Sidik tampil dalam nomor ‘ Zanzibar’. “Perkenalkan pemain trumpet asal Surabaya Rio Sidik pemain dan Dwiki Dharmawan. Dwiki adalah pemain Piano yang hebat, Tapi saya pemain piano yang asik,” canda Tony Wenas, disambut tawa penonton.

Setelah melepas Keytar (Keyboard Guitar Shyntesizer) miliknya, Dwiki menuju ke set keyboard disamping Tony Wenas. Ia membuka dengan intro lagu dari Toto, ‘Rossana’, yang dilantunkan oleh Kadri ‘Karmila’ Mohamad
Menjelang penghujung konser, lagu-lagu lawas semakin memesona penonton. Setelah Rossana, disusul dengan lagu abadi sepanjang masa, ‘Love of My Life’ dari Queen, dan lagu rock ‘Carryon My Wayward’ dari band legendaris, Kansas.
Sarah Saputri, kembali hadir di atas panggung. Kali ini selain main Harmonica dia juga turut bernyanyi dalam lagu ‘Lucy in The Sky with Diamond’. Dan penonton mulai bergoyang, saat Rio Sidik, tampil kembali dalam lagu ‘Galih & Ratna’ dan ‘Copacabana’.

“Terima kasih untuk semua penonton, sponsorship dan panitia pelaksana dan keluarga besar PAPPRI yang telah membuat konser ini berjalan lancar. Sampai ketemu pada Konser berikutnya,” tandas Tony Wenas sebelum melantunkan lagu terbaik sepanjang masa, ‘Bohemian Rhapsody’ dari Queen.
Kadri ‘Karmila’ dan Lilo, menjadi pamungkas dari Konser TunggalTony Wenas: The Piano Man, Goes to Surabaya. Mereka mengajak penonton yang tak beranjak dari tempat duduknya selama lebih kurang 2 jam dengan 22 nomor lagu yang diiringi oleh Krisna Prameswara (Music Director/Keyboard), Rere (Drum), Noldy (Guitar) dan kawan-kawan.
Konser Tunggal ini merupakan pencapaian terbaik, dari perjalanan karir musikal Tony Wenas, selama lebih dari 40 tahun. Pergaulannya yang luwes, membuat Tony mendapat dukungan yang luar biasa dari banyak musisi. “Jika konser di Jakarta membuat DPP PAPPRI bisa mendonasikan dana dari keuntungan konser kepada para seniman musik di 22 provinsi, semoga di Surabaya sama seperti Jakarta, atau bahkan bisa lebih,’ jelas Lexi.
Dalam industri musik Indonesia, kiprah musik Tony Wenas, telah dimulai pada tahun 1980. Itulah saat ia masuk Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Sampai detik ini, meski waktunya sebagian besar dicurahkan ke PT Freeport Indonesia, sebagai Presiden Direktur, namun kiprahnya sebagai musisi tak bisa ditinggalkan. Terbukti, seluruh Enerji musikalnya dicurahkan pada Konser Tunggal The Piano Man ini.
Music
Slank Berduka, Bunda Iffet Meninggal Dunia di Usia 87 Tahun

FEM Indonesia, Jakarta – Kabar duka datang dari grup band Slank. Ibunda dari Bimbim drummer Slank Bunda Iffet, meninggal dunia di usia 87 tahun pada hari ini Sabtu (26/4/2025) malam.
“Telah wafat dengan tenang diiringi keluarga tercinta, Bunda Iffet Veceha binti Abdul Azis St Besar (87 tahun) pada hari ini, Sabtu 26 April 2025, pukul 22.42 WIB,” begitulah pesan yang terima redaksi FEM Indonesia.
Bunda Iffet sebelumnya sempat dirawat di rumah sakit selama beberapa hari terakhir ini. Bimbim menyebut kondisi Bunda Iffet juga melemah semenjak dirawat.
Ini pesan whatapp yang mengabarkan Bunda Iffet meninggal dunia.
Innalillahi wa inna ilaihi roji’un
Telah wafat dengan tenang diiringi keluarga tercinta, “Bunda Iffet Veceha binti Abdul Azis St Besar” (87 tahun) pada hari ini Sabtu 26 April 2025 pukul 22.42 wib
Semoga almarhumah wafat dalam husnul khotimah, diampuni dosa2nya dan mendapat tempat terbaik disisiNYA.
Rencana pemakaman bertempat di TPU Karet Bivak blok AA1 blad 042 tanggal 27 April 2025. Mohon keikhlasan memaafkan almarhumah bila ada kesalahan semasa hidupnya.
Anak-anak :
Adri – Lea
Bimbim – Reny
Masto – Gaby
Ila – Raja
dan cucu-cucu, cicit.
Alamat rumah duka : Jalan Potlot 3 no.14 Durentiga, Jakarta Selatan.
Almarhumah yang lahir pada 12 Agustus 1937, dikenal memiliki peran yang sangat penting dalam karier grup band legendaris Slank.
Salah satu yang paling dikenal adalah ikut membantu Bimbim serta sejumlah personel Slank yang lain lepas dari cengkeraman narkoba yang menjerat mereka pada dekade ’90-an.
Music
Roadshow Pertama, Band GankSync Panaskan Panggung Halal Bihalal Oi Asyik Ga Asyik

FEM Indonesia, Depok – Baru dibentuk pada medio April 2025, grup band GankSync yang diisi Maman Piul, Digo Dz. dan Milano sudah dapat banyak jadual tampil secara live. Salah satunya ada saat tampil di acara halal bihalal fans Iwan Fals, oi beberapa waktu lalu di Tapos Depok.
Para fans oi yang menggelar acara halal bihalal tersebut adalah perkumpulan Asyik Ga Asyik yang baru dibentuk 3 bulan di Kota Depok. Dalam acara, GankSync tampil memukau menyanyikan lagu-lagu yang pernah dipopulerkan Iwan Fals era 80an dan 2 lagu baru yang akan dirilis resmi pada Mei ini.
Tampil menghibur dihadapan ratusan anggota oi, musisi biola Maman Piul mengaku senang, bisa bermemori bersama oi genk Asyik Ga Asyik. Ia melihat fans oi sangat solid untuk urusan silaturahim dan musik.

“Acara ini asyik ga asyik ya kita bikin asyik, dan Alhamdulillah di malam ini kita semua bisa bertemu bersilaturahmi bahwa kedekatan kita disini, semua saudara,” ujar Maman Piul. Suami dari pencipta lagu Cahaya Bunga Saragih ini juga mengaku mendapatkan kesan yang dalam ketika bisa menghibur malam itu. Katanya, silaturahmi dengan musik juga bisa memperpanjang umur.
“Kita disini mencoba merewind lagi masa lalu dan lagu-lagu yang kita nyanyiin tadi kan beredar di masa 80an bersama babeh Iwan Fals. Dan saya mencoba mengingatkan lagi momen masa lalu bersama para anggota oi dengan lagu Yakinlah, Masih Lancar dan ternyata pada hapal nyanyi bareng, seru banget,” papar Maman Piul.

Sementara Milano yang memperkuat GangSync dengan vokalnya yang khas merasa bangga bisa langsung menghibur acara malam itu yang bernuansa musik Iwan Fals. “Komunitas ini cukup asyik, semuanya antusias, tertib dan akrab tidak membedakan satu sama lain. Saya sangat menikmati panggung malam ini,” kata Milano diiyakan Digo Dz. yang pernah menjadi personil band Iwan Fals bersama Maman Piul.
Seperti diketahui, setelah manggung di Cilangkap Tapos Depok, band GankSync ini roadshow di Jakarta, Oria Hotel pada 2 Mei, Mei di Thamrin Jakarta, dan di Sumedang Jawa Barat pada 11-12 Mei mendatang.
Music
Comeback! Shanty Lahirkan ‘Dahulu’ dengan Melody Metamorphosa

FEM Indonesia, Jakarta – Di tengah arus perubahan yang tak pernah berhenti, penyanyi berbakat Shanty memilih cara yang unik untuk mengabadikan setiap fase kehidupannya, melalui karya seni.
Kali ini, Shanty tak hanya hadir dengan alunan musik yang memukau, tetapi juga dengan kreasi seni rupa yang mempesona dalam wujud perhiasan. Melalui peluncuran single reinterpretasi bertajuk Dahulu dan koleksi perhiasan eksklusif bertajuk Melody Metamorphosa, Shantymempersembahkan sisi dirinya yang baru lebih berdaya, anggun, dan sarat akan makna mendalam.
Lagu Dahulu bukanlah sebuah komposisi yang asing bagi para pencinta musik Tanah Air. Karya abadi dari Rieka Roslan ini telah lama menemani berbagai kisah tentang cinta, kehilangan, dan harapan dalam kehidupan banyak orang. Namun, di tangan Shanty, lagu ini terlahir kembali dengan nuansa yang lebih intim dan penuh emosi personal.
Rieka Roslan, pencipta lagu Dahulu sekaligus arranger yang menggarap versi terbaru ini, menyatakan kekagumannya. “Saya percaya setiap lagu punya jodohnya. Dahulu punya energi kuat dan Shanty mampu membawakannya sebagai dirinya sendiri, bukan orang lain,” ujarnya. Peluncuran lagu ini menjadi bagian sentral dari acara perayaan bertajukShowcase Mahadaya Wanita, yang menampilkan Rieka Roslan dan Nada Dara, sebuah band perempuan yang lantang menyuarakan kekuatan serta keberagaman suara wanita Indonesia.

Namun, eksplorasi kreatif Shanty tidak berhenti pada ranah musik. Ia juga menuangkan metamorfosis dirinya ke dalam sebuah lini perhiasan eksklusif yang diberi nama Melody Metamorphosa. Dalam kolaborasi yang apik dengan seniman perhiasan berbakat asal Bali, Komang Tri, koleksi ini menjadi representasi visual dari perjalanan musikal dan spiritual Shanty sebuah refleksi mendalam dari setiap fase kehidupan yang telah ia jalani sebagai seorang wanita, seorang seniman, dan seorang individu yang unik.
“Ini bukan hanya tentang lagu. Ini tentang bagaimana kita tumbuh, berubah, dan tetap setia pada hati. Musik selalu jadi penyelamat saya dalam setiap fase metamorfosa saya,” ungkap Shantydengan penuh ketulusan. Kata kata ini merangkum esensi dari karya terbarunya, di mana musik dan seni rupa berpadu untuk menceritakan sebuah perjalanan pribadi yang universal.
Setiap desain perhiasan dalam koleksi Melody Metamorphosa menyimpan sebuah narasi tersendiri, layaknya sebuah lagu yang mampu menggambarkan berbagai spektrum emosi dan lika liku perjalanan batin. Perhiasan-perhiasan ini memancarkan kekuatan sekaligus kelembutan, keanggunan yang berpadu dengan makna yang mendalam semuanya mencerminkan sosok Shanty yang kini tampil lebih dewasa, otentik, dan memancarkan kebijaksanaan dari setiap pengalaman hidupnya.
Dengan diluncurkannya single Dahulu dan koleksi perhiasan Melody Metamorphosa, Shanty mengajak para penggemar dan penikmat seni untuk bersama sama merayakan setiap perubahan dalam hidup. Ia ingin menyampaikan pesan bahwa setiap langkah yang dilalui, seberat apapun tantangannya, dapat diubah menjadi sebuah karya yang indah dan menginspirasi bagi diri sendiri maupun orang lain.
Melalui kolaborasi lintas disiplin seni ini,Shanty sekali lagi membuktikan bahwa kreativitas tidak memiliki batas. Ia tidak hanya mempersembahkan karya yang indah untuk dinikmati, tetapi juga membagikan sebuah perspektif tentang bagaimana merangkul perubahan dan menemukan keindahan dalam setiap fase kehidupan.
Sebuah persembahan yang tidak hanya memanjakan mata dan telinga, tetapi juga menyentuh hati dan memberikan inspirasi. foto dok. ig@shantyofficial
-
NASIONAL1 day ago
Depok Mulai Gelar CFD 4 Mei, Tak Mau Kalah dengan Jakarta dan Bekasi
-
NASIONAL5 days ago
Perayaan Hari Kartini di Jakarta, 1.000 Perempuan & Gen Z Siap Pimpin Perubahan
-
Hiburan5 days ago
Sule, Charly Van Houten akan Panaskan HUT Kota Depok ke-26 di DOS, ini Jadualnya!
-
Music5 days ago
Dua Pentolan ex Band Iwan Fals, Maman Piul & Digo Dz bentuk GankSync : Tepis Musisi Tua Tak Laku Lagi!