Connect with us

Movie & TV

Tayang 5 September, Film ‘Seni Memahami Kekasih’ Siap Bikin Baper Penonton

Published

on

FEM Indonesia Taiwan Seni Memahami Kekasih, sebuah film drama komedi romantis, akan membawa penonton menyelami kisah cinta yang sederhana namun sarat makna. 

Disutradarai oleh Jeihan Angga, film ini menampilkan jajaran aktor dan aktris muda berbakat seperti Elang El Gibran, Febby Rastanty, Devina Aureel, dan Sisca Saras.

Diadaptasi dari buku populer ‘Sebuah Seni untuk Memahami Kekasih’ karya Agus “Magelangan” Mulyadi, film mengisahkan perjalanan cinta Agus dan istrinya, Kalis Mardiasih. Sebagai pasangan penulis dengan karakter yang bertolak belakang, mereka menghadapi berbagai tantangan dalam hubungan mereka. Agus dikenal sebagai penulis komedi yang kerap mengangkat kehidupan sehari-hari dan isu-isu viral, sementara Kalis adalah penulis yang lebih serius, fokus pada isu-isu sosial dan perempuan.

Namun, hubungan mereka diuji ketika Kalis dihantui oleh trauma yang dialami sahabatnya, Rahayu, akibat kekerasan dalam rumah tangga. Hal ini membuat Kalis menjaga jarak dari Agus, hingga akhirnya Agus merasa lelah dan memutuskan hubungan mereka. Kalis pun harus menghadapi rasa penyesalan yang mendalam, hingga akhirnya dia belajar tentang konsep “soulmate” dari ayahnya.

Winston Utomo, CEO IDN, menyampaikan antusiasmenya terhadap proyek film ini. “Seni Memahami Kekasih adalah proyek yang sangat dekat di hati kami. Film ini bukan hanya sebuah hiburan, tetapi juga cerminan dari kehidupan dan cinta yang sederhana namun bermakna. Kami sangat bangga bisa menghadirkan cerita yang begitu dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia, dan kami berharap film ini bisa menyentuh hati banyak orang.” ujarnya.

Proyek film awalnya sempat diragukan oleh Kalis Mardiasih, namun keraguan tersebut sirna berkat keyakinan Susanti Dewi, Head of IDN Pictures sekaligus Produser Film Seni Memahami Kekasih. “Kami sangat bersemangat untuk menggarap film Seni Memahami Kekasih karena kisah cinta yang ditampilkan sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat Indonesia. Film ini mengangkat cerita yang begitu relatable, dan kami yakin akan mampu menyentuh hati banyak orang,” ujar Santi.

Sementara Agus “Magelangan” Mulyadi, penulis dari ‘Sebuah Seni untuk Memahami Kekasih’, menjelaskan bahwa cerita dalam film ini tidak sepenuhnya sama dengan bukunya. “Kalau ditanya seberapa mirip film dengan bukunya, jawabannya tidak mirip. Di film ini, kami justru banyak membuat cerita baru yang sebelumnya tidak ada di buku. Misalnya, alih-alih full komedi seperti di buku, di versi film kami tambahkan sisi sentimental untuk menambah unsur drama melalui karakter Rahayu yang sama sekali tidak ada di buku,” jelas Agus.

Jeihan Angga, sang sutradara, juga menambahkan bahwa ia melihat potensi besar dalam komedi buku ‘Sebuah Seni untuk Memahami Kekasih’. “Karena bukunya ber-genre komedi, saya ingin memaksimalkan potensi komedinya. Saya beberapa kali meeting dengan Mas Agus dan penulis skenario untuk menemukan adegan-adegan mana saja yang bisa dibuat lebih lucu, termasuk adegan yang menurut Mas Agus di bukunya tidak lucu. Bahkan saat proses produksi pun, saya masih melakukan improvisasi demi menambah unsur komedi,” ungkap Jeihan.

Febby Rastanty, yang memerankan karakter Kalis, juga berbagi pengalamannya dalam mendalami peran ini. “Memerankan Kalis adalah tantangan tersendiri bagi saya karena karakter ini memiliki banyak lapisan emosi yang kompleks. Saya berusaha memahami latar belakang dan pemikiran Kalis, terutama bagaimana dia menghadapi trauma masa lalu yang memengaruhi hubungannya dengan Agus. Saya berharap penonton dapat merasakan kedekatan emosional dengan karakter ini dan mendapatkan pesan positif dari perjalanan cintanya,” papar Febby.

Seni Memahami Kekasih adalah film ketujuh dari IDN Pictures yang akan tayang di bioskop Indonesia. Sebelumnya, IDN Pictures sukses merilis film horor ‘Pasar Setan’ pada Februari lalu yang berhasil menarik lebih dari 400.000 penonton dalam sebulan penayangan.

Movie & TV

Hari Pahlawan 2024, Film Biopik “Lafran” Tayang Perdana di MAXstream dan MyTelkomsel

Published

on

FEM Indonesia, Jakarta – Memaknai hari pahlawan nasional, platform Over-the-Top (OTT) MAXStream, dan MyTelkomsel Super App milik Telkomsel, dengan bangga menghadirkan penayangan special film “Lafran”, mulai 10 November 2024.

Film “Lafran” sendiri bertutur tentang perjuangan pada awal kemerdekaan. Masa itu diwarnai menguatnya perdebatan tentang keislaman dan nasionalisme. Bagi Lafran Pane, mahasiswa adalah kelompok non-partisan dan independen yang bisa menjadi gerakan dalam memperjuangkan semangat nasionalisme Indonesia. 

Perjalanan Lafran dari Tapanuli Selatan ke Jakarta hingga Yogyakarta mewarnai perubahan cara pandang Lafran dalam berjuang. Idealismenya menguat, Lafran Pane punya visi besar dalam memperjuangkan keindonesiaan.  Film “Lafran” sebelumnya telah dirilis di bioskop pada Juni 2024 lalu, merupakan sebuah karya dari rumah produksi Reborn Intiatives dan Radepa Studio.

Vice President Digital Lifestyle Telkomsel, Lesley Simpson mengatakan “Tayangnya film “Lafran” sekaligus melanjutkan komitmen berkelanjutan Telkomsel dalam menghadirkan tayangan dan hiburan berkualitas yang mudah diakses oleh masyarakat. Kami berharap film “Lafran” bisa disaksikan oleh ribuan bahkan jutaan penonton yang belum dapat menikmati filmnya di layar bioskop sebelumnya. 

Di sisi lain, memperingati Hari Pahlawan, tema kepahlawanan dalam film nasional harus didukung untuk memberikan motivasi dan semangat nasionalisme Indonesia secara terus menerus. Telkomsel berharap film “Lafran” menjadi inspirasi untuk memberikan dampak tidak hanya bagi diri sendiri, namun tanah air, secara nyata. Semangat ini yang harus bisa sampai kepada penonton film “Lafran”.

Produser Eksekutif film Lafran, Ahmad Doli Kurnia mengungkapkan, “Terima kasih kepada Telkomsel atas kolaborasinya untuk kembali menayangkan film “Lafran” bagi lebih banyak penonton di seluruh Indonesia. Film ini merupakan wujud penghargaan terhadap semangat kepahlawanan dan nilai nasionalisme yang relevan sepanjang masa. 

Dengan kehadiran film ini di platform MAXStream dan MyTelkomsel Super App, kami berharap pesan inspiratif dalam “Lafran” dapat menjangkau generasi muda dan keluarga Indonesia, mengingatkan kita semua akan pentingnya perjuangan untuk tanah air.

Semoga ke depannya, kerja sama ini dapat terus menghadirkan tayangan-tayangan berkualitas yang memotivasi, mengedukasi, dan menghibur masyarakat Indonesia” Selain film “Lafran”, tiga film baru juga hadir di platform MAXStream dan MyTelkomsel Super App pada 10 November 2024 yang merupakan produksi dari Radepa Studio lainnya, yaitu Film “Sepeda

Presiden” “Kartu Pos Wini” dan “Jendela Seribu Sungai”. Bersama film “Lafran”, tiga film tersebut menjadi tayangan film inspiratif, memotivasi dan menghibur bagi keluarga Indonesia.

MAXStream sendiri merupakan platform Over-the-Top (OTT) Telkomsel yang menyediakan layanan streaming video, seperti film, serial, dokumenter, dan acara TV, yang dapat diakses melalui aplikasi atau situs web. MAXStream menawarkan berbagai konten lokal dan internasional, termasuk konten eksklusif dan orisinal yang hanya tersedia di platform MAXStream yang dapat diakses di maxstream.tv atau unduh aplikasi MAXstream di Play Store/App Store.

Sementara lewat MyTelkomsel Super App, penonton dapat menikmati film-film tersebut dengan cara membuka aplikasi MyTelkomsel Super App setelah mengunduh di Play Store/App Store, gulir ke bawah di halaman utama hingga menemukan bagian “Powered by MAXstream Studios,” lalu pilih dan masuk ke kategori “Movie” untuk menonton film Lafran.

Continue Reading

Movie & TV

Film Anak Kolong, Persabatan Diantara Anak Anak Abdi Negara dan Cinta Segitiga

Published

on

By

FEM Indonesia Taiwan – Anak kolong adalah istilah yang merujuk pada anak-anak dari keluarga militer yang tumbuh di asrama atau kompleks perumahan tentara.

Anak kolong pada jamannya memiliki ciri khas kehidupan yang keras, drama yang kental dan tak jarang terjadi konflik dengan teman, senior atau orang tua, begitu ungkapan Agustinus Sitorus selaku produser film Anak Kolong.

Film tutur Agustinus, mengedepankan tema persahabatan diantara anak-anak abdi negara, cinta segitiga serta perjalanan emosional tentang kehilangan dan keikhlasan.

Film ini juga mengeksplorasi makna cinta yang lebih luas. Tak hanya cinta antar manusia, tetapi bakti pada negara dan kewajiban serta pergulatan batin seorang anak kolong dalam memilih antara cinta pribadi dan tanggung jawab patriotik. Mengikuti perjalanan Arya (Junior Roberts), seorang remaja dalam lingkungan militer dengan disiplin ketat dari ayahnya.

“Banyak pengalaman unik yang saya terima. Saya beruntung bisa menyelami karakter Arya dan memahami dinamika yang mungkin tak pernah saya rasakan sebelumnya. Harapan saya, penonton bisa ikut melihat sisi kehidupan ini yang jarang dibahas, namun penuh makna,” kata Junior Roberts.

Sutradara Sony Gaukasak (Soga) menekankan pada drama romance yang menggambarkan konflik pertemanan dan keluarga dalam satu circle.

Beberapa pejabat dan tokoh politik Indonesia yang tumbuh sebagai anak kolong unjuk diri di film ini, seperti Bambang Soesatyo (Ketua MPR 2019-2024), Jenderal TNI Agus Gumiwang Kartasasmita (Menteri Perindustrian 2019-2024) dan Pontjo Sutowo (Ketum FKPPI).

“Pengalaman hidup mereka memberikan inspirasi menunjukkan betaps kuatnya pengaruh disiplin dan nilai-nilai militer dalam membentuk karakter dan perjalanan hidup anak-anak kolong ini,” ungkapnya.

Dibintangi oleh Junior Roberts, Aisyah Aqilah, Antonio Blanco, Rizki Hanggono, Bonny Putra, Suheil Bisyir, William Roberts, Robert Chaniago, Ida Rhijnsburger, Jamila Saleem, Daod Saleem, dan Jo P Project.

Produksi PIM Pictures bekerja sama dengan MAXStream Studios, Black Stone Pictures, Layar Production, Binasol Entertainment dan Tabia Pictures akan beredar 7 November 2024.

Continue Reading

Movie & TV

Sutradarai Film Pangku, Reza Rahadian Terinspirasi Figur Ibunya

Published

on

FEM Indonesia Taiwan – Orang mengenal aktor Reza Rahadian Matulessy yang meraih beberapa piala Citra di perhelatan FFI. Kali ini, Reza akan bertindak sebagai sutradara film cerita panjang.

Sebenarnya, Reza pernah menyutradarai film pendek dan series tapi peredarannya terbatas. Film bertajuk ‘Pangku’ adalah debut film perdananya sebagai sutradara.

Diproduksi oleh Gambar Gerak dan kali ini, Reza bekerjasama dengan penulis skenario Felix K Nesi dan dan Arya Ibrahim sebagai produser dan Gita Fara selaku co producer.

“Berkisah tentang fenomena sosial dan tradisi kopi pangku di masyarakat daerah pesisir pantura. Juga, Pangku mencerminkan filosofi kehidupan,” terang Reza.

Dalam aksara Jawa, pangku adalah cara bertahan hidup. Hal ini tak sekedar perlindungan kehidupan tapi juga mematikan kebebasan seseorang dalam berpikir dan bertindak.

“Menceritakan perjuangan seorang wanita tegar bernama Sartika dalam mengarungi kehidupan di pesisir pantura dan suasana ketidakpastian. Ada kematangan emosi dan performa autentik Sartika yang menampilkan akting murni tanpa banyak menyerap karakter lain,” tutur Reza.

Dua bintang Fedi Nuril dan Claresta Taufan menjadi pemeran utama. “Fedi Nuril yang berperan sebagai Hadi ada kenaifan yang dipotret dari cara Fedi memainkan sosok Hadi. Ada banyak pertanyaan tapi Fedi Nuril lihai dan berhasil bisa mendalami sosok Hadi secara pas,” imbuh Reza.

Reza menegaskan film ini terinspirasi oleh figur ibunya yang berjuang ditengah kemelut hidup dan ketakpastian. “Dia figur luar biasa,” ujarnya.

Jajaran pemeran lain diisi aktor berbakat seperti Christine Hakim, Devano Danendra, Shakeel Aisy dan banyak lagi. Pangku dijadwalkan akan dirilis tahun 2025 mendatang.

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Trending