Movie & TV
Film Perayaan Mati Rasa Melahirkan Band Midnight Serenade

FEM Indonesia, Jakarta – Film terbaru Sinemaku Pictures sebentar lagi bisa disaksikan di bioskop-bioskop Indonesia. Berjudul Perayaan Mati Rasa, film ini mengetengahkan soal hubungan seorang anak muda bernama Ian Antono dengan orang-orang di sekitarnya.
Selain isu soal keluarga, Perayaan Mati Rasa juga memiliki satu elemen yang menonjol, yaitu musik. Berbeda dengan sang sang adik yang berprofesi sebagai podcaster, karakter Ian adalah musisi yang berniat mengejar karier musik impiannya melalui band yang ia bentukbersama teman-temannya dengan nama Midnight Serenade.
Sederet musisi muda, yang juga beberapa kali tampil di layar lebar, pun mengisi peran sebagai anggota band tersebut, selain Iqbaal Ramadhan sebagai Ian (bassist), ada Devano Danendra sebagai Ray Alvero (vokalis), Dul Jaelani sebagai Saka Wijaya (gitaris), dan Randy Danisthasebagai Dika Ardana (drummer).
Menurut Iqbaal, ide tentang Midnight Serenade ini lahir karena Umay ingin membuat film dengan memasukkan musik sebagai elemen penting dan bukan hanya sekadar menyanyikan soundtrack saja.
“Berawal dari keinginan Umay tersebut, aku mencoba memberikan referensi film-film indonesia di tahun 2000-an awal dengan band-band indie sebagai pengisi soundtrack-nya atau film yang memang memasukkan unsur musik sebagai bagian dari cerita, seperti Garasi. Dari situ, Umay yakin bahwa band di film ini memang harus berisikan musisi asli yang bisa membawakan lagu-lagu original Midnight Serenade nantinya.”
Dul menyebutkan bahwa ia mau bergabung dengan film panjang kelima Sinemaku Pictures ini karena tertarik dengan konsep yang dihadirkan. “Saat mendengar konsep band di film ini, aku langsung tertarik dan memutuskan untuk ikut sebagai salah satu pemain. Setelah workshop, rekaman, lalu mengisi bagian gitar, ternyata makin lama makin seru. Aku merasa bahwa inilah produksi sebuah film yang benar, yaitu berkarya untuk kepuasan jiwa, bukan memikirkan selera pasar. Energinya jadi terasa fresh dan kompleks.”
Melibatkan musisi asli untuk berakting sekaligus membentuk band di dalam sebuah film bisa dibilang jarang dilakukan di ranah perfilman lokal dan Randy melihat ini sebagai sebuah hal yang baru di masa sekarang. “Kita dulu pernah punya band yang lahir dari film, tapi setelah itu, tidak ada lagi. Menurutku, Midnight Serenade ini bisa dibilang emberikan penyegaran di tengah dunia musik Indonesia karena pada akhirnya ada lagi sebuah film dengan band fiktif yang bisa dibawa ke dunia nyata. Semoga nantinya hal ini bisa terus berlanjut jika memang jadwal semua anggotanya memungkinkan.”
Senada dengan Randy, Devano juga menyebutkan bahwa ide awal Midnight Serenade adalah menghadirkan anggota-anggota yang memang bisa bermain band. “Kami melakukan workshop yang intens, belajar chord lagu-lagunya, hingga cara bernyanyinya agar terlihat nyata saat divisualisasikan. Bukan hanya aktor yang bermain jadi anak band, tapi aslinya tidak bisa bermain musik dan hanya lip-sync.” Hal ini terbukti dari tiga single mereka yang sudah rilis dan bisa didengarkan di platform musik digital, Spotify, yaitu “Laut”, “Kosong”, dan “Sampai Jumpa”.
Senada dengan Devano, Iqbaal menyebut bahwa dia dan Umay sepakat untuk memakai musisi yang juga aktor untuk memainkan karakter-karakter di Midnight Serenade. Hal itu bukan tanpa alasan. “Menurut aku dan Umay, ada cara bermain musik, gestur, dan attitude di atas panggung yang membedakan seorang musisi asli dengan aktor yang memerankan musisi. Untuk mengurangi penampilan yang mungkin akan terlihat artificial, kami putuskan memilih aktor-aktor yang memang juga adalah musisi di dunia nyata.”
Berbicara soal hadirnya Midnight Serenade di Perayaan Mati Rasa, Dul melihat ini sebagai sebuah kesempatan bagus, terutama bagi music scene di Indonesia.
“Menurutku, Midnight Serenade ini bisa jadi semacam perwakilan bagi anak-anak di luar sana yang memiliki semangat tinggi untuk bermain band. Semoga penampilan kami sebagai sekumpulan pemuda yang suka bermain musik dan berjuang untuk bisa mewujudkan hal itu akan memberikan semangat bagi anak-anak muda di luar sana untuk ngeband lagi.”
Lalu, apakah ke depannya Midnight Serenadeakan hadir sebagai band di dunia nyata?
Devano, Randy, Dul, dan Iqbaal sama-sama mengamini hal tersebut.
“Sangat terbuka kemungkinan untuk Midnight Serenade berlanjut menjadi band asli. Mungkin, saat ini,kami akan tampil secara live di beberapa kota untuk keperluan promosi. Sementara, untuk ke depannya, tentu tergantung kepada jadwal masing-masing, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa Midnight Serenade akan kembali tampil memainkan lagu kami dimasa yang akan datang, bahkan setelah Perayaan Mati Rasa selesai tayang,” pungkas Iqbaal.
Midnight Serenade bisa ditonton sebagai bagian dari perjalanan hidup Ian Antono dalam ‘Perayaan Mati Rasa’ di bioskop mulai 29 Januari 2025.
Movie & TV
Nova Eliza Diganggu Makhluk Gaib di Syuting Rumah Teteh: Story of Helena

FEM Indonesia – Banyak kejadian diluar nalar tatkala aktris Nova Eliza syuting film Rumah Teteh: Story of Helena yang disutradarai Nanang Istiabudi.
Nova selalu diganggu makhluk gaib. Misalnya ketika syuting di danau di sekitar Bandung. “Saya mengalami sesak nafas. Nyaris pingsan. Saya melihat sosok Teteh. Alhamdullilah, selamat,” cerita Nova.
Kejadian aneh lagi dialaminya ketika Nova merias diri. Ia melihat seorang kuncen berdoa dibelakangnya. “Badan saya terasa hangat. Ada tanda silang segitiga di badan dan baru tiga minggu hilang. Entah apa maknanya,” aku Nova.
Pas akhir syuting di hotel, ia juga diganggu hal-hal mistis. “Ada pasir jatuh dan suara memanggil nama saya. Saya cuek saja. Saya terus berdoa dan membaca ayat Kursi,” ungkapnya.
Dituturkanya, sebelum syuting, ia selalu minta izin ke makhluk yang menjaga tempat itu. “Saya jujur mengaku belum minta izin sama Teteh. Saya belum berjumpa Teteh,” lanjutnya.
Usai syuting, Nova melakukan melukat ke Bali. Melukat adalah upacara adat di Bali guna membersihkan diri dari hal-hal buruk dan kotor. “Jujur, saya menjaga jarak dengan pemeran lain. Agar saya bisa masuk ke karakter Helena. Jadi mood saya tetap terjaga,” imbuh Nova lagi.
Rumah Teteh akan tayang 13 Februari 2025, skenarionya ditulis Imam Salimy berdasarkan thread viral, dan novel Brii Story.
Sutradara Nanang Istiabudi sebelumnya pernah berjaya dengan film Kereta Setan Manggarai, Detik Terakhir dan Terowongan Casablanca.
Movie & TV
JUMBO, Film Animasi Anak Bangsa Rilis Trailer dan Poster Siap tayang Lebaran 2025

FEM Indonesia, Jakarta – Visinema Studios resmi merilis trailer dan poster film animasi terbaru mereka, “JUMBO”. Film kartun yang digarap anak bangsa ini dijadwalkan tayang di bioskop pada liburan Lebaran 2025. Film ini juga akan menjadi film animasi Indonesia pertama yang dirilis secara global di 17 negara.
Disutradarai Ryan Adriandhy dan diproduseri oleh Anggia Kharisma dan Novia Puspa Sari, “JUMBO” menghadirkan petualangan penuh imajinasi dengan pesan tentang persahabatan, keberanian, dan kasih sayang.
Film ini diperkuat dengan deretan pengisi suara ternama, Angga Yunanda, Cinta Laura Kiehl, Ariyo Wahab, Ratna Riantiarno, Bunga Citra Lestari, Ariel NOAH dan aktor cilik Prince Poetiray yang diperkenalkan sebagai salah satu tokoh utama.

Chief of Content Officer Visinema Studios sekaligus produser Anggia Kharisma mengungkapkan dalam jumpa persnya di XX1 Plaza Senayan, Jakarta pada Rabu (12/2/2025), film “JUMBO” bukan sekadar film animasi, tetapi juga surat cinta bagi penontonnya.
“Film ini mengajak kita merasakan kembali masa kecil yang penuh imajinasi dan petualangan. Lebih dari sekadar hiburan, ‘JUMBO’ membawa pesan tentang kebersamaan, empati, dan kasih sayang. Tayang di momen Lebaran, film ini menjadi hadiah spesial bagi keluarga Indonesia,” ujarnya.
Sementara itu, Sutradara Ryan Adriandhy menuturkan, film animasi ini dibuat dengan pendekatan yang dekat dengan budaya Indonesia agar bisa dinikmati semua kalangan. “Meski ini film animasi, kami ingin penonton merasa dekat dengan ceritanya. Ada banyak pelajaran yang bisa diambil dari perjalanan Don, baik dari persahabatannya dengan Nurman dan Mae, hingga pertemuannya dengan Meri dan Atta yang memiliki konfliknya sendiri,” jelasnya.

Trailer “JUMBO” yang di rilis resmi memperkenalkan karakter utama, Don (disuarakan oleh Prince Poetiray dan Den Bagus Sasono), seorang anak ceria yang sangat menyayangi buku dongeng peninggalan orang tuanya (disuarakan oleh Ariel NOAH dan Bunga Citra Lestari). Don dibesarkan oleh Oma (Ratna Riantiarno) setelah kedua orang tuanya meninggal.
Petualangan dimulai ketika buku dongeng Don dicuri oleh Atta (M. Adhiyat), yang merasa iri padanya. Dalam upaya mendapatkan kembali buku tersebut, Don bertemu dengan Meri (Quinn Salman), seorang anak dari dunia lain yang sedang mencari orang tuanya (Ariyo Wahab dan Cinta Laura Kiehl). Bersama sahabatnya, Nurman (Yusuf Özkan) dan Mae (Graciella Abigail), Don membantu Meri dalam pencarian tersebut, membawa mereka ke sebuah perjalanan luar biasa yang akan menguji arti persahabatan mereka.
Film “JUMBO” lebih menarik dengan kehadiran lagu “Kumpul Bocah” dari Maliq & D’Essentials sebagai original soundtrack (OST). Lagu yang sudah menjadi bagian dari masa kecil banyak orang ini diaransemen ulang dengan nuansa ceria yang sesuai dengan semangat film.
Widi Puradiredja dari Maliq & D’Essentials mengungkapkan antusiasmenya bisa menyanyikan soundtrack ini. “Kami senang bisa terlibat dalam film ini. ‘Kumpul Bocah’ adalah lagu yang penuh kenangan, dan kami ingin membawakannya dengan energi baru yang selaras dengan petualangan Don dan teman-temannya,” katanya.
Movie & TV
Rilis Trailer dan Poster, ‘Jagal Teluh’, Film Horor Misteri Siap Tayang 27 Februari

FEM Indonesia, Jakarta – Film horor misteri, Jagal Teluh produksi Suhita Zenza Sinema dan Seroja Film Intermedia Majas Pictutes resmi merilis Trailer dan poster pada Senin 10 Februari 2025.
Jagal Teluh yang siap tayang pada 27 Februari sehari sebelum bulan puasa tahun ini, bercerita soal Saida yang mengalami trauma masa kecil dan tumbuh dengan perasaan iri akan kecantikan sepupunya, Mahira.
Hasrat iri tumbuh menjadi balas dendam atas hinaan yang diterpanya sejak kecil hingga remaja. Untuk itulah, Saida bangkit namun malah terjerumus ke dalam praktik ilmu hitam, ritual Teluh.

“Insyaallah, Ramadhan tahun ini membawa keberkahan tersendiri karena banyak pesan kehidupan dalam film ini. Film ini akan mengingatkan kita untuk selalu bersyukur dan jangan pernah melampaui takdir yang sudah digariskan. Ada banyak pembelajaran yang bisa diambil, semoga disukai oleh penonton,” ujar Zain Zalik selaku produser didampingi produser lainnya, Suhita Kusuma Wardhani, di acara perilisan Poster dan trailer di CGV Transmart, Cempala Putih, Jakarta Pusat.
Zain menambahkan, bahwq film ini sangatbmenarik dan premisnya pas untuk ditonton menjelang Ramadhan. “Bisa jadi hiburan ngabuburit bersama keluarga,” ucap Zain.

Sementara artis Selvi Kitty yang memerankan Saidah, mengatakan bahwa Saidah seorang perempuan yang mengalami tekanan batin karena memiliki wajah buruk akibat kejadian masa kecilnya.
“Dengan perjuangan dan ilmu hitam, ia berhasil mengubah penampilannya menjadi cantik rupawan dan mulai menjadi pusat perhatian,” kata Selvi.
-
NASIONAL5 days ago
SUPIAN SURI Terpilih jadi Tokoh Inspiratif di HPN PWI Kota Depok 2025
-
NASIONAL7 days ago
Rayakan HPN 2025, PWI Depok Gelar Pasar Pangan Murah & Pemeriksaan Kesehatan Gratis, ini Jadualnya!
-
NASIONAL2 days ago
AFKN dan HIMSANI AFKN Gelar Seminar Nasional Strategi Konten Kreator Era Digital di Ponpes Nuu Waar
-
NASIONAL4 days ago
Menkomdigi Pastikan Presiden Prancis Emmanuel Macron Bakal Kunjungi Indonesia