Connect with us

Movie & TV

WeTV Original “Harus Kawin”, Pengalaman Kevin Julio & Haico Van Der Veken cari Jodoh di Pulau Kelinci

Published

on

FEM Indonesia – Setelah banyak ditunggu penggemar, WeTV Original Harus Kawin akan segera tayang di platform Streaming Over the Top (OTT) WeTV. Untuk merayakannya digelar acara pre-screening episode 1 WeTV Original Harus Kawin yang berlangsung di CGV fX Sudirman Jakarta pada Rabu, 20 Desember 2023. 

Event ini memberikan kesempatan bagi penggemar yang beruntung untuk menyaksikan episode perdana dari serial ini sebelum ditayangkan secara luas di WeTV.

Acara tersebut turut dihadiri seluruh pemeran utama, Kevin Julio, Haico Van Der Veken, Junior Roberts, Angela Gilsha, Fatih Unru, Gabriela Eka Putri hingga Bara Valentino. Para Pemain berbagi pengalaman dan persiapannya untuk memerankan karakter-karakter yang kompleks dalam serial ini. 

Vemmy Sagita, Creator & Director WeTV Original Harus Kawin, mengungkapkan bahwa Proses syuting penuh keseruan. Dengan latar Pulau Kelinci sebagai setting utamanya di pulau Bali sebagai lokasi syuting.

“Keindahan alam dan budaya Bali diharapkan dapat memperkaya cerita dan memberikan nuansa yang lebih mendalam bagi penonton. Proses produksi ini menjadi salah satu bagian penting dalam memastikan kualitas visual dan narasi cerita yang menarik,” ujar Vemmy Sagita.

Sementara Lesley Simpson, Country Head WeTV Indonesia, menyampaikan bahea WeTV akan terus berkomitmen untuk menyajikan konten terbaik pada tahun 2024 mendatang sembari memberikan kesempatan luas kepada kreator lokal untuk berinovasi dan berproduksi. 

“Kami juga mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung dan menghargai karya-karya asli WeTV dengan tidak menonton konten dalam bentuk bajakan, sebab hal tersebut dapat berdampak negatif pada kreator lokal,” jelas Lesley.

Selain itu, Lili Sunawati, Producer SinemArt mengatakan, Sinemart berkomitmen untuk menghasilkan konten berkualitas tinggi dengan bekerja sama bersama kreator-kreator berbakat yang telah membuktikan kapabilitas mereka dalam menciptakan sinetron dan series populer, salah satunya Vemmy Sagita.

Yang menarik dari serial WeTV Original ini ketika sejumlah persoalan serius dikemas dalam drama komedi yang segar dan menghibur. Karakter para tokohnya pun beragam dan masing-masing memiliki kekuatan tersendiri. Seperti tokoh Michael yang diperankan Kevin Julio menjadi karakter cowok yang melambai. Kevin merasa ini sebuah tantangan baru dalam akting yang belum pernah dilakoninya dan sudah lama diinginkan.

“Tantangan buat aku sih jadi cowok melambai. Lumayan susah sih sebenernya ada beberapa melakukan riset juga. Tapi emang aku mau coba karakter ini karena belum pernah,” ucap Kevin.

WeTV Original Harus Kawin ditulis dan disutradarai oleh Vemmy Sagita mengisahkan lima sahabat yang terjebak dalam situasi dan tekanan keluarga untuk segera menikah. Kelima sahabat ini memutuskan untuk mengunjungi Pulau Kelinci, sebuah tempat yang dijuluki “surganya para pencari jodoh,” dengan harapan menemukan pasangan hidup.

Namun, perjalanan mereka tidak semulus yang diharapkan ketika benih-benih cinta di antara kelima sahabat ini mulai terbuka satu per satu. Penasaran?

Movie & TV

Film ‘Banyak Anak Banyak Rejeki’, Potret Problematika Keluarga Penggali Kubur

Published

on

FEM Indonesia, Jakarta — Film terbaru berjudul Banyak Anak Banyak Rejeki menghadirkan kisah penuh makna tentang kehidupan keluarga kecil di pinggiran Jakarta. Film ini mengangkat realitas pahit kehidupan Babeh Rojali atau Bang Jali, seorang penggali kubur yang hidup dalam kemiskinan bersama istri dan ketiga anaknya.

Sejak muda, Bang Jali menekuni profesi sebagai penggali kuburan. Namun di usia senja, hidupnya justru semakin sulit. Bersama istrinya, Siti Juleha, dan ketiga anak mereka Hendrik, Ari, dan Laila Bang Jali berjuang bertahan hidup di rumah kecil yang sangat sederhana.

Dengan penuh keyakinan, mereka memegang prinsip hidup “Banyak Anak Banyak Rejeki”. Namun tanpa mereka sadari, kalimat tersebut memiliki kelanjutan, yakni: “Banyak Anak Banyak Rejeki, Yang Harus Dicari.” Justru di situlah muncul berbagai persoalan pelik dalam kehidupan mereka.

Konflik bertambah dengan kehadiran Abdul, adik kandung Bang Jali, yang hidup menumpang dan sering kali membuat onar. Suatu malam yang penuh hujan deras, hidup Bang Jali berubah drastis ketika tanpa sengaja ia menemukan bongkahan emas besar saat sedang menggali makam.

25 Tahun Kemudian, Kaya Raya Tak Menjamin Bahagia

Sejak malam itu, kehidupan keluarga Bang Jali berubah total. Mereka hidup bergelimang harta di rumah mewah. Namun, di balik kemewahan itu, masalah demi masalah justru terus bermunculan.

Ketiga anaknya tumbuh dengan gaya hidup berbeda. Hendrik, anak sulung, senang berpesta dengan teman-temannya. Ari, anak kedua, tampak lebih kalem namun menyimpan keinginan tersembunyi untuk mengikuti jejak kakaknya, meski canggung berinteraksi dengan wanita. Laila, si bungsu, tumbuh menjadi gadis manja, keras kepala, dan hobi mengoleksi perhiasan dan kucing hias.

Rumah mewah Bang Jali justru menjadi sarang berbagai persoalan. Abdul tetap hidup menumpang, kini dengan gaya hidup lebih tinggi. Kehadiran Siska, asisten rumah tangga cantik yang digoda oleh Amir si sopir, menambah dinamika tersendiri. Bahkan Anton, asisten pribadi Nyak Siti Juleha yang kemayu, curiga Bang Jali mulai memiliki wanita idaman lain.

Tak ketinggalan, ada Chef Madun, juru masak keluarga yang sering membuat kekacauan dengan ulahnya. Dua satpam rumah, Ableh dan Udel, juga kerap menambah keributan dengan tingkah jenaka mereka.

Kini, di sisa hidupnya, Bang Jali menyimpan kerinduan akan kebahagiaan sejati. Ia mendambakan hadirnya seorang cucu dari Hendrik sebagai penerus dan pewaris hartanya. Namun, benarkah kekayaan mampu mendatangkan kebahagiaan sejati?

Jawabannya bisa ditemukan dalam film Banyak Anak Banyak Rejeki, garapan sutradara Tyas Asko, dengan bintang utama Opie Kumis dan Hj. Elvy Sukaesih. Skenario ditulis oleh Kaka Endi, diproduseri Fadli Fuad, dan diproduksi oleh Black White Pictures. Film ini dijadwalkan tayang pada tahun 2025 ini.

Continue Reading

Movie & TV

Film Assalamualaikum Baitullah, Perjalanan Sunyi Michelle Ziudith Menuju Ikhlas

Published

on

FEM Indonesia – Film drama religi “Assalamualaikum Baitullah” besutan VMS Studio resmi memperkenalkan poster dan trailer perdananya dalam acara peluncuran yang syahdu di Anjungan Sarinah, Jakarta. 

Dengan rencana rilis di bioskop pada 17 Juli 2025, film ini langsung mencuri perhatian publik lewat narasi emosional dan pendekatan visual yang lembut namun menggugah. Mengadaptasi novel laris karya Asma Nadia, film ini berkisah tentang Amira, perempuan yang hatinya hancur akibat pengkhianatan, kehilangan, dan rasa kecewa yang menyesakkan. 

Dalam keterpurukannya, Amira memilih untuk berhaji, bukan hanya sebagai ritual keagamaan, tetapi juga sebagai jalan pulang bagi jiwanya yang retak. Michelle Ziudith memerankan karakter ini dengan intensitas yang penuh penjiwaan.

Kehadiran lagu original soundtrack “Jalan Cinta” yang dinyanyikan Fadhilah Intan menambah kekuatan emosional film ini sejak awal promosi. Dibawakan secara langsung di acara peluncuran, lagu ini menjadi pelengkap sempurna bagi trailer yang menunjukkan transisi Amira dari patah menjadi pasrah, dari terluka menjadi ikhlas. Musik dan gambar menyatu dalam nuansa spiritual yang menyejukkan.

Sutradara Hadrah Daeng Ratu menjanjikan pengalaman sinematik yang tidak sekadar mengaduk emosi, melainkan menyentuh relung terdalam jiwa. Ia menyoroti kekuatan cerita dalam diam, dalam cara Amira menangis tanpa suara dan berdamai tanpa banyak kata. Pendekatan ini menjadi kekuatan film yang membuatnya berbeda di tengah banjir drama keagamaan yang sering berlebihan.

Bagi Tony Ramesh, film ini lebih dari sekadar proyek produksi. Ia menyebut “Assalamualaikum Baitullah” sebagai bagian dari perjalanan pribadinya. “Cerita ini lahir dari keresahan dan kepercayaan bahwa setiap luka ada penawarnya, dan setiap keikhlasan adalah jalan menuju keutuhan,” ujar Tony yang mengaku banyak berkontemplasi saat mengembangkan film ini.

Tak hanya Michelle, film ini juga dibintangi Arbani Yasiz, Tissa Biani, Miqdad Addausy, hingga Maudy Koesnaedi yang tampil sebagai pilar emosi dalam kisah yang kompleks namun membumi. Poster resmi menampilkan Amira di antara dua sosok penting yang mempengaruhi hidupnya: Barra dan Amel. Latar Ka’bah memperkuat pesan spiritual yang menjadi fondasi film ini.

Tata cahaya keemasan dan komposisi visual yang syarat makna menciptakan kesan haru sekaligus agung. Ini bukan film tentang agama secara verbal, tetapi tentang pencarian, tentang jatuh dan bangkit, dan tentang cinta yang tetap tumbuh bahkan setelah semua hancur. Sebuah drama reflektif yang menyasar kalbu penonton.

Continue Reading

Movie & TV

“Jodoh 3 Bujang”, Fenomena Nikah Kembar Diangkat ke Layar Lebar

Published

on

FEM Indonesia, Jakarta — Tradisi pernikahan kembar yang menjadi salah satu budaya unik masyarakat Bugis-Makassar kini hadir di layar lebar lewat film komedi romantis berjudul Jodoh 3 Bujang. Film garapan sutradara Arfan Sabran ini terinspirasi dari kisah nyata tiga bujang bersaudara yang diminta orang tua mereka untuk menikah secara bersamaan demi menghemat biaya sesuai adat setempat.

Tradisi nikah kembar memang kerap dilakukan sebagai solusi untuk menyiasati tingginya biaya pernikahan, khususnya biaya uang panai, yang menjadi salah satu syarat adat Bugis-Makassar. Lewat film ini, Arfan Sabran mencoba mengangkat kisah tersebut dengan sentuhan komedi, sekaligus menyampaikan kritik sosial terkait pergeseran makna uang panai di era modern.

“Di era flexing ini, uang panai kini bergeser maknanya. Nikah kembarmenjadi solusi tekanan ekonomi yang ada di Makassar. Semoga hasilnya bisa memuaskan semua penonton dan menjadi kekayaan dari film nasional,” ujar Arfan Sabran, yang juga menulis skenario bersama Erwin Wu dan Alwi Shihab.

Jodoh 3 Bujang bercerita tentang Fadly (Jourdy Pranata), Kifly (Christoffer Nelwan), dan Ahmad (Rey Bong), tiga bujang bersaudara yang menghadapi dilema besar saat rencana nikah kembar mereka terancam batal. Calon Fadly tiba-tiba dijodohkan dengan pria lain yang lebih mapan, membuat Fadly harus mencari jodoh pengganti dalam waktu singkat.

Menariknya, film ini lahir dari ide dokumenter yang dipresentasikan di forum Akatara pada 2019. Karakter Fadly, Kifly, dan Ahmad memang nyata adanya, dan sosok asli mereka akan muncul di bagian akhir film.

Produser Jodoh 3 Bujang, Chand Parwez Servia, menyatakan bahwa kisah ini memiliki muatan esensial tentang perjodohan, kehormatan keluarga, serta esensi memilih jodoh seumur hidup.

“Ini adalah kisah nyata yang mengusik saya sejak 2019. Bukan hanya soal nikah kembar yang menarik, tapi juga bagaimana perjodohan dipertaruhkan demi nama baik keluarga,” ungkap Chand Parwez.

Film Jodoh 3 Bujang merupakan hasil kolaborasi Starvision dan Rhaya Flicks. Starvision sendiri dikenal sebagai rumah produksi sukses di Indonesia, dengan sederet film populer seperti Get MarriedCek Toko Sebelah, hingga Dua Garis Biru.

Jodoh 3 Bujang dijadwalkan tayang di bioskop mulai 26 Juni 2025. 

Continue Reading
Advertisement
Advertisement

Trending